Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِاللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
الرّحمٰنِ الرّحيمِ
مالكِ يومِ الدّينِ
إيّاكَ نعْبدُ وإيّاك نستعِينُ
اهـدِنَا الصّرٰطَ المستقِيمَ
Insyaa' Allah hari ini kita mulai membahas ayat ke-6, kata ke-1 dari surat Al-Fatihah. Tapi sebelumnya kita ralat dulu sedikit infomarsi dhamir Nahnu yang kemaren.
2. Nahnu (نَحْنُ) = kami atau kita baik laki2 maupun perempuan - dua atau lebih. Nahnu adalah Dhamir Rafa' (subjek) yang ditulis terpisah, kalau menyatu dengan kata lain maka ditulis dengan na- (نَــ). Sebagsi objek (dhamir nashab) selalu ditulis menyatu dengan kata lain, yaitu -na (ــنَا).
Kemaren sudah kita bahas dua pola, kombinasi atau form atau bab dari kata fi'il. Bab ke-1 adalah fa'ala - yaf'ulu (فَعَلَ - يَفْعُلُ) untuk fi'il madhi dan fi'il mudhari' dan kita bahas pada kata na'budu yang mempunyai pola sama dengan pola bab ke-1 ini. Kemudian kita juga membahas pola fi'il madhi mazid dengan tambahan/sisipan 3-huruf ista (إست) dengan pola atau bab ajuf wawi (istital pesantren) dan perubahannya menjadi fi'il mudhari' mazid dengan dhamir rafa' nahnu pada kata nasta'iinu.
Insyaa Allah pada kata pertama ayat ke-6 ini yaitu kata ihdinaa (اهـدِنَا) = tunjukan atau tunjukilah kami, kita akan mempelajari fi'il amar (kata kerja perintah) pada pola kombinasi fi'il 3-huruf (tsulatsi) dengan salah satu huruf nya menggunakan huruf 'illat (penyakit) yaitu huruf yaa' (ـي) di akhir kata.
Sebelumnya kita bahas dulu pola, kombinasi atau bab ke-2 yaitu fa'ala - yaf'ilu (فَعَلَ - يَفْعِلُ) untuk fi'il madhi dan fi'il mudhari'. Sedangkan wazan atau rumus untuk fi'il amar-nya (berdasarkan wazan fi'il mudhari' yaf'ilu) adalah "mengganti kata ya- (يَـ) dengan huruf alif (ا) dan menggati harakat huruf ke-3 dengan sukun (ـلْ)", dengan demikian menjadi if'il (افْعِلْ).
Kata ihdinaa (اهـدِنَا) terdiri dari fi'il amar ihdi- (ِاهـد) = tunjukan atau tunjukilah dan dhamir nashab -naa (نَا) = kami.
Akar kata ihdina atau fi'il madhi-nya adalah hadaya (هـَدَىَ) = (dia laki2 telah) menunjukan atau memberi petunjuk, sedankan fi'il mudhari'-nya adalah yahdii (يَهـْدِى) = dia (laki2 sedang, akan dan senantiasa) memberi petunjuk. Wazan atau rumus untuk fi'il amar dari akar kata 3-huruf fi'il madhi pada kata hadaya - yahdii adalah sama dengan pola atau Bab ke-2 seperti yang kita terangkan di atas. Tetapi karena ada huruf 'illat yaa' pada posisi huruf ke-3 maka huruf 'illat yaa' hilang (naaqish yai). Dengan demikian fi'il amar yahdii ( يَهـْدِى) menjadi ihdi (اهـْدِِ).
Jadi kata ihdinaa (اهـدِنَا) terdiri dari:
Pertama, fi'il amar ihdi- (اهـدِ) = (engkau laki2) tunjukilah atau tunjukan.
Kedua, dhamir nashab muttashil -naa (نَا) = kami, yang nyambung dengan fi'il amar ihdi- (اهـدِ) diatas.
Kata ihdinaa hanya terdapat sebanyak 2 kali, tetapi akar kata hadaya (هـدى) terdapat sebanyak 316 kali di dalam Al Qur'an.
1.0. indek = Q001006001
1.1. no surat = 1
1.2. no ayat = 6
1.3. no kalimat = 1
2.0. Qur'anic = ٱهْدِنَا
2.1. Tarjamah = tunjukan/tunjukilah kami
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan3 =
5.0. Akhiran1 = نَا
5.1. Tarjamah = kami
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = هَدَى
6.1. Tarjamah = memberi petunjuk
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = هـَدَيَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) memberi petunjuk
7.2. Jenis kalimat = فعل
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bishshawab.
--
Wassalam,
Aba Abdirrahim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar