Selasa, 31 Mei 2016

Q002012006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "laa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيل لهُم لا تفسدُوا فى الأرص قالُوا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم همُ الْمفسدُون ولٰكن لّا يشعرُون (QS 2:12)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون
- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata laa (لَّا) = tidak.

Sebelumnya sudah kita bahas tentang kata atau huruf laa (لا). Huruf laa (لا) bisa masuk pada kata kerja atau fi'il dan juga masuk pada kata benda atau sifat atau isim. 

Kata atau huruf laa (لا) masuk pada kata fi'il terdiri dari:
- Laa nahiyah (لا) = jangan, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah). Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.
- Laa nafiyah (لا) = tidak, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak atau belum). Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.

Adapun huruf laa (لا) yang masuk kepada kata isim terdiri dari:
- Laa athaf (لا) = bukan, yaitu huruf nafiyah yang menafikan hukum dari ma'thuf yaitu kata setelah huruf laa athaf.
- Laa nafiyah lil jinsi (لا) = tidak ada, yaitu huruf laa (لا) yang merupakan saudaranya huruf inna (إنّ). Huruf laa nafiyah lil jinsi masuk ke mubtada' dan khabar dan beramal seperti amalnya inna dengan syarat isimnya nakirah dan bertemu langsung serta khabar dinafikan dari jenis isimnya. 
- Huruf laa nafiyah (لا) = bukan, yaitu huruf laa (لا) yang beramal seperti Laisa (ليس). Masuk ke mubtada' dan khabar, beramal seperti amalnya Laisa dengan syarat mubtada' dan khabar nakirah dan dengan syarat penafiannya tidak dibatalkan oleh huruf illa (إلّا) yang dimasukkan sebelum khabar.
- Huruf laa nafiyah zaidah atau tambahan (لا) = bukan, yaitu huruf laa (لا) yang apabila masuk ke isim ma'rifah atau apabila dimasuki huruf jar. Pada dua keadaan ini maka huruf laa (لا) tidak berpengaruh kepada i'rab isim setelahnya. 

Jadi kata atau huruf laa (لا) pada ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini adalah huruf laa nafiyah, yang maduk pada kata kerja, yaitu huruf laa yang tidak menjazmkan fi'il mudhari' setelahnya. Huruf laa (لا) ini juga membedakan makna kata sebelum huruf istidrak laakin (لٰكن) sebelumnya. Kata atau huruf laa (لا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 812 kali.


1.0. indek = Q002012006
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 6
2.0. Qur'anic = لَّا
2.1. Tarjamah = tidak
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
‎ء5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = لا
6.1. Tarjamah = tidak
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Senin, 30 Mei 2016

Q002012005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "walaakin")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيل لهُم لا تفسدُوا فو الأرض قالُوٓا إنّما نحن مسلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم همُ المفسدُون ولٰكن لّا يثعرُون (QS 2:12)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون
- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata walaakin (وَلَٰكِنْ) = (dan) akan tetapi.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf inna (إِنَّ) dan saudara-saudaranya adalah huruf nashab, yaitu huruf yang memfathahkan mubtada atau fa'il yang tadinya isim marfu' (i'rab rafa' dengan ciri dhammah) sementara khabarnya tetap marfu'. Isim mubtada yang telah berubah menjadi nashab disebut isim inna sedangkan khabarnya disebut khabar inna. Sehingga huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya disebut juga 'amil (yang memerintah atau faktor) yang merusak (nawasikh)  i'rab, disebut juga sebagai 'amil nawasikh.

Huruf nashab ada beberapa sebagai berikut:
- Inna (إِنَّ) = sesungguhnya, selalu di awal kalimat
- Anna (أَنَّ) = sesungguhnya, hanya boleh di tengah kalimat
- Lakinna (لَكِنَّ) = akan tetapi, selalu di tengah kalimat
- Kaanna (كَأَنَّ) = seperti
- Laita (لَيْتَ) = andai
- La'alla (لَعَلَّ) = supaya atau semoga

Kata lakinna (لكنّ) = tapi atau akan tetapi, mempunyai makna istidrak dimana kata yang ada setelah Lakin berbeda dengan maksud kata yang ada sebelum Lakin. Berdasarkan kaidah sama'i (yang didengar dari bacaan orang Arab) maka huruf lam (ل) pada kata lakinna (لكنّ) dibaca panjang (لٰ) sehingga di dalam Al-Qur'an dijumpai kata laa kinna (لٰكنّ) atau laakin (لٰكن), semuanya mempunyai arti yang sama.

Sebelumnya sudah kita bahas beberapa jenis huruf waw (وَ). Seperti waw athaf (وَ) = dan, yaitu huruf yang berfungsi menyambung kata sebelumnya (mauthuf ilaihi) dan sesudahnya (mauthuf), dimana i'rab mauthuf mengikuti i'rab mauthuf ilaihi. Juga sudah kita bahas waw ibtidaiyah (permulaan) yang tidak mempunyai arti dan tidak menemtukan i'rab kata sesudahnya. Kemudian waw isti'nafiyah yang tidak mempunyai arti dan tidak mempunyai fungsi, bisa diawal atau ditengah kalimat.

Disamping itu, ada juga Huruf waw zaidah (وَ) adalah huruf yang tidak mempunyai arti tertentu, melainkan hanya sebagai tambahan saja. Huruf waw zaidah baik dipergunakan atau tidak, tidak akan menimbulkan perubahan arti dan i'rab. Waw zaidah dapat terletak di depan ism, fi'il, dan huruf dan juga terletak sesudah illa sebagai penguat hukum.

Jadi kata walaakin (ولٰكن) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Huruf waw (وَ) zaidah, yaitu huruf waw yang merupakan tambahan, tidak mempunyai arti dan tidak mempunyai fungsi.
- Huruf istidrak laakin (لٰكن), yaitu huruf yang menjadikan makna kata setelahnya berbeda dengan makna kata sebelumnya.

Kata atau huruf walaakin (ولٰكن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 123 kali, sedangkan asal kata laakin (لٰكن) terdapat sebanyak 176 kali.


1.0. indek = Q002012005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = وَلَٰكِنْ
2.1. Tarjamah = akan tetapi
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
‎ء5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = لَكِن
6.1. Tarjamah = akan tetapi, tetapi
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Minggu, 29 Mei 2016

Q002012004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "al-mufsiduuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فو الأرضِ قالُوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم همُ الْمفسدُون ولٰكن لا يشعرُون (QS 2:12)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون
- ولٰكن لا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata al-mufsiduuna (الْمُفْسِدُوْنَ) = orang-orang (jamak mudzakkar) yang membuat kerusakan (perusak).

Sebelumnya sudah kita bahas kata kerja ke-4 (dari 14) yaitu wazan fi'il mazid shahih (DS1) a'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ). Tashrif istilahiyah untuk isim faa'il kata kerja ke-4 (DS1) ini mengikuti wazan muf'ilun (مُفْعِلٌ). 

Kata kerja ke-4 (DS1) dari mauzun fasada (فسد) adalah afsada (أفْسَدَ) untuk fi'il madhi - yufsidu (يُفْسِدُ) untuk fi'il mudhari' - afsid (أَفْسِدْ) untuk fi'il amar - mufsidun (مُفْسِدٌ) untuk isim faa'il mufrad - mufsiduuna (َمُفْسِدُوْن) untuk isim faa'il jamak mudzakkarnya.

Jadi kata al-mufsiduuna (المفسدون) terdiri dari tiga bagian kata berikut:
- Huruf ma'rifat alif lam (ال) = yang, yaitu huruf yang menjelaskan kata isim mufsidun (مفسدٌ) menjadi tertentu (ma'rifat).
- Kata kerja mufsidun (مفسدٌ) = dia laki2 tunggal perusak (orang yang melakukan kerusakan), yaitu isim faa'il mufrad dari kata kerja ke-4 atau fi'il mazid shahih (DS1) a'f'sada (أَفْسَدَ) - yuf'sidu (يُفْسِدُ) - af'sid (أَفْسِدْ).
- Kata atau isim jamak mudzakkar al-waw (ونَ) = orang-orang (jamak mudzakkar), yaitu faa'il jamak mudzakkar mufsiduun (مفسدُون) dari faa'il mufrad mufsidun (مفسدٌ).

Jadi kata isim faa'il jamak mudzakkar ma'rifat al-mufsiduuna (المفسدُون) ini berkedudukan atau menempati posisi rafa' sebagai khabar (prediket) dari mubtada (subjek) dhamir munfashil humu (هُمُ). Kalimat ke-2 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini merupakan jumlah ismiyah isim-isim. Jumlah ismiyah yang dimulai dengan kata humu (هُمُ) ini merupakan khabar inna dari huruf nashab inna (إنّ) pada kalimat sebelumnya. 

Kata isim faa'il jamak mudzakkar ma'rifat al-mufsiduuna (الْمفسدُون) di dalam Al-Qur'an terdapat satu kali, sedangkan asal kata mufsidun (مفسدٌ) terdapat sebanyak 21 kali dan akar kata fasada (فسد) terdapat  sebanyak 50 kali.


1.0. indek = Q002012004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = المفسدُون
2.1. Tarjamah = orang-orang (jamak mudzakkar) yang melakukan kerusakan (perusak)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = yang
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وْنَ
5.1. Tarjamah = jamak mudzakkar
5.2. Jenis kalimat = إسم
‎ء5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مُفْسِد
6.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal perusak (orang yang melakukan kerusakan)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = فَسَدَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah merusak (membuat kerusakan)
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Sabtu, 28 Mei 2016

Q002012003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "humu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالُوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم هُم المفسدُون ولكن لا يثعرُون (QS 2:12)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون


- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata humu (هُمُ) = mereka (laki2 jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:

1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

Dhamir Munfashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُوَ - huwa
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هِيَ - hiya
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
- Kalian (2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
- Kamu (seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
- Kalian (2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang اَنَا - ana
- Kami نَحْنُ – nahnu

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang betbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هَ - ha
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang نِى - ni
- Kami نَا – na

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).

Kata isim dhamir munfashil humu (هُمُ) adalah mabni, yaitu tidak berubah harakat huruf terakhirnya pada posisi manapun dalam kalimat. Harakat mim (م) pada kata dhamir humu (هُمُ) ini dibaca dhammah karena kaedah tajwid - bukan karena i'rab (begitu juga dengan dhamir him - هِم). 

Jadi kata dhamir humu (هُمُ) berasal dari dhamir hum (هُمْ) dengan arti yang sama untuk orang ketiga jamak laki2 (mereka). Kata dhamir munfashil humu (هُم) ini kedudukan atau menempati posisi rafa' sebagai mubtada (subjek) dari jumlah ismiyah isim-isim pada kalimat kedua ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini. 

Jumlah ismiyah isim-isim yang dimulai dengan kata humu (هُمُ) ini merupakan khabar inna dari huruf nashab inna (إنّ) pada kalimat sebelumnya. Kata dhamir munfashil humu (هُمُ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 80 kali, sedangkan dhamir munfashil hum (هُم) terdapat sebanyak 180 kali dan dhamir munfashil him (هِم) terdapat satu kali saja.


1.0. indek = Q002012003
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 3
2.0. Qur'anic = هُمُ
2.1. Tarjamah = mereka laki2 jamak
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = هُم
6.1. Tarjamah = mereka laki2 jamak
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 27 Mei 2016

Q002012002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "innahum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم هُم المفسدُون ولكين لا يشعرُون  (QS 2:12)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون


- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata innahum (إِنَّهُمْ) = sesungguhnya mereka.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf inna (إِنَّ) dan saudara-saudaranya adalah huruf nashab, yaitu huruf yang memfathahkan mubtada atau fa'il yang tadinya isim marfu' (i'rab rafa' dengan ciri dhammah) sementara khabarnya tetap marfu'. Isim mubtada yang telah berubah menjadi nashab disebut isim inna sedangkan khabarnya disebut khabar inna. Sehingga huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya disebut juga 'amil (yang memerintah atau faktor) yang merusak (nawasikh)  i'rab, disebut juga sebagai 'amil nawasikh.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:

1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

Dhamir Munfashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُوَ - huwa
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هِيَ - hiya
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
- Kalian (2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
- Kamu (seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
- Kalian (2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang اَنَا - ana
- Kami نَحْنُ – nahnu

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang betbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هَ - ha
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang نِى - ni
- Kami نَا – na

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).

Jadi kata innahum (إنّهُم) = sesungguhnya mereka, terdiri dari dua bagian sebagai berukut:
- Huruf nashab inna (إنّ) = sesungguhnya, yang menashabkan (fathah) kata sesudahnya.
- Isim dhamir muttashil hum (هُم) = mereka, yaitu dhamir muttashil yang menempati posisi isim nashab atau isim inna (mubtada). Tetapi karena dhamir adalah mabni maka i'rab (harakat huruf terakhirnya) tidak berubah. 

Kata innahuum (إنّهُم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 174 kali.


1.0. indek = Q002012002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = إِنَّهُمْ
2.1. Tarjamah = sesungguhnya mereka (jamak laki2) 
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هُم
5.1. Tarjamah = mereka (jamak laki2)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إنّ
6.1. Tarjamah = sesungguhnya
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Kamis, 26 Mei 2016

Q002012001 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "alaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم هُم المفسدُون ولكين لا يشعرُون  (QS 2:12)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون


- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata pertama dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata alaa (أَلَآ) = ingatlah.

Kata alaa (ألا) adalah huruf tanbih pengingat, juga disebut huruf ibtida' (awal kalimat) atau huruf istiftah (pembuka) yang tidak mempengaruhi i'rab kata setelahnya.

Kata alaa (أَلَآ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 99 kali.


1.0. indek = Q002012001
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 1
2.0. Qur'anic = أَلَآ
2.1. Tarjamah = ingatlah
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = أَلَا
6.1. Tarjamah = ingatlah
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Rabu, 25 Mei 2016

Q002011011 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "mushlihuun")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata terakhir dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata mushlihuuna (مُصْلِحُونَ) = orang-orang yang melakukan perbaikan.

Kata mushlihuun (مصلحُون) adalah jamak dari kata mushlihun (مصلحٌ) = dia yang melakukan perbaikan. Kata mushlihun (مصلحٌ) adalah isim faa'il shifat musyabahah dari wazan DS1 untuk kata fi'il madhi ashlaha (أَصْلَحَ) = dia laki2 telah melakukan perbaikan, dan fi'il mudhari' yushlihu (يُصْلِحُ) = dia laki2 sedang, akan dan senantiasa melakukan perbaikan, yang berasal dari wazan fi'il mujarrad shahih AS8 untuk kata shalaha (صَلَحَ) = dia laki2 telah berbuat baik, yashluhu (يَصْلُحُ) = dia laki2 sedang, akan dan senantiasa berbuat baik.

Sebagai pengingat bahwa sebelumnya sudah kita bahas contoh wazan dasar ke-1 dari 14 yaitu dengan indek A yang tidak kemasukan (mengandung) huruf 'illat atau hamzah yaitu indek S atau syahih atau salim (ke-1 dari 7 kemungkinan) dengan tashrif istilahiyahnya, yaitu sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)

Khusus untuk wazan fi'il mujarrad shahih ini, ada 2 wazan lagi yang fi'il mudhari' dan fi'il amarnya ada dua untuk masing2 fi'il madhi, sebagai berikut:
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas wazan fi'il mazid shahih ke-4 (dari 14) yaitu wazan dasar fi'il mazid shahih dengan indek DS1 = a'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ). 

Kata mushlihuun (مصلحُن) pada kalimat terakhir dari ayat ke-11 ini merupakan khabar atau isim marfu' dari kata mubtada nahnu (نحن) sebelumnya. Kalimat terakhir dari ayat ke-11 ini merupakan mafhul bih (objek) dari kata qaaluu (قالُوا) pada kalimat sebelumnya. Kalimat ke-3 dan ke-4 (terakhir) merupakan syarat jawab atau jawaban dari syarat fi'il syarat pada kalimat sebelumnya yg dimulai dengan kata qiila (قيلَ). Kalimat2 fi'il syarat dan jawab syarat ini merupakan bagian dari kata adat syarat idzaa (إذَا) yang berhubungan dengan zharaf zaman (keterangan waktu.

Kata mushlihuuna (مصلحُون) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan akar kata shalaha (صلح) terdapat sebanyak 180 kali.

Jadi arti lengkap dari ayat ke-11 ini adalah sebagai berikut:
- Ketika atau apabila dikatakan kepada mereka: (وإذا قيلَ لهُم)
- "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!".  (لا تفسدُوا فى الْأرضِ)
- Mereka menjawab: (قالُوٓا)
- "Sesungguhnya kami hanya orang-orang yang mengadakan perbaikan". (إنّما نحن مصلحُون)


1.0. indek = Q002011011
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 11
2.0. Qur'anic = مُصْلِحُونَ
2.1. Tarjamah = orang-orang yang berbuat atau melakukan perbaikan atau pembaharuan
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = ونَ
5.1. Tarjamah = jamak mudzakkar
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مُصْلِح
6.1. Tarjamah = perbaikan, pembaharuan (mufrad)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = صَلَحَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah berbuat baik
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Selasa, 24 Mei 2016

Q002011010 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "nahnu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-10 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata nahnu (نَحْنُ) = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:

1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
a. Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il. 
b. Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
a. Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: 
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad). 

Jadi kata nahnu (نحن) adalah isim dhamir munfashil rafa' sebagai faa'il. Dhamir munfashil ini seharusnya menempati posisi nashab karena huruf nashab inna (إنّ) sebelumnya (awal kalimat), tetapi karena huruf maa (ما) kaffah atau karena huruf kaffah makfufah innamaa (إنّما) yang menolak amal inna (إنّ), maka  dhamir nahnu (نحن) pada ayat ke-11 ini tetap menempati posisi rafa'. Kata nahnu (نحن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak  86 kali.

1.0. indek = Q002011010
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 10
2.0. Qur'anic = نَحْنُ
2.1. Tarjamah = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = نحن
6.1. Tarjamah = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Senin, 23 Mei 2016

Q002011009 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "innamaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-9 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata innamaa (إِنَّمَا) = sesungguhnya (hanya).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf inna (إِنَّ) dan saudara-saudaranya adalah huruf nashab, yaitu huruf yang memfathahkan mubtada atau fa'il yang tadinya isim marfu' (i'rab rafa' dengan ciri dhammah) sementara khabarnya tetap marfu'. Isim mubtada yang telah berubah menjadi nashab disebut isim inna sedangkan khabarnya disebut khabar inna. Sehingga huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya disebut juga 'amil (yang memerintah atau faktor) yang merusak (nawasikh)  i'rab, disebut juga sebagai 'amil nawasikh.

Huruf nashab ada beberapa sebagai berikut:
- Inna (إِنَّ) = sesungguhnya, selalu di awal kalimat
- Anna (أَنَّ) = sesungguhnya, hanya boleh di tengah kalimat
- Lakinna (لَكِنَّ) = akan tetapi, selalu di tengah kalimat
- Kaanna (كَأَنَّ) = seperti
- Laita (لَيْتَ) = andai
- La'alla (لَعَلَّ) = supaya atau semoga

Bersambungnya atau masuknya huruf kaffah maa (ما) setelah huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya atau huruf nashab, membatalkan (makfufah) pengamalan huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya terhadap isim inna. Tetapi huruf maa (ما) tidak selalu membatalkan, terkadang ada juga (sangat jarang) yang pengamalannya (inna) ditetapkan.

Masuknya huruf kaffah maa (ما) pada huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya mempunyai dua fungsi, sebagai berikut:
- Pencegah atau kaffah, yaitu mencegah pengamalan inna (إنّ) dan saudara-saudaranya. 
- Pemantas atau muhayyiah, yaitu memantaskan huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya bisa masuk pada kalimat jumlah fi'liyah.

Kata innamaa (إنّما) = sesusungguhnya hanya, terdiri dari dua kata atau huruf sebagai berikut:
- Huruf nashab inna (إنّ) = sesungguhnya, adalah salah satu huruf nashab yang merubah i'rab isim mubtada dari marfu' menjadi nashab.
- Huruf kaffah maa (ما) = hanya, yang membatalkan perubahan i'rab mubtada dari marfu' ke nashab, sehingga isim inna kembali marfu'.

Jadi kata innamaa (إنّما) disebut juga huruf kaffah makfufah, yaitu huruf yang menegaskan dan juga membatalkan perubahan i'rab isim innna. Jadi isim inna tetap marfu' bukan nashab. Kata innamaa (إِنَّمَا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 172 kali.

1.0. indek = Q002011009
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 9
2.0. Qur'anic = إِنَّمَا
2.1. Tarjamah = sesungguhnya hanya
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = إنّ
3.1. Tarjamah = sesungguhnya
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ما
6.1. Tarjamah = yang, hanya
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Minggu, 22 Mei 2016

Q002011008 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "qaaluu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-8 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata qaaluu (قَالُوٓا) = (mereka laki2 telah) berkat.

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai wazan kata fi'il mujarrad yang kemasukan satu huruf 'illat baik diawal, ditengah maupun diakhir akar kata. Untuk wazan fi'il mujarrad yang kemasukan satu huruf 'illat ditengah akar kata disebut ajwaf dengan indek AA1 - AA6. Ajwaf ada dua; yang pertama yaitu ajwaf waw, yaitu huruf wazan 'ain fi'il mujarrad kemasukan huruf waw (و); yang kedua yaitu ajwaf yaa, yaitu huruf wazan 'ain fi'il mujarrad kemasukan huruf yaa (ي). Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa kalau huruf 'illat waw (و) atau yaa (ي) pada posisi ajwaf (ditengah akar kata) maka huruf 'illat waw (و) atau yaa (ي) berubah menjadi alif (ا).

Kata qaaluu (قالُوٓا) = mereka laki2 jamak telah berkata, terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Kata qaalu (قالُ) = dia laki2 tunggal telah berkata, yaitu kata kerja fi'il madhi ma'luum (aktif) dari akar kata qaala (قال) dengan wazan AA1 (mujarrad ajwaf waw faala (فال). 
- Kata al-waw jamak (وا) = mereka laki2 jamak, yaitu dhamir muttashil yang menempati posisi rafa atau pelaku (faa'il) terhadap kata kerja qaalu (قالُ).

Sebagaimana sudah kita bahas sebelumnya bahwa subjek dalam bahasa Arab mempunyai alamat atau ciri utama dhammah disebut i'rab rafa'. Perlu diketahui bahwa dalam bahasa Arab, sebuah jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket. Bila fi'il mendahului faa'il maka kata kerja fi'il tetap dalam dalam bentuk mufrad (tunggal) meskipun faa'ilnya mutsanna (dual) ataupun jamak. 

Jadi kata qaaluu (قالُوا) adalah jumlah (kalimat sempurna) fi'liyah dengan dhamir muttashil al-waw jamak (وا) sebagai faa'il atau pelaku (subjek) - rafa atau marfu' dan kata kerja fi'il madhi qaalu (قالُ) sebagai prediket. Jumlah fi'liyah qaaluu (قالُوا) merupakan awal kata dari jawab syarat yang tidak jazam (sukun) terhadap fi'il syarat mulai dari kata qiila (قيلَ) sampai seterusnya yang menempati posisi jarr bil-idhafah.


Kata qaaluu (قالُوا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 332 kali, sedangkan akar kata qaala (قال) terdapat sebanyak 1722 kali.

1.0. indek = Q002011008
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 8
2.0. Qur'anic = قَالُوا
2.1. Tarjamah = mereka laki2 jamak telah berkata
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وا
5.1. Tarjamah = mereka laki2 jamak
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = قَالَ
6.1. Tarjamah = dia laki2 telah berkata
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قَالَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah berkata
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Sabtu, 21 Mei 2016

Q002011007 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "al-ardhi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فرادَهُم اللهُ  مرضًاولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدوا فى الأرضِ  قالوٓا إنّما  نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata al-ardhi (الْأَرْضِ) = bumi.

Kata al-ardhi (الأرضِ) terdiri dari dua bagian, sebagai berikut:
- Kata atau huruf alif lam ma'rifat (ال) yang menunjukkan kepada kata isim tertentu setelahnya. 
- Kata isim alam (nama benda atau sesuatu) ardhi (أرضِ) = bumi, yaitu isim majrur yang i'rabnya menjadi kasrah karena adanya huruf jarr fii (فى) sebelumnya.

Kalimat jarr (فى) dan majrur (الأرضِ) dikaitkan atau muta'alaq dengan kata tufsiduu (تفسدُوا) sebelumnya. Kalimat laa (لا) tufsiduu (تفسدُوا) fii (فى) al-ardhi (الأرضِ) merupakan naibul faa'il (objek) dari kata kerja fi'il majhuul (pasif) qiila (قيلَ) pada kalimat sebelumnya. Kedua kalimat, mulai dari kata qiila (قيلَ) sampai dengan kata al-ardhi (الأرض) merupakan fi'il syarat dari kata adat syarat idzaa (إذَا) yang berhubungan dengan waktu (zharaf zaman) yang pasti terjadi pada awal ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini.

Di dalam Al-Qur'an, huruf al-ardhi (الأرضِ) terdapat sebanyak 444 kali, sedangkan asal kata ardhi (أرض) terdapat sebanyak 461 kali.

1.0. indek = Q002011007
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 7
2.0. Qur'anic = الْأَرْضِ
2.1. Tarjamah = bumi
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال 
3.1. Tarjamah = yang, ini, itu
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = أرض
6.1. Tarjamah = bumi
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 20 Mei 2016

Q002011006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "fii")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata fii (فِى) = di.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf jarr asli ada sembilan (9) dan arti dari masing-masing huruf jarr asli ini adalah sebagai berikut:
1. Min (مِنْ)  = dari
2. Ilaa (إِلىَ ) = ke
3. 'An (عَنْ) = dari, kadang sebagai isim
4. 'Alaa (عَلىَ) = di atas, kadang sebagai isim
5. Fii (فِى) = di, pada (tempat), dalam (waktu)
6. Rubba (رُبَّ) = banyak/sedikit
7. Al-baa (ب) = dengan
8. Al-kaf (ك)  = seperti, kadang sebagai isim
9. Al-laa (ل) = milik/kepunyaan

Jadi kata fii (فى) pada ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini adalah huruf jarr asli. Di dalam Al-Qur'an, huruf fii (فى) terdapat sebanyak 1185 kali.

1.0. indek = Q002011006
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 6
2.0. Qur'anic = فِى
2.1. Tarjamah = di
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = فى
6.1. Tarjamah = di
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Kamis, 19 Mei 2016

Q002011005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "tufsiduu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata tufsiduu (تُفْسِدُوا) = (kalian jamak laki2 sedang, akan dan senantiasa) membuat kerusakan.

Kata tufsiduu (تفسدوا) terdiri dari dua bagian kata berikut:
- Kata kerja tufsidu (تفسد) = kamu laki2 orang ke-2 tunggal atau dia perempuan orang ke-3 tunggal sedang, akan dan senantiasa membuat kerusakan, yaitu fi'il mudhari' dengan faa'il dhamir muttashir anta (أنتَ) dari kata kerja fi'il mazid dengan indek D = a'f'sada (أَفْسَدَ) - yuf'sidu (يُفْسِدُ) - af'sid (أَفْسِدْ).
- Kata atau isim dhamir antum muttashir (ونَ) = kalian laki2 jamak, yaitu faa'il dari kata kerja fi'il mudhari' yufsidu (يفسد).

Sudah kita bahas sebelumnya wazan ke-4 (dari 14) yaitu wazan dasar fi'il mazid dengan indek D = a'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ), jika kemasukan atau tidak kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah, tashrif istilahiyahnya adalah sebagai berikut:
1. DM1 = au'ala (أَوْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - au'il (أَوْعِلْ)
2. DM2 = ai'ala (أَيْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - ai'il (أَيْعِلْ)
3. DN1 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - waw naqish
4. DN2 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - yaa naqish
5. DD1 = afa'-'a (أَفَعَّ) - yufi'-'u (يُفِعُّ) - afi'-'a (أَفِعَّ) atau af'i' (أَفْعِعْ)
6. DA1 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - waw ajwaf
7. DA2 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - yaa ajwaf
8. DS1 = af'ala (أَفْعَلَ) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ)
9. DL1 = au'ai (أَوْعَى) - yuu'ii (يُوْعِيْ) - au'i (أَوْعِ)
10. DL2 = afaa-a (أَفَاءَ) - yuufii-u (يُفِيْءُ) - afi' (أَفِئْ)
11. DL3 = afai (أَفَى) - yufii (يُفِيْ) - afi (أَفِ)
12. DL4 = aa'ai (آعَى) - yu'-'ii (يُؤْعِيْ) - aa'i (آعِ)
13. DL5 = afyaa (أَفْيَا) - yufyii (يُفْيِيْ) - afyi (أَفْيِ)
14. DH1 = aa'ala (آعَلَ) - yu'-'ilu (يُؤْعِلُ) - aa'il (آعِلْ)
15. DH2 = af-ala (أَفْأَلَ) - yuf-ilu (يُفْئِلُ) - af-il (أَفْئِلْ)
16. DH3 = af'a-a (أَفْعَأَ) - yuf'i-u (يُفْعِئُ) - af'i' (أَفْعِئْ)

Jadi kata tufsidu (تفسد) adalah fi'il mudhari' dari wazan fi'il mazid shahih dengan indek DS1. Sedangkan perubahan atau tashrif lughawiyah untuk wazan fi'il mudhari' mazid shahih untuk semua dhamir muttashir adalah sebagai berikut:
1. Huwa (هو) = yufsidu (يُفْسِدُ)
2. Humaa (هما) = yufsidaani (يُفْسِدَانِ)
3. Hum (هم) = yufsiduuna (يُفْسِدُوْنَ)
4. Hiya (هي) = tufsidu (تُفْسِدُ)
5. Humaa (هما) = tufsidaani (تُفْسِدَانِ) untuk 2-perempuan orang ke-3
6. Huna (هن) = yufsidna (يُفْسِدْنَ)
7. Anta (أنتَ) = tufsidu (تُفْسِدُ)
8. Antumaa (أنتما) = tufsidaani (تُفْسِدَانِ) untuk 2-laki2 orang ke-2
9. Antum (أنتم) = tufsiduuna (تُفْسِدُوْنَ)
10. Anti (أنتِ) = tufsidiina (تُفْسِدِيْنَ)
11. Antumaa (أنتما) = tufsidaani (تُفْسِدَانِ) untuk 2-perempuan orang ke-2
12. Antuna (أنتن) = tufsidna (تُفْسِدْنَ)
13. Anaa (أنا) = ufsidu (أُفْسِدُ)
14. Nahnu (نحن) = nufsidu (نُفْسِدُ)

Jadi kata tufsiduuna (تفسدون) adalah  tashrif lughawiyah dari kata fi'il mudhari mazid shahih (indek DS1) a'f'sada (أَفْسَدَ) - yuf'sidu (يُفْسِدُ) - af'sid (أَفْسِدْ) untuk dhamir antum muttashir (ون).

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang kata laa (لا) yang terdiri dari:
1. Laa nahiyah (لا) = jangan, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah). Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.
2. Laa nafiyah (لا) = tidak, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak atau belum). Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.

Jadi perubahan i'rab dhammah (ون) kata tifsiduuna  (تفسدون) menjadi kata tufsiduu (تفسدوا) dengan i'rab sukun (وا) adalah karena huruf nahiyah laa (لا) = jangan, yang menjazamkan fi'il mudhari' setelahnya. 

Kata tufsiduu (تفسدوا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 4 kali, sedangkan akar kata fasada (فسد) terdapat sebanyak 50 kali.

1.0. indek = Q002011005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = تُفْسِدُوا
2.1. Tarjamah = kalian laki2 jamak sedang, akan dan senantiasa membuat kerusakan
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وا
5.1. Tarjamah = kalian (laki2 jamak).
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = أفسَدَ
6.1. Tarjamah = dia laki2 telah membuat kerusakan 
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = فَسَدَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah merusak
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Rabu, 18 Mei 2016

Q002011004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "laa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata laa (لا) = jangan.

Sebelumnya sudah kita bahas tentang kata laa (لا) yang terdiri dari:
1. Laa nahiyah (لا) = jangan, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah). Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.
2. Laa nafiyah (لا) = tidak, yaitu huruf laa yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak atau belum). Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan (mensukunkan) fi'il mudhari'.

Laa Nahiyah ini berhubungan dengan kata fi'il mudhari' (kata kerja sekarang, akan dan kebiasaan) - tetapi tidak harus. Ciri kata Laa Nahiyah adalah huruf akhir fi'il mudhari' harus berharakat sukun (ــْــ) atau disebut menjazmkan fi'il mudhari', dengan syarat bahwa antara kata laa nahiyah dengan fi'il mudhari' yang dijamzkan tidak terpisah oleh kata lain kecuali frasa atau jumlah sibhu.

Sibhu jumlah adalah frasa atau nominal yang terdiri dari:
- Kata jer dengan isim/majrur
- Kata zharaf (keterangan waktu/tempat) dengan isim.

Sementara laa nafiyah tidak mensukunkan kata fi'il mudhari' dan tidak harus diulang (tapi boleh diulang). Laa nafiyah juga berhubungan dengan fi'il madhi (kata kerja lampau) dan harus diulang.

Jadi kata laa (لا) = jangan, merupakan kata ke-4 dari kalimat ke-3 pada ayat ke-11 surat Al-Baqarah. Kata laa (لا) merupakan huruf laa nahiyah yang mensukunkan kata fi'il mudhari' setelahnya.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata kerja fi'il majhuul adalah kata kerja passive yang dibentuk atau merupakan tashrif istilahiyah dari kata kerja fi'il ma'luum (active) untuk masing2 kata kerja fi'il madhi dan fi'il mudhari'. Fi'il majhuuul membutuhkan adanya atau ada naaibul faa'il setelahnya.

Naaibul Faa'il (نائب الفاعل) adalah isim marfu' yang terletak setelah fi'il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan. 

Ketentuan-ketentuan naibul fa'il
1. Naibul fa'il merupakan isim marfu'. Asal dari na'ibul fa'il adalah sebagai obyek (maf'ul bih) yang mempunyai i'rab nashab. Tatkala failnya dihapus, maka maf'ul bih menjadi naibul fa'il menggantikan posisi fa'il yang mempunyai i'rab rafa'. 
Contoh:
Zaid menolong Muhammad = نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا, dimana Muhammad merupakan maf'ul bih (objek) dan i'rabnya nashab, jika fa'ilnya dihapus maka Muhammad naibul fa'il dengan i'rab rafa', Muhammad ditolong = نُصِرَ مُحَمَّدٌ.

2. Naibul fa'il harus diletakkan setelah fi'il. Apabila ada isim marfu' yang terletak di depan /sebelum fi'il maka dia bukan naibul fa'il.
3. Fi'il yang dipakai adalah fi'il majhul dan harus selalu dalam bentuk mufrad
4. Bila naibul fa'ilnya mudzakkar, maka fi'ilnya mufrad mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi'ilnya mufrad muannats. Apabila na'ibul fa'ilnya berupa jamak taksir, maka fi'ilnya boleh berbentuk mufrad mudzakkar atau mufrad muannats.
5. Apabila susunan sebelum fa'ilnya dihapus mempunyai dua maf'ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf'ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf'ul bih.
6. Apabila na'ibul fa'il tidak terletak secara langsung dibelakang fi'ilnya, maka untuk na'ibul fa'il yang muannats, fi'ilnya boleh mufrad muannats atau mufrad mudzakkar.

Jadi kalimat ke-2 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah yang dimulai dengan huruf laa (لا) nahiyah ini merupakan jumlah fi'iliyah dan merupakan naibul faa'il dari kata fi'il majhuul qiila (قيل) sebelumnya.

Sebelumnya juga sudah kita bahas mengenai isim zharaf atau disebut juga af'ul fih,  yaitu isim manshub untuk menjelaskan waktu (zaman) atau tempat (makan) terjadinya fi'il (yaitu menjadi jawaban dari pertanyaan "Kapan atau dimana terjadinya fi'il?"). Zharaf zaman di-nashab-kan oleh kata kerja fi'il baik sebelum maupun sesudah isim zharaf. Jadi kata qiila (قيلَ) menashabkan kata isim zharaf zaman idzaa (إذَا) sebelumnya. Zharaf zaman idzaa (إذَا) dikaitkan dengan syarat dan jawab. Kata qiila (قيل) merupakan syarat pertama yang terletak setelah kata zharaf zaman idzaa (إذَا).

Kalimat ke-2 dari ayat ke-11 yang dimulai dengan huruf laa (لا) merupakan syarat berikutnya dari kata zharaf zaman idzaa (إذَا).

Kata laa (لا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 812 kali.

1.0. indek = Q002011004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = لَا
2.1. Tarjamah = jangan
2.2. Jenis kalimat = huruf
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = 
6.1. Tarjamah =  
6.2. Jenis kalimat = 
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Selasa, 17 Mei 2016

Q002011003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "lahum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata lahum (لَهُمْ) = kepada mereka (laki2 jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata lahum (لهُم) = kepafa mereka, terdiri dari 2 bagian atau kata berikut:

1. Huruf jar al-laam (لَ) = kepada. Huruf al-laam jar yaitu lam yang menjadi amil (menyebabkan) jar sehingga berakibat pada isim (kata benda), dhamir (kata ganti), masdar yang jatuh setelahnya. Harakat lam jar selalu kasrah (dibaca: li) kecuali di beberapa tempat dibaca la tergantung lafazh orang Arab atau tajwidnya. Berdasarkan pemakaiannya, lam jar ini memiliki fungsi dan arti yang banyak seperti, kepemilikan, takjub atau kagum, minta tolong, menegaskan dan bermakna sebab.

2. Isim dhamir hum (هُم) = mereka (laki-laki) jamak. Isim dhamir hum kadang dibaca him atau humu tergantung lafazh orang Arab atau tajwidnya, semuanya mempunyai arti yang sama yaitu mereka (laki2 jamak). Isim dhamir hum (هُم) ini menempati posisi isim majrur karena huruf jar sebelumnya.

Jadi kata lahum (لهُم) merupakan isim jar wal majrur yang dikaitkan dengan kata fi'il majhuul qiila (قيل) sebelumnya. Kata lahum (لهُم) merupakan kata ke-3 dari kalimat pertama ayat ke-11 surat Al-Baqarah. Dengan demikian arti dari kalimat pertama ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini adalah:
- وإذَا قيل لهُم = (Dan) Apabila dikatakan kepada mereka

Kata lahum (لهُم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 373 kali.

1.0. indek = Q002011003
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 3
2.0. Qur'anic = لَهُمْ
2.1. Tarjamah = kepada mereka (jamak laki2)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = لَ
3.1. Tarjamah = kepada
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = هُم
6.1. Tarjamah =  mereka (laki2 jamak)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Senin, 16 Mei 2016

Q002011002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "qiila")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata qiila (قِيلَ) = (telah) dikatakan (oleh orang ke-3 tunggal laki2).

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai wazan kata fi'il mujarrad yang kemasukan satu huruf 'illat baik diawal, ditengah maupun diakhir akar kata. Untuk wazan fi'il mujarrad yang kemasukan satu huruf 'illat ditengah akar kata disebut ajwaf dengan indek AA1 - AA6. Ajwaf ada dua; yang pertama yaitu ajwaf waw, yaitu huruf wazan 'ain fi'il mujarrad kemasukan huruf waw (و); yang kedua yaitu ajwaf yaa, yaitu huruf wazan 'ain fi'il mujarrad kemasukan huruf yaa (ي). Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa kalau huruf 'illat waw (و) atau yaa (ي) pada posisi ajwaf (ditengah akar kata) maka huruf 'illat waw (و) atau yaa (ي) berubah menjadi alif (ا).

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa kata kerja fi'il majhuul adalah kata kerja passive yang dibentuk atau merupakan tashrif istilahiyah dari kata kerja fi'il ma'luum (active) untuk masing2 kata kerja fi'il madhi dan fi'il mudhari'.

Jadi kata qiila (قيلَ) adalah kata ke-2 pada kalimat pertama ayat ke-11 surat Al-Baqarah yang merupakan kata kerja fi'il madhi majhuul (pasif) dari kata kerja fi'il madhi ma'luum (aktif) qaala (قال) dengan wazan AA1 (mujarrad ajwaf waw faala (فال). Huruf 'illat alif (ا) pada akar kata fi'il madhi ma'luum qaala (قال) berasal dari ajwaf waw (و) yaitu huruf 'ain pada akar katanya kemasukan huruf waw (و).

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa huruf adat syarat idzaa (إذَا) dikaitkan dengan syarat dan jawab. Kata qiila (قيل) merupakan syarat pertama yang terletak setelah kata atau huruf adat syarat idzaa (إذَا). Kata qiila (قيل) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 49 kali, sedangkan akar kata qaala (قال) terdapat sebanyak 1722 kali.

1.0. indek = Q002011002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = قِيلَ
2.1. Tarjamah = telah dikatakannya (laki2 tunggal)
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = قَالَ
6.1. Tarjamah = dia laki2 telah berkata
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قَالَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah berkata
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Minggu, 15 Mei 2016

Q002011001 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "waidzaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الأرض قالُوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata pertama dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata waidzaa (وَإِذَا) = dan apabila.

Huruf adat syarat merupakan huruf-huruf yang digunakan mensyaratkan sesuatu. Huruf adat syarat ada yang beramal (berfungsi) mempengaruhi i'rab kata sesudahnya dan ada juga yang tidak. Huruf adat syarat yang mempengaruhi i'rab hanya menjazamkan kata kerja fi'il saja. 

Huruf ada syarat ada beberapa yaitu sebagai berikut:
1. Huruf adat syarat yang tidak beramal atau mempengaruhi i'rab kata setelahnya, yaitu:
- Idza (إذا ) = apabila, bila
- Lau (لو) = jikalau, seandainya, sekiranya.
- Laulaa (لَوْلاَ) = seandainya. Asalnya Law (لو) ditambah dengan Laa (لا). Meski berupa gabungan namun maknanya serupa dangan Law (لو) saja 
- Lauma (لوما ) = seandainya - digunakan dengan arti dan fungsi yang serupa dengan lawlaa (لولا). 

2. Sedangkan yang menjazamkan i'rab kata sesudahnya, yaitu:
- In (إن) = jika 
- Man (من) = siapa 
- Aina (أين) = dimana
- Mahmaa (مهما) = apapun
- Ayyun (أي) = apa

Kata atau huruf adat syarat mempunyai fi'il syarat dan jawab syarat, untuk memenuhi kriteria syarat. Kalimat yang didahului dengan kata adat syarat dinamakan jumlah syarthiyyah. Apabila jawab syarat (jawab asy-syarath) dari jumlah syartiyyah dibuang, itu menunjukkan pentingnya masalah yang dibicarakan.

Perbedaan antara huruf syarat idza (إذا) dan in (إن) adalah huruf syarat idza (إذا) digunakan untuk sesuatu yang diyakini, atau diduga keras atau sering kali terjadi, sedangkan huruf adat syarat In (إن) digunakan untuk yang diragukan atau jarang terjadi. Jadi huruf adat syarat idzaa (إذَا) mempunyai makna atau berhubungan dengan waktu (zharaf zaman) yang pasti terjadi.

Zharaf adalah keterangan waktu dan tempat. Zharaf terbagi menjadi dua yaitu isim waktu dan isim tempat yang di-nashab-kan (umumnya) oleh kata kerja fi'il. Menurut kalangan orang Arab, semua zharaf (dari isim waktu atau tempat itu) dengan memperkirakan makna fii (فى) = pada (tempat) atau dalam (waktu). 

Jadi kata waidzaa (وإذا) adalah bagian pertama dari 4 kalimat ayat ke-11 surat Al-Baqarah. Kata waidzaa (وإذا) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Huruf isti'nafiyah wa (وَ) = dan, yaitu huruf yang terdapat di awal kalimat.
- Huruf adat syarat idzaa (إذا) = apabila, yaitu huruf syarat yang mempunyai makna zaman atau keterangan waktu atau zharaf zaman yang diyakini, atau diduga keras atau sering kali terjadi.

Kata waidzaa (وإذَا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 135 kali, sedangkan asal kata idzaa (إذَا) terdapat sebanyak 468 kali.

1.0. indek = Q002011001
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 1
2.0. Qur'anic = وَإِذَا
2.1. Tarjamah = dan apabila
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إذَا
6.1. Tarjamah = apabila
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 




الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Sabtu, 14 Mei 2016

Q002010012 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-10, Kata "yakdzibuuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata terakhir dari ayat ke-10 surat Al-Baqarah, yaitu kata yakdzibuuna (يَكْذِبُونَ) = mereka (laki2 jamak sedang, akan dan senantiasa) berbohong atau berdusta

Kata yakdzibuuna (يكذبُون) terdiri dari dua bagian berikut:
- Pertama kata yakdzibu (يكذب) = dia laki sedang, akan dan senantiasa berbohong, yaitu kata kerja fi'il mudhari' dari kata kadzaba (كذب) dengan wazan AS2 (fi'il mujarrab shahih ke-2).
- Kedua kata isim dhamir hum muttashil orang ke-3 laki2 jamak al-waw (وْنَ) = mereka (laki2 jamak), yaitu sebagai rafa' (subjek) atau faa'il atau pelaku untuk kata kerja fi'il mudhari'.

Seperti pembahasan sebelumnya bahwa kata kerja fi'il mudhari' dengan dhamir muttashil al-waw ini dikenal sebagai salah satu fi'il af'alul khamsah (fi'il fi'il yang lima), yaitu fi'il mudhari' yang diakhiri dengan huruf 'illat dan nun.

Jadi kata yakdzibuuna (يكذبُون) adalah perubahan (tashrif) lughawiyah dari fi'il mudari' yakdzibu (يكربُ) dengan wazan AS2 untuk faa'il orang ketiga laki2 jamak atau dhamir hum muttashil al-waw (وْن). Kata yakdzibuuna (يكذبُون) merupakan jumlah fi'liyah yaitu frasa atau kata mejemuk yang dimulai dengan kata kerja fi'il. Jadi kata kerja fi'il mudhari' yakdzibu (يكذبُ) merupakan mubtada. Sedangkan kata isim faa'il dhamir hum muttashil al-waw (ون) menempati posisi khabar. Karena fi'il mendahului faa'il maka kata yakdzibu (يكذب) tetap mufrad.

Kata kaana (كان) dapat merubah i'rab kata khabar dari suatu mubtada yang marfu' menjadi nashab. Pada kata sebelumnya, isim dhamir hum muttashil (وا) pada kata kaanuu (كانوا) merupakan isim kaana (mubtada) yang menempati posisi marfu'. Sementara kata yakdzibuuna (يكذبُون) merupakan khabar kaana (berupa jumlah fi'liyah) yang menempati posisi nashab.

Kata yakdzibuuna (يكذبُون) juga merupakan shilah muakhir (terakhir) yang mempunyai 'aaid (dhamir) hum muttashil al-waw (وْن) dari isim maushul maa (ما) pada kata bimaa (بما) sebelumnya yang dikaitkan (muta'alaq) dengan kata 'aadzaabun (عذاب) sebelumnya.

Kata yakdzibuuna (يكذبُون) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan akar kata kadzaba (كذب) terdapat sebanyak 282 kali.

Jadi arti lengkap dari ayat ke-10 surat Al-Baqarah ini adalah sebagai berikut:

‎فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
Dalam hati mereka ada penyakit, 
‎ فَزَادَهُمُ ٱللهُ مَرَضًا ۖ
lalu ditambah Allah penyakitnya; 
‎ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ
dan bagi mereka siksa yang pedih, 
‎ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ
disebabkan mereka berdusta.


1.0. indek = Q002010012
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 10
1.3. no kalimat = 12
2.0. Qur'anic = يَكْذِبُونَ
2.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak sedang, akan dan senantiasa) berbohong atau berdusta
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = ونَ
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak) 
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يَكْذِبُ
6.1. Tarjamah = dia laki2 sedang, akan dan senantiasa berdusta
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = كَذَبَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah berdusta
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 13 Mei 2016

Q002010011 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-10, Kata "kaanuu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

في قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, nikhmat iman dan nikhmat Islam yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabiut tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-11 dari ayat ke-10 surat Al-Baqarah, yaitu kata kaanuu (كَانُوْا) = mereka (laki2 jamak telah) menjadi (biasanya atau adalah).

Kata kaanuu (كانوا) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Pertama kata kerja fi'il madhi dengan wazan AA1 (fi'il mazid tsulatsi yang kemasukan huruf 'illat waw pada posisi 'ain atau ajwaf waw) kaana (كان) = dia laki2 telah menjadi (biasanya atau adalah).
- Kedua kata isim dhamir hum muttashil orang ke-3 laki2 jamak sebagai rafa' (subjek) atau faa'il atau pelaku (وْا) = mereka (laki2 jamak).

Jadi kata kaanuu (كانوا) adalah perubahan (tashrif) lughawiyah dari fi'il madhi kaana (كان) dengan wazan AA1 untuk faa'il orang ketiga laki2 jamak atau dhamir hum muttashil (وْا). Kata kaanu (كانوا) merupakan shilah muawwal (pertama) yang mempunyai 'aaid (dhamir) hum muttashil (وْا) dari isim maushul maa (ما) pada kata bimaa (بما) sebelumnya yang dikaitkan (muta'alaq) dengan kata 'aadzaabun (عذاب) sebelumnya.

Kata kaanuu (كانوا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 271 kali, sedangkan akar kata kaana (كان) terdapat sebanyak 1390 kali.

1.0. indek = Q002010011
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 10
1.3. no kalimat = 11
2.0. Qur'anic = كَانُوْا
2.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak telah) menjadi atau biasanya atau adalah
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وْا
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak) 
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = كَانَ
6.1. Tarjamah = dia laki2 telah menjadi (biasanya atau adalah)
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = كَانَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah menjadi (biasanya atau adalah)
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim