Selasa, 28 Februari 2017

Q002027012 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "bihi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-12 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata bihi (بِهِ) = dengan nya (perempamaan itu).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf jarr asli ada sembilan (9) dan arti dari masing-masing huruf jarr asli ini adalah sebagai berikut:
1. Min (مِنْ)  = dari
2. Ilaa (إِلىَ ) = ke
3. 'An (عَنْ) = dari atau tentang (kadang sebagai isim)
4. 'Alaa (عَلىَ) = di atas (kadang sebagai isim)
5. Fii (فِى) = di, pada (tempat), dalam (waktu)
6. Rubba (رُبَّ) = banyak/sedikit
7. Al-baa (ب) = dengan
8. Al-kaf (ك)  = seperti (kadang sebagai isim)
9. Al-laa (ل) = milik/kepunyaan

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil ada tiga macam, sebagai berikut:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Berikut beberapa contoh dhamir jarr muttashil, yaitu antara huruf jarr dengan dhamir muttashil:
- Bii (بِيْ) = dengan atau bersama saya
- Bihi (بِهِ) = dengan atau bersama dia (laki2 tunggal)
- Fiyya (فِيَّ) = di atau pada saya
- Fiihi (فِيْهِ) = di, pada atau dalamnya atau dia (laki2 tunggal)
- Minnii (مِنِّيْ) = dari saya
- Minhu (مِنْهُ) = dari dia (laki2 tunggal)
- Minnaa (مِنَّا) = dari kita atau kami
- 'Annii (عَنِّيْ) = dari atau tentang saya
- 'Anhu (عَنْهُ) = dari atau tentang dia (laki2 tunggal)
- 'Annaa (عَنَّا) = dari atau tentang kita atau kami
- Ilayya (إِلَيَّ) = kepada saya
- Ilaihi (إِلَيْهِ) = kepada nya atau dia (laki2 tunggal)
- 'Alayya (عَلَيَّ) = atas saya
- 'Alaihi (عَلَيْهِ) = atas nya atau dia (laki2 tunggal)
- Lii (لِيْ) = untuk atau milik saya
- Laka (لَكَ) = untuk atau milik kamu (laki2 tunggal)
- Lahu (لَهُ) = untuk atau milik dia (laki2 tunggal)
- Untuk dhamir muttashil yang lain tidak ada perubahan

Kata bihi (بِهِ) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
- Huruf jarr al-baa (ب) = dengan, yaitu huruf atau kata depan yang mengkasrahkan kata setelahnya.
- Kata isim dhamir nashab atau objek hi (ـهِ) = nya, yang berasal dari dhamir rafa' atau subjek huwa (هُوَ) = dia laki2 atau kata jenis mudzakkar. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata hu (ـهُ) dan hi (ـهِ) adalah kata yang sama artinya dan merupakan dhamir nashab dari huwa (هو).

Jadi kata bihi (بِهِ) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini adalah dhamir jarr muttashil, yaitu huruf jarr dengan dhamir muttashil. Kata bihi (بِهِ) adalah  jar wa majrur yang dihubungkan atau muta'alaq dengan kata kerja fi'il madhi amara (أَمَرَ) sebelumnya. Kata bihi (بِهِ) juga merupakan bagian shilah dari isim maushul maa (ما) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, kata bihi (بِهِ) terdapat sebanyak 327 kali.

1.0. Indek = Q002027012
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 12
2.0. Qur'anic = بِهِ
2.1. Tarjamah = dengan nya (perumpamaan itu)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = بِ
3.1. Tarjamah = dengan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = هُوَ
6.1. Tarjamah = nya atau dia laki2 tunggal
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Senin, 27 Februari 2017

Q002027011 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Lafazh Al-Jalaalah "Allaahu")

Q002027011

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-11 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu lafazh Al-Jalaalah Allahu (اللهُ) = Allah.

Telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim

Pada frasa atau jumlah Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim

Pada frasa atau jumlah Fi'liyyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket.
1. Untuk dhamir ghaib atau "orang ketiga" (هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ).
- Bila faa'il mendahului fi'il maka perubahan bentuk dari fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan mudzakkar/muannats dan mufrad/mutsanna/jamak.
- Sedangkan bila fi'il mendahului faa'il, maka bentuk fi'il tersebut selalu mufrad, (meskipun faa'il-nya mutsanna atau jamak). Tetapi untuk bentuk mudzakkar dan muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf ta ta'nits (ت تَأْنِيْث) atau "ta penanda muannats" pada fi'il yang faa'il-nya adalah muannats.
2. Untuk faa'il lainnya (أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا) tetap mengikuti pola perubahan bentuk fi'il sebagaimana mestinya.

Jadi lafazh Al-Jaalalah Allahu (اللهُ) pada kata pertama dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini merupakan faa'il atau pelaku dari kata kerja fi'il madhi amara (أَمَرَ) sebelumnya. Lafazh Al-Jaalalah Allahu (اللهُ) juga merupakan bagian shilah dari isim maushul maa (ما) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an lafazh Al-Jalaalah Allahu (اللهُ) yang mempunyai i'rab rafa' terdapat sebanyak 985 kali.

1.0. Indek = Q002027011
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 11
2.0. Qur'anic = اللهُ
2.1. Tarjamah = Allah
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إله
6.1. Tarjamah = Allah
7.0. Akar kalimat = إسم
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Minggu, 26 Februari 2017

Q002027010 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "amara")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-10 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata amara (أَمَرَ) = (Dia mufrad mudzakkar telah) memerintahkan.

Sebelumnya sudah kita bahas wazan kata kerja mujarrad fi'il tsulatsi (3 huruf) bentuk ke-1 dari 14 yaitu yang kemasukan huruf hamzah atau mahmuuz baik di awal, tengah maupun akhir sebagai berikut:
1. AH1 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - 'ul (عُلْ)
2. AH2 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - uu'ul (اُؤْعُلْ)
3. AH3 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ilu (يَأْعِلُ) - ii'il (اِئْعِلْ)
4. AH4 = a'ila (أَعِلَ) - ya'alu (يَأْعَلُ) - ii'al (اِئْعَلْ)
5. AH5 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ)
6. AH6 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ) atau fal (فَلْ)
7. AH7 = faula (فَؤُلَ) - yaf ulu (يَفْؤُلُ) - uf ul (اُفْؤُلْ)
8. AH8 = faila (فَئِلَ) - yafalu (يَفْأَلُ) - ifal (اِفْأَلْ)
9. AH9 = fa'a a (فَعَأَ) - yaf'a u (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)
10. AHA = fa'u a (فَعُؤَ) - yaf'u u (يَفْعُؤُ) - uf'u (اُفْعُؤْ)
11. AHB = fa'ia (فَعِئَ) - yaf'au (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)

Jadi kata amara (أَمَرَ) = dia laki2 tunggal telah memerintahkan, pada ayat ke-27 ini adalah kata kerja fi'il madhi tsulatsi mujarrad hamzah bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) atau indeks AH1. Kata amara (أَمَرَ) merupakan bagian pertama shilah dari isim maushul maa (ما) sebelumnya. Kata amara (أَمَرَ) ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 1013 kali, sedangkan asal atau akar kata amara (أَمَرَ) dengan semua kemungkinan perubahannya terdapat sebanyak ribuan kali.

1.0. Indek = Q002027010
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 10
2.0. Qur'anic = أَمَرَ
2.1. Tarjamah = (Dia mufrad mudzakkar telah) memerintahkannya
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = أَمَرَ
6.1. Tarjamah = (Dia mufrad mudzakkar telah) memerintahkannya
6.2. Jenis kalimat = فهل
7.0. Akar kalimat = أَمَرَ
7.1. Tarjamah = (Dia mufrad mudzakkar telah) memerintahkannya
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Sabtu, 25 Februari 2017

Q002027009 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "Maa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-9 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata maa (مَا) = apa.

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf maa (ما) = apa, bisa berupa isim atau huruf. Sebagai isim ada empat kemungkinan sebagai berikut:
- Isim maushul, digunakan untuk yang tidak berakal.
- Isim istifham, digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal.
- Isim syarat, menjazmkan dua fi’il, fi’il syarat dan jawabnya.
- Isim nakirah dengan makna “sesuatu yang agung” (Ma Ta’ajjubiyah), dii’rab pada posisi rafa’ mubtada’.

Sedangkan maa (ما) sebagai huruf ada beberapa kemungkinan berikut:
1. Huruf nafi yang masuk ke fi’il : Biasanya masuk ke fi’il madhi dan memberi faidah penafian pada masa lalu, sebagaimana juga masuk ke fi’il mudhari’ kemudian memberi faidah penafian pada masa sekarang atau akan datang.

2. Huruf nafi masuk ke mubtada’ dan khabar.
- Bisa berupa huruf yang beramal seperti laisa dengan syarat mubtada’ dikedepankan atas khabar dan penafiannya tidak dibatalkan dengan dimasukkannya illa (إلّا) sebelum khabar.
- Atau memberi faidah penafian ketika tidak tercukupinya syarat- syarat yang lalu dan tidak mempunyai pengaruh kepada i’rab mubtada’ dan khabar.

3. Huruf zaidah atau tambahan yang menghalangi amal.
- Bisa bersambung dengan inna dan saudaranya (kemudian menghalangi inna dan saudaranya dari menashabkan isim inna dan jadilah isim setelahnya mubtada’ marfu’).
- Apabila bersambung dengan fi’il kasyura (كشر) = banyak, qalla (قلّ) = sedikit, dan thaala (طال) = lama, maka huruf tersebut mencegah fi’il-fi’il ini dari membutuhkan fa’il dan setelahnya adalah jumlah fi’liyah.
- Apabila bersambung dengan dua huruf jar kaf (ك) dan rubbi (ربّ) maka huruf maa membatalkan amal kedua huruf jar tersebut. Tidak menjarkan isim setelahnya.

4. Huruf mashdari, adalah huruf maa tersebut bisa ditakwil (diartikan atau ditukar atau digantikan) dengan atau dama fi’il mudhari’ setelahnya sebagai mashdar.
- Cara membedakan dengan selain mashdari adalah apabila huruf maa ini dan kalimat setelahnya bisa ditakwilkan kepada mashdar maka disebut huruf mashdari, apabila tidak maka bukan huruf mashdari.
- Huruf mashdariyah ada 7 sebagai berikut: Anna (َأَنّ), An (أَنْ), Kai (كَيْ), Lau (لَوْ), Hamzah (أ), Maa (مَا) dan Alladzi (الَّذِي).
- Maa (ما) yang berfungsi sebagai mashdariyah, yaitu setelah huruf maa (‫مَا‬) terdapat fi’il dan huruf maa tersebut bisa digantikan dengan bentuk mashdar yang berasal dari fi'ilnya. Huruf mashdariyah menashabkan i'rab kata setelahnya.
- Huruf maa (‫مَا‬) mashdariyah seperti ini tidak bisa diterjemahkan apa adanya, karena menjadi tidak lazim di dalam bahasa Indonesia, tetapi harus diterjemahkan sesuai dengan mashdarnya.

Jadi kata Jadi kata maa (ما) pada ayat ke-27 ini adalah huruf Isim maushul atau penghubung, mempunyai arti yang (الّذي) mabni dengan ciri sukun. Kata isim maushul maa (ما) ini merupakan maf'ul bih dari kata yaqtha'u (يَقْطَعُ) sebelumnya, dengan demikian isim maushul maa (ما) menempati posisi nashab. Kata maa (ما) ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 1013 kali, sedangkan kata maa  (ما) dengan semua kemungkinan awalan atau akhiran terdapat sebanyak ribuan kali.

1.0. Indek = Q002027009
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 9
2.0. Qur'anic = مَا
2.1. Tarjamah = apa (yang)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ما
6.1. Tarjamah =  apa (yang)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Jumat, 24 Februari 2017

Q002027008 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "wayaqtha'uuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-8 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata wayaqtha'uuna (وَيَقْطَعُوْنَ) = dan (mereka laki2 jama' sedang, akan dan/atau senantiasa) memutuskan.

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) dapat berfungsi sebagai berikut:
- Huruf athaf wa (و) = dan, yaitu huruf penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
- Huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat, boleh diterjemahkan dan atau tidak diterjemahkan.
- Huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi".
- Huruf wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang kata kerja fi'il mudhari' af'alul khamsah (fi'il fi'il yang lima), yaitu kata kerja fi'il mudhari' yang diakhiri dengan huruf 'illat dan nun, seperti alif dan nun (ان), waw dan nun (ون) serta ya dan nun (ين).

Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim

Pada frasa atau jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket.
1. Untuk dhamir ghaib atau "orang ketiga" (هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ).
- Bila faa'il mendahului fi'il maka perubahan bentuk dari fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan mudzakkar/muannats dan mufrad/mutsanna/jamak.
- Sedangkan bila fi'il mendahului faa'il, maka bentuk fi'il tersebut selalu mufrad, (meskipun faa'il-nya mutsanna atau jamak). Tetapi untuk bentuk mudzakkar dan muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf ta ta'nits (ت تَأْنِيْث) atau "ta penanda muannats" pada fi'il yang faa'il-nya adalah muannats.
2. Untuk faa'il lainnya (أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا) tetap mengikuti pola perubahan bentuk fi'il sebagaimana mestinya.

Kata wayaqtha'uuna (وَيَقْطَعُوْنَ) = dan (mereka laki2 jama' sedang, akan dan/atau senantiasa) memutuskan, terdiri dari tiga bagian kata dan/atau huruf sebagai berikut:
- Huruf athaf wa (و) = dan, yaitu huruf penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
- Kata yaqtha'u (يَقْطَعُ) = dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa memutuskan. Kata kerja fi'il mudhari' yaqtha'u (يَقْطَعُ) berasal dari kata kerja fi'il madhi qatha'a (قَطَعَ) = dia laki2 tunggal telah memutuskan. Kata kerja qatha'a (قَطَعَ) - yaqtha'u (يَقْطَعُ) merupakan kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad shahih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) atau indeks AS3.
- Kata yang ketiga adalah dhamir muttashil orang ketiga jamak laki2 al-waw (ون) = mereka (laki2 jamak), yaitu dhamir untuk tashrif lughawiyah dari kata yaqtha'u (يَقْطَعُ) menjadi yaqtha'uuna (يَقْطَعُوْنَ).

Jadi kata yaqtha'uuna (يَقْطَعُوْنَ) dari kata wayaqtha'uuna (وَيَقْطَعُوْنَ) pada ayat ke-27 ini adalah mauthufah dari kata yanqudhuuna (ينقضُون) sebelumnya katena huruf athaf waw, sehingga i'rabnya juga mengikuti i'rab kata yanqudhuuna (ينقضُون). Kata yaqtha'uuna (يَقْطَعُوْنَ) merupakan jumlah fi'liyyah dengan format fi'il+isim dengan kata yaqtha'u (يَقْطَعُ) sebagai kerja fi'il mudhari' marfu' dengan ciri utama dhammah, sedangkan kata isim dhamir al-waw (وْنَ) sebagai faa'il atau pelaku menempati posisi rafa'. Kata yaqtha'uuna (يَقْطَعُوْنَ) merupakan kata kerja fi'il mudhari' af'alul khamsah (fi'il fi'il yang lima), yaitu kata kerja fi'il mudhari' yang diakhiri dengan huruf 'illat dan nun. Kata wayaqtha'uuna (وَيَقْطَعُوْنَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan asal kata yaqtha'u (يَقْطَعُ) untuk semua kemungkinan awalan, alhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 6 kali dan akar kata qatha'a (قَطَعَ) terdapat sebanyak 36 kali.

1.0. Indek = Q002027008
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 8
2.0. Qur'anic = وَيَقْطَعُوْنَ
2.1. Tarjamah = dan (mereka laki2 jama' sedang, akan dan/atau senantiasa) memutuskan
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وْن
5.1. Tarjamah = mereka (jama' mudzakkar)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يَقْطَعُ
6.1. Tarjamah = dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa memutuskan
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قَطَعَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah memutuskan
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Kamis, 23 Februari 2017

Q002027007 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "miitsaaqihi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) = peneguhannya (mufrad mudzakkar) atau peneguh perjanjian.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il tsulatsi mazid untuk Mitsaal (M), Ajwaf (A) dan Naaqish (N) adalah sebagai berikut:
1. AM1 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
2. AM2 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
3. AM3 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
4. AM4 = wa'ila (وَعِلَ) - yau'alu (يَوْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
5. AM5 = wa'ula (وَعُلَ) - yau'ulu (يَوْعُلُ) - uu'ul (اُوْعُلْ)
6. AM6 = ya'ila (يَعِلَ) - yai'alu (يَيْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
7. AM7 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
8. AA1 = faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ) - ful (فُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
9. AA2 = aala (آلَ) atau (ءَالَ) - yauulu (يَؤُوْلُ) - ul (أُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
10. AA3 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
11. AA4 = faala (فَالَ) - yafiilu (يَفِيْلُ) - fil (فِلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
12. AA5 = laisa (لَيْسَ), tidak ada tashrifnya
13. AA6 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
14. AN1 = fa'aa (فَعَا) - yaf'uu (يَفْعُوْ) - uf'u (اُفْعُ), naaqish waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
15. AN2 = fa'iya (فَعِيَ) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)
16. AN3 = fa'aa (فَعَى) - yaf'ii (يَفْعِيْ) - if'i (اِفْعِ)
17. AN4 = Fa'aa (فَعَى) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas berbagai macam kata isim dhamir, yaitu munfashil (terpisah), muttashil (menyambung) dan mustatir (ghaib atau tersembunyi). Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang huruf lemah atau huruf al-'illat (العلّة) atau penyakit, yaitu yang terdiri dari ا، ي ، و. Disebut huruf lemah atau penyakit (العلّة) karena jika terdapat didalam akar kata, maka huruf ini dapat berubah diantara mereka karena perubahan kalimat.

Perubahan huruf 'illat (ايو) - "aywa"
1. Posisi di awal kata: Huruf yaa' (ي) dan waw (و) berharakat akan berubah menjadi waw ( و) dan/atau yaa' (ي) tidak berharakat.
2. Posisi di tengah kata:
- Huruf alif (ا) tidak berharakat berubah menjadi yaa' (ي) atau waw (و) tidak berharakat.
- Huruf yaa' mati (يْ) atau waw (و) tidak berharakat berubah menjadi alif (ا) tidak berharakat.
3. Posisi di akhir kata:
- Huruf alif (ا) tidak berharakat berubah menjadi waw (و) tidak berharakat.
- Huruf yaa' mati (يْ) berubah menjadi alif maqshuurah (ى), alif maqshuurah tidak berharakat sama sekali.
- Huruf waw (و)  tidak berharakat berubah menjadi alif (ا) tidak berharakat.

Berikut kita bahas terlebih dahulu mengenai isim menurut kaidah ilmu sharaf atau perubahan bentuk kata. Pembahasan isim – menurut kaidah-kaidah sharaf - mencakup pembagian-pembagian berikut ini:
1. Isim menurut bentuknya terbagi menjadi shahih akhir dan ghair shahih akhir.
2. Isim menurut kepastiannya terbagi menjadi nakirah dan ma’rifah.
3. Isim menurut jenisnya terbagi menjadi mudzakkar dan muannats
4. Isim menurut jumlahnya terbagi menjadi mufrad, mutsanna, dan jama’
5. Isim menurut susunannya terbagi menjadi jamid dan musytaq
6. Isim menurut tashghirnya.
7. Isim menurut penisbatannya.

Isim musytaq adalah isim yang diambil dari kata selainnya dan menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat. Isytiqoq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan penyesuaian antara keduanya dalam hal makna dan perubahan lafazh. Isim-isim musytaq ada 7, yaitu:
1. Isim fa’il (dan shighah mubalaghah),
2. Isim maf’ul,
3. Shifah musyabbahah bismil fa’il,
4. Isim tafdhil,
5. Isim zaman,
6. Isim makan,
7. Isim alat

Isim alat adalah isim musytaq yang menunjukkan kepada perangkat
terjadinya fi’il. Isim alat dibentuk dari fi’il tsulatsi muta’addi dengan 3 wazan sama’i (berdasarkan yang didengar atau diucapkan oleh orang Arab) berikut:
- Mif'aalun (مِفْعَالٌ)
- Mif'alun (مِفْعَلٌ)
- Mif'alatun (مِفْعَلَةٌ)
Catatan bahwa terkadang isim alat mempunyai wazan yang berbeda dengan ketiga wazan tersebut.

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.

Kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) terdiri dari dua bagian kata berikut:
- Kata miitsaaqi (مِيْثٰقِ) = peneguhan, adalah kata benda atau isim alat. Kata miitsaaqi (مِيْثٰقِ) aslinya miutsaaqun (موثاق) berasal dari kata kerja fi'il watsuqa (وَثُقَ) dengan wazan mif'aalun (مِفْعَالٌ). Karena huruf 'illat waw (و) pada posisi pertama faa (ف) tidak berharakat, maka huruf 'illat waw (و) berubah menjadi huruf 'illat yaa (ي). Kata kerja watsuqa (وَثُقَ) = dia laki2 tunggal telah menjadi teguh atau kuat, adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad mitsal waw bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan wa'ula (وَعُلَ) - yau'ulu (يَوْعُلُ) atau indeks AM5.
- Kata hi (هِ) = dia (laki2 tunggal), adalah dhamir jar mutashil yang bersambung dengan isim alat miitsaaqi (ميثاق) sebelumnya. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata hu (ـهُ) dan hi (ـهِ) adalah kata yang sama artinya dan merupakan dhamir jar muthashil dari huwa (هو).

Jadi kata miitsaaqi (مِيْثٰقِ) dari kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) pada ayat ke-27 ini adalah isim majrur dengan ciri utama kasrah. Kata miitsaaqi (مِيْثٰقِ) merupakan mudh'af ilaihi dari kata mudhaf ba'di (بعدِ) sebelumnya dalam jumlah mudhaf - mudhaf ilaihi. Kata hi (هِ) dari kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) pada ayat ke-27 ini juga merupakan mudh'af ilaihi dari kata mudhaf miitsaaqi (مِيْثٰقِ) sebelumnya dalam jumlah mudhaf - mudhaf ilaihi. Kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) merupakan bagian shilah dari kata 'alladziina (الَّذِيْنَ) sebelumnya. Kata miitsaaqihi (مِيْثٰقِهِ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan asal kata miitsaaq (مِيْثٰق) untuk semua kemungkinan awalan, alhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 25 kali dan akar kata watsuqa (وَثُقَ) terdapat sebanyak 34 kali.

1.0. Indek = Q002027007
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 7
2.0. Qur'anic = مِيْثَاقِهِ
2.1. Tarjamah = peneguhannya (perjanjian)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هِ
5.1. Tarjamah = nya (mufrad mudzakkar)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ميثاق
6.1. Tarjamah = peneguhan
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = وَثُقَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah menjadi teguh atau kuat
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Rabu, 22 Februari 2017

Q002027006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "ba'di")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata ba'di (بَعْدِ) = sesudah.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Juga sudah kita singgung sedikit bahwa zharaf adalah keterangan waktu dan tempat. Zharaf terbagi menjadi dua yaitu isim waktu dan isim tempat yang menashabkan kata setelahnya. Menurut kalangan orang Arab, semua zharaf (dari isim waktu atau tempat itu) dengan memperkirakan makna fii (فى) = pada (tempat) atau dalam (waktu). Jadi;
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan waktu  maka itu adalah zharaf zaman.
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan tempat maka itu adalah zharaf makan.

Kata ba'di (بَعْدِ) = adalah kata benda atau isim zharaf zaman karena mempunyai makna fii (في) dan menunjukkan waktu. Kata ba'di (بَعْدِ) berasal atau merupakan isim fi'il dari kata kerja ba'uda (بَعُدَ) = dia laki2 tunggal telah menjadi jauh. Kata ba'uda (بَعُدَ) afalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad shahih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) atau indeks AS5.

Jadi kata ba'di (بَعْدِ) adalah isim majrur dengan ciri utama kasrah karena huruf jarr min (مِن) sebelumnya. Kata isim majrur ba'di (بَعْدِ) dengan atau berdama huruf jarr min (مِن) pada ayat ke-27 ini merupakan muta'alaq (berhubungan) dengan kata kerja yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) sebelumnya. Kata ba'di (بَعْدِ) juga merupakan bagian shilah dari kata 'alladziina (الَّذِيْنَ) sebelumnya. Kata ba'di (بَعْدِ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 82 kali, sedangkan asal kata ba'd (بَعْد) untuk semua kemungkinan awalan, alhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 199 kali dan akar kata ba'uda (بَعُدَ) terdapat sebanyak 235 kali.

1.0. Indek = Q002027006
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 6
2.0. Qur'anic = بَعْدِ
2.1. Tarjamah = sesudah, setelah
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = بَعْد
6.1. Tarjamah = sesudah atau setelah
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = بَعُدَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah menjadi jauh
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Selasa, 21 Februari 2017

Q002027005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "min")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu huruf min (مِنْ) = dari.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf jarr asli ada sembilan (9) dan arti dari masing-masing huruf jarr asli ini adalah sebagai berikut:
1. Min (مِنْ)  = dari
2. Ilaa (إِلىَ ) = ke
3. 'An (عَنْ) = dari atau tentang (kadang sebagai isim)
4. 'Alaa (عَلىَ) = di atas (kadang sebagai isim)
5. Fii (فِى) = di, pada (tempat), dalam (waktu)
6. Rubba (رُبَّ) = banyak/sedikit
7. Al-baa (ب) = dengan
8. Al-kaf (ك)  = seperti (kadang sebagai isim)
9. Al-laa (ل) = milik/kepunyaan

Jadi kata atau huruf min (مِن) adalah huruf jarr, yaitu huruf yang mengkasrahkan atau menjarkan atau memajrurkan kata setelahnya. Kata atau huruf jarr min (مِن) bersama isim majrur setelah min (مِن) pada ayat ke-27 ini merupakan muta'alaq (berhubungan) dengan kata kerja yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) sebelumnya. Kata min (مِن) juga merupakan bagian shilah dari kata 'alladziina (الَّذِيْنَ) sebelumnya. Kata min (مِن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 1030 kali, sedangkan huruf jarr min (مِن) untuk semua kemungkinan awalan dan/atau akhiran terdapat sebanyak  ribuan kali.

1.0. Indek = Q002027005
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 5
2.0. Qur'anic = مِنْ
2.1. Tarjamah = dari
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مِن
6.1. Tarjamah = dari
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Senin, 20 Februari 2017

Q002027004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Lafazh Al-Jalaalah "Allaahi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu lafazh Al-Jalaalahu Allaahi (اللهِ) = Allah.

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua:
A. Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
B. Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah.

Isim mu'rab terbagi menjadi:
1. Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
2. Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
3. Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.

Sebelumnya juga sudah kita bahas isim marfu' dan manshub. Kita lanjutkan dengan pembahasan isim majrur. Isim majrur adalah isim yang terkena i'rab jar. Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
1. Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim.
2. Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
3. Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.

Isim manjadi majrur pada dua posisi:
1. Apabila didahului huruf jar.
2. Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur.

Sebelumnya sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.

Jadi kata lafazh Al-Jalaalah Allaahi (اللهِ) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini merupakan isim majrur dengan ciri utama kasrah. Lafazh Al-Jalaalah Allahi (اللهِ) ini merupakan isim ma'rifat, dengan demikian merupakan mudha'af ilaihi dari kata mudhaf 'ahda (عَهْدَ) sebelumnya. Kata lafazh Al-Jalaalah Allaahi (اللهِ) uga merupakan  bagian shilah dari kata 'alladziina (الَّذِيْنَ) sebelumnya. Lafazh Al-Jalaalah Allaahi (اللهِ) ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 940 kali, sedangkan lafazh Al-Jalaalah Allahi (اللهِ) dengan segala kemungkinan awalan terdapat sebanyak 1090 kali dan asal kata lafazh Al-Jalaalah Allaah (الله) dengan semua kemungkinan perubahan terdapat sebanyak 2669 kali.

1.0. Indek = Q002027004
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 4
2.0. Qur'anic = اللهِ
2.1. Tarjamah = Allah
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = الله
6.1. Tarjamah =  Allah
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Minggu, 19 Februari 2017

Q002027003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "'ahda")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهَ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata 'ahda (عَهْدَ) = perjanjian atau kesepakatan.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Kata 'ahda (عَهْدَ) = perjanjian atau kesepakatan, adalah kata benda isim fi'il dari kata kerja madhi  'ahida (عَهِدَ) = dia laki2 tunggal telah mengambil perjajian atau kesepakatan atau berjanji (taken promise). Kata kerja 'ahida (عَهِدَ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad shahih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) atau indeks AS1.

Jadi kata 'ahda (عَهْدَ) adalah isim nashab dengan ciri utama fathah. Kata 'ahda (عَهْدَ) merupakan maf'ul bih atau objek dari kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) sebelumnya. Kata 'ahda (عَهْدَ) juga merupakan  bagian shilah dari kata 'alladziina (الَّذِيْنَ) sebelumnya. Kata 'ahda (عَهْدَ) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan asal kata 'ahd  (عَهْد) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 29 kali dan akar kata 'ahida  (عَهِدَ) terdapat sebanyak 46 kali.

1.0. Indek = Q002027003
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 3
2.0. Qur'anic = عَهْدَ
2.1. Tarjamah = perjanjian atau kesepakatan
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = عَهْد
6.1. Tarjamah = perjanjian atau kesepakatan
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = عَهِدَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah mengambil perjanjian atau kesepakatan atau berjanji (taken promise)
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Sabtu, 18 Februari 2017

Q002027002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "yanqudhuuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهَ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) = (mereka jamak mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) melanggar atau merusak.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang kata kerja fi'il mudhari' af'alul khamsah (fi'il fi'il yang lima), yaitu kata kerja fi'il mudhari' yang diakhiri dengan huruf 'illat dan nun, seperti alif dan nun (ان), waw dan nun (ون) serta ya dan nun (ين).

Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim

Pada frasa atau jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket.
1. Untuk dhamir ghaib atau "orang ketiga" (هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ).
- Bila faa'il mendahului fi'il maka perubahan bentuk dari fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan mudzakkar/muannats dan mufrad/mutsanna/jamak.
- Sedangkan bila fi'il mendahului faa'il, maka bentuk fi'il tersebut selalu mufrad, (meskipun faa'il-nya mutsanna atau jamak). Tetapi untuk bentuk mudzakkar dan muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf ta ta'nits (ت تَأْنِيْث) atau "ta penanda muannats" pada fi'il yang faa'il-nya adalah muannats.
2. Untuk faa'il lainnya (أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا) tetap mengikuti pola perubahan bentuk fi'il sebagaimana mestinya.

Sebagaimana sudah kita bahas sebelumnya bahwa subjek dalam bahasa Arab mempunyai alamat atau ciri utama dhammah disebut i'rab rafa'. Sedangkan prediket mempunyai alamat atau ciri utama fathah disebut i'rab nashab.

Kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) = mereka jamak mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) melanggar atau merusak, terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Kata yanqudhu (يَنْقُضُ) = dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) melanggar atau merusak. Kata kerja fi'il mudhari' yanqudhu (يَنْقُضُ) berasal dari kata kerja fi'il madhi naqadha (نَقَضَ) = dia laki2 tunggal telah melanggar atau merusak. Kata kerja naqadha (نَقَضَ) - yanqudhu (يَنْقُضُ) merupakan kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad shahih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) atau indeks AS1.
- Kata yang kedua adalah dhamir muttashil orang ketiga jamak laki2 al-waw (ون) = mereka (laki2 jamak), yaitu dhamir untuk tashrif lughawiyah dari kata yanqudhu (يَنْقُضُ) menjadi yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ).

Jadi kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) adalah jumlah fi'liyyah dengan format fi'il+isim dengan kata yanqudhu (يَنْقُضُ) sebagai kerja fi'il mudhari' marfu' dengan ciri utama dhammah, sedangkan kata isim dhamir al-waw (وْنَ) sebagai faa'il atau pelaku menempati posisi rafa'. Kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) merupakan kata kerja fi'il mudhari' af'alul khamsah (fi'il fi'il yang lima), yaitu kata kerja fi'il mudhari' yang diakhiri dengan huruf 'illat dan nun.
Kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) merupakan awal bagian pertama dari shilah kata alladziinaa (الّذين) sebelumnya. Kata yanqudhuuna (يَنْقُضُوْنَ) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 4 kali, sedangkan asal kata yanqudhu  (يَنْقُضُ) dengan semua kemungkinan i'rab terdapat sebanyak 5 kali dan akar kata naqadha (نَقَضَ) terdapat sebanyak 9 kali.

1.0. Indek = Q002027002
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 2
2.0. Qur'anic = يَنْقُضُوْنَ
2.1. Tarjamah = mereka jamak mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) melanggar atau merusak
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = وْنَ
5.1. Tarjamah = mereka (jamak laki2)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يَنْقُضُ
6.1. Tarjamah = dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) melanggar atau merusak
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = نَقَضَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah melanggar atau merusak
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Jumat, 17 Februari 2017

Q002027001 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-27, Kata "alladziina")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

‎الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهَ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-1 atau pertama dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata alladziina (الَّذِيْنَ) = orang-orang (jamak mudzakkar) yang.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata alladziina (الّذين) = yang (jamak muannats maupun mudzakkar), adalah isim maushul atau kata penghubung yang menghubungkan kata sebelumnya dengan kata setelah alladziina (الّذين) yang disebut shilah.

Seperti sudah kita bahas sebelumnya bahwa setelah isim maushul wajib terdapat shilah yang menjelaskan maknanya. Disyaratkan dalam shilah isim maushul ini mengandung dhamir ('aaid) yang sesuai terhadap maushulnya. Dengan kata lain, apabila maushulnya mufrad (tunggal), maka dhamirnya mufrad, apabila maushulnya mudzakkar (jenis laki2), maka dhamirnya mudzakkar, apabila maushulnya selain dari keduanya, maka dhamirnya pun disesuaikan pula dengannya.

Kata alladziina berasal dari kata alladzi (الّذي) = yang, adalah isim maushul (kata sambung), yaitu isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata "yang". Sedangkan penambahan kata -ina (ـينَ) menunjukkan kalimat atau pokok fikiran yang dihubungankan adalah juga merupakan kata isim jamak (isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua).

Isim maushul ini termasuk isim yang mabni yaitu isim yang keadaan/harakat akhirnya tidak mengalami perubahan walaupun diletakkan pada posisi yang berbeda dalam suatu kalimat. Berikut beberapa jenis isim maushul:
- Alladzi (الَّذِيْ) adalah untuk mudzakkar (kata berjenis laki2).
- Allatii (الَّتِيْ) adalah untuk muannats (kata berjenis perempuan)
- Alladzaani (الَّذَانِ) adalah untuk mudzakkar mutsanna (dual)
- Allatasni (الَّتَانِ) adalah untuk muannats mutsanna (dual)
- Alladziina (الَّذِيْنَ) adalah untuk jamak muannats maupun mudzakkar

Jadi kata alladziina (الّذين) = yang (jamak mudzakkar) pada ayat ke-27 ini adalah isim maushul mabni dengan ciri utama fathah yang menempati posisi nashab. Kata alladziinaa (الّذين) merupakan isim mansub sifat atau na'at, yaitu tabi’ atau kata yang mengikuti hukum i'rab dan yang menyifati kata isim alfaasiqiina (الفاسقين) pada akhir ayat ke-26 sebelumnya. Kata alladziinaa (الّذين) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 1080 kali, sementara asal kata alladzii (الّذي) terdapat sebanyak ribuan kali.

1.0. Indek = Q002027001
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 1
2.0. Qur'anic = الَّذِيْنَ
2.1. Tarjamah = orang-orang (jama' mudzakkar) yang.
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat =
6.1. Tarjamah =
6.2. Jenis kalimat =
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Kamis, 16 Februari 2017

Q002026039 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-26, Kata "alfaasiqiina")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎وبشّرِ الّذينَ ءامنُوا۟ وعملُوا۟ الصّٰلحٰتِ أنّ لهُم جنّٰتٍ تجرِى مِن تحتهَا الأنهٰرُ ۖ كلّمَا رزقُوا۟ منهَا مِن ثمرةٍ رّزقًا ۙ قالُوا۟ هٰذا الّذى رزقْنَا مِن قبلُ ۖ وأتُوا۟ بهِۦ متشٰبِهًا ۖ ولهُم فيهَآ أزوٰجٌ مّطهّرَةٌ ۖ وهُم فيهَا خٰلدُون (QS 2:25)

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Sesungguhnya Allah = إنّ اللهَ
- tiada segan = لا يستحىِۦٓ
- untuk membuat = أن يضربَ
- perumpamaan berupa nyamuk = مثلًا مّا بعوضةً
- atau yang lebih rendah dari itu. = فما فوقهَا ۚ
- Adapun orang-orang yang = فأمَّا الّذين
- beriman, = ءامنُوا۟
- maka mereka yakin = فيعلمُون
- bahwa perumpamaan itu benar = أنّهُ الحقُّ
- dari Tuhan mereka, = من رّبّهِمْ ۖ
- tetapi mereka yang kafir mengatakan: = وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون
- "Apakah = ماذآ
- maksud Allah = أرادَ اللهُ
- menjadikan ini untuk perumpamaan?" = بهٰذا مثلًا
- Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, = يضلُّ بهِۦ كثيرًا
- dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. = ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ
- Dan tidak ada yang disesatkan Allah = وما يضلُّ بهِۦٓ
- kecuali orang-orang yang fasik, = إلَّا الفٰسقِين

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-39 atau terakhir dari ayat ke-26 surat Al-Baqarah, yaitu kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) = orang-orang (jamak mudzakkar salim) fasik.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
1. Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur.

2. Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur.

3. Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa ada 3 kaidah yang berkaitan dengan huruf istitsna atau hashr illaa (إلّا), yaitu sebagai berikut:
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka mustatsnaa'nya wajib manshub.
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi mustatsna sebagai badal (mengikuti mustatsnaa' minhu)  ataupun manshub dengan adat ististnaa.
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka i’rab mustatsna mengikuti ‘amilnya.

Kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) = orang-orang yang berbuat fasiq atau kerusakan, terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
- Huruf alif lam (ال) = ini atau itu atau yang tertentu, adalah huruf ma'rifat yang menjadikan kata setelahnya tertentu atau dikenal, di dalam bahasa Inggris sepadan dengan kata the.
- Kata benda atau isim faasiqiina (َفَاسِقِين) = orang-orang (laki2 jamak) yang berbuat fasiq atau kerusakan, adalah isim jamak mudzakkar salim dari kata isim faasiq (فَاسِق) = orang (mufrad mudzakkar) yang berbuat fasiq atau kerusakan. Kata faasiqiina (َفَاسِقِين) adalah isim faa'il (pelaku) sifat mushabihah dari kata kerja fi'il madhi fasaqa (فَسَقَ) = dia laki2 telah melakukan perbuatan tidak bermoral (to do immoral actions). Kata kerja fi'il madhi fasaqa (فَسَقَ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad salih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (فَعَلَ) - yaf'ulu (يَفْعُلُ) atau indek AS1.

Jadi kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah adalah   isim jama' mudzakkar salim yang merupakan objek atau isim manshub dengan ciri tambahan (bukan utama) al-yaa (يْنَ). Kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) merupakan mustatsnaa' dari huruf istitsnaa' atau huruf hashr (membatasi) illaa (إِلَّآ) bersama-sama dengan huruf nafi maa (مَا) pada kata wamaa (وَمَا) sebelumnya.  Kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) juga merupakan objek atau maf'ul bih dari kata kerja fi'il mudhari' yudhillu (يُضِلُّ) sebelumnya.  Kata alfaasiqiina (الْفَاسِقِيْنَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 11 kali, sedangkan asal kata faasiq (فاسق) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 39 kali dan kata kerja fasaqa (فسق) terdapat sebanyak 54 kali.

1.0. Indek = Q002026039
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 26
1.3. No kalimat = 39
2.0. Qur'anic = الْفَاسِقِيْنَ
2.1. Tarjamah = orang-orang fasik atau yang membuat kerusakan.
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = ini, itu, yang menunjukan kata tertentu atau ma'rifat.
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = يْنَ
5.1. Tarjamah = jama' mudzakkar salim
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = فَاسِق
6.1. Tarjamah = orang yang berbuat jahat, tidak bermoral atau tidak senonoh
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = فَسَقَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah melakukan perbuatan tidak bermoral (to do immoral actions).
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Rabu, 15 Februari 2017

Q002026038 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-26, Kata "illaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎وبشّرِ الّذينَ ءامنُوا۟ وعملُوا۟ الصّٰلحٰتِ أنّ لهُم جنّٰتٍ تجرِى مِن تحتهَا الأنهٰرُ ۖ كلّمَا رزقُوا۟ منهَا مِن ثمرةٍ رّزقًا ۙ قالُوا۟ هٰذا الّذى رزقْنَا مِن قبلُ ۖ وأتُوا۟ بهِۦ متشٰبِهًا ۖ ولهُم فيهَآ أزوٰجٌ مّطهّرَةٌ ۖ وهُم فيهَا خٰلدُون (QS 2:25)

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Sesungguhnya Allah = إنّ اللهَ
- tiada segan = لا يستحىِۦٓ
- untuk membuat = أن يضربَ
- perumpamaan berupa nyamuk = مثلًا مّا بعوضةً
- atau yang lebih rendah dari itu. = فما فوقهَا ۚ
- Adapun orang-orang yang = فأمَّا الّذين
- beriman, = ءامنُوا۟
- maka mereka yakin = فيعلمُون
- bahwa perumpamaan itu benar = أنّهُ الحقُّ
- dari Tuhan mereka, = من رّبّهِمْ ۖ
- tetapi mereka yang kafir mengatakan: = وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون
- "Apakah = ماذآ
- maksud Allah = أرادَ اللهُ
- menjadikan ini untuk perumpamaan?" = بهٰذا مثلًا
- Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, = يضلُّ بهِۦ كثيرًا
- dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. = ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ
- Dan tidak ada yang disesatkan Allah = وما يضلُّ بهِۦٓ
- kecuali orang-orang yang fasik, = إلَّا الفٰسقِين

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-38 dari ayat ke-26 surat Al-Baqarah, yaitu huruf illaa (إِلَّآ) = melainkan atau kecuali.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa Istitsnaa' bisa merupakan huruf, isim atau fi'il. Kata istitsnaa' adalah kata untuk mengecualikan, yang dalam ilmu nahwu disebut adawat (jamak dari adat) istitsna. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam kalimat pengecualian, yaitu:
- Al-Mustatsnaa, yaitu kata (biasanya isim) yang jatuh sesudah adat istitsnaa’)
- Al-Mustatsna minhu, yaitu kata (biasanya isim) yang ada sebelum adat istitsnaa' yang dijadikan patokan pengecualian)
- Adatul-Istitsnaa’ (perangkat istitsnaa').

Jadi adawat, adat, lafazh atau kata istitsnaa' berfungsi untuk mengecualikan kata (biasanya isim) sesudah kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa) yang masuk dalam hukum kata (biasanya isim) sebelum kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa minhu) baik pemasukan hukum tersebut secara jelas (hakiki) atau perkiraaan (taqdiri).

Kata istitsnaa semuanya ada delapan yang semuanya berarti kecuali, selain atau melainkan. Kata istitsnaa' dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Huruf istitsnaa', yaitu kata illaa (إلَّا)
2. Isim istitsnaa', yaitu kata ghairu (غَيْرُ) dan siwaa (سِوَى). Kata siwaa (سِوَى) bisa berupa kata suwaa (سُوَى) atau sawaau (سَوَاءُ),
3. Fi'il istitsnaa', yaitu laisa (لَيْسَ) dan laa yakuunu ().
4. Bisa dimasukan sebagai fi’il istitsnaa atau huruf istitsnaa', yaitu kata khalaa (خَلَا), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa (حَاشَا). Kata haasyaa (حَاشَا) pada umumnya masuk kepada huruf istitsnaa'.

Adawat istitsnaa adalah mabni. I'rab mustatsnaa pada umumnya adalah wajib Nashab ‘ala Istitsnaiyah, dengan syarat:
1. Berupa Kalam Tamm yaitu: kalam Istitsnaa dengan menyebut Mustatsna Minhu.
2. Berupa Kalam Mujab (kalimat positif) yaitu: tanpa Nafi atau Syibhu Nafi (Nahi, Istifham bimakna Nafi).

Ada 3 kaidah yang berkaitan dengan huruf istitsna illaa (إلّا):
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka mustatsnaa'nya wajib manshub.
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi mustatsna sebagai badal (mengikuti mustatsnaa' minhu)  ataupun manshub dengan adat ististnaa.
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka i’rab mustatsna mengikuti ‘amilnya.

Bila istitsnanya menggunakan isim istitsnaa' ghairu (غير), siwaa (سِوى), suwaa (سُوى) dan sawaau (سَواء) maka mustatsnanya wajib majrur. Karena keempat jenis istitsna ini merupakan isim bukan huruf, maka ketiga kaidah huruf ististna di atas bukannya berlaku untuk mustatsna nya melainkan untuk keempat isim istitsna ini. Sehingga:
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka isim istitsna nya yang wajib manshub sedangkan mustatsna nya wajib majrur.
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi isim istitsna sebagai badal ataupun manshub dengan adat ististnaa sedangkan mustatsna nya tetap wajib majrur.
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka I’rab isim ististna mengikuti ‘amilnya sedangkan mustatsna tetap wajib majrur.

Catatan bahwa karena isim siwaa (سِوى) dan suwaa (سُوى) diakhiri alif maqsurah (ى) maka tidak terlihat perbedaannya ketika marfu, manshub, dan majrur karena sama-sama dalam keadaan aslinya.

Bila istitsnanya menggunakan khalaa (َخَلاَ), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa  (حَاشَا) maka boleh menjadikan mustatsnanya manshub atau majrur. Jika mustatsnaa'nya majrur, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai huruf istitsnaa' atau huruf jar dan mustatsnaa'nya disebut isim majrur. Sedangkan jika mustatsnaa'nya manshub, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai fi’il istitsnaa dan mustastsna disebut sebagai maf’ul bih.

Berikut kita bahas sedikit tentang hashr (حصر) atau qashr (قصر), yaitu mengkhususkan sesuatu dengan sesuatu yang lain atau pembatasan sesuatu terhadap yang lain, dengan metode tertentu. Salah satu cara untuk membentuk hashr, adalah dengan menggunakan huruf nafiyah (penafian) yang disusul dengan huruf istitsnaa' (pengecualian).

Jadi kata illaa (إِلَّآ) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini termasuk huruf istitsnaa'. Huruf istitsnaa' illaa (إِلَّآ) ini bersama-sama dengan huruf nafi maa (مَا) pada kata wamaa (وَمَا) sebelumnya, membentuk hashr atau pembatasaan kata mustatsnaa'  terhadap mustatsnaa minhu-nya.  Kata illaa (إلّا) dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 714 kali.

1.0. Indek = Q002026038
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 26
1.3. No kalimat = 38
2.0. Qur'anic = إِلَّآ
2.1. Tarjamah = kecuali
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إِلَّا
6.1. Tarjamah = kecuali
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Selasa, 14 Februari 2017

Q002026037 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-26, Kata "bihi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎وبشّرِ الّذينَ ءامنُوا۟ وعملُوا۟ الصّٰلحٰتِ أنّ لهُم جنّٰتٍ تجرِى مِن تحتهَا الأنهٰرُ ۖ كلّمَا رزقُوا۟ منهَا مِن ثمرةٍ رّزقًا ۙ قالُوا۟ هٰذا الّذى رزقْنَا مِن قبلُ ۖ وأتُوا۟ بهِۦ متشٰبِهًا ۖ ولهُم فيهَآ أزوٰجٌ مّطهّرَةٌ ۖ وهُم فيهَا خٰلدُون (QS 2:25)

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Sesungguhnya Allah = إنّ اللهَ
- tiada segan = لا يستحىِۦٓ
- untuk membuat = أن يضربَ
- perumpamaan berupa nyamuk = مثلًا مّا بعوضةً
- atau yang lebih rendah dari itu. = فما فوقهَا ۚ
- Adapun orang-orang yang = فأمَّا الّذين
- beriman, = ءامنُوا۟
- maka mereka yakin = فيعلمُون
- bahwa perumpamaan itu benar = أنّهُ الحقُّ
- dari Tuhan mereka, = من رّبّهِمْ ۖ
- tetapi mereka yang kafir mengatakan: = وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون
- "Apakah = ماذآ
- maksud Allah = أرادَ اللهُ
- menjadikan ini untuk perumpamaan?" = بهٰذا مثلًا
- Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, = يضلُّ بهِۦ كثيرًا
- dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. = ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ
- Dan tidak ada yang disesatkan Allah = وما يضلُّ بهِۦٓ
- kecuali orang-orang yang fasik, = إلَّا الفٰسقِين

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-37 dari ayat ke-26 surat Al-Baqarah, yaitu kata bihi (بِهِ) = dengan nya (perempamaan itu).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf jarr asli ada sembilan (9) dan arti dari masing-masing huruf jarr asli ini adalah sebagai berikut:
1. Min (مِنْ)  = dari
2. Ilaa (إِلىَ ) = ke
3. 'An (عَنْ) = dari atau tentang (kadang sebagai isim)
4. 'Alaa (عَلىَ) = di atas (kadang sebagai isim)
5. Fii (فِى) = di, pada (tempat), dalam (waktu)
6. Rubba (رُبَّ) = banyak/sedikit
7. Al-baa (ب) = dengan
8. Al-kaf (ك)  = seperti (kadang sebagai isim)
9. Al-laa (ل) = milik/kepunyaan

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil ada tiga macam, sebagai berikut:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Berikut beberapa contoh dhamir jarr muttashil, yaitu antara huruf jarr dengan dhamir muttashil:
- Bii (بِيْ) = dengan atau bersama saya
- Bihi (بِهِ) = dengan atau bersama dia (laki2 tunggal)
- Fiyya (فِيَّ) = di atau pada saya
- Fiihi (فِيْهِ) = di, pada atau dalamnya atau dia (laki2 tunggal)
- Minnii (مِنِّيْ) = dari saya
- Minhu (مِنْهُ) = dari dia (laki2 tunggal)
- Minnaa (مِنَّا) = dari kita atau kami
- 'Annii (عَنِّيْ) = dari atau tentang saya
- 'Anhu (عَنْهُ) = dari atau tentang dia (laki2 tunggal)
- 'Annaa (عَنَّا) = dari atau tentang kita atau kami
- Ilayya (إِلَيَّ) = kepada saya
- Ilaihi (إِلَيْهِ) = kepada nya atau dia (laki2 tunggal)
- 'Alayya (عَلَيَّ) = atas saya
- 'Alaihi (عَلَيْهِ) = atas nya atau dia (laki2 tunggal)
- Lii (لِيْ) = untuk atau milik saya
- Laka (لَكَ) = untuk atau milik kamu (laki2 tunggal)
- Lahu (لَهُ) = untuk atau milik dia (laki2 tunggal)
- Untuk dhamir muttashil yang lain tidak ada perubahan

Kata bihi (بِهِ) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
- Huruf jarr al-baa (ب) = dengan, yaitu huruf atau kata depan yang mengkasrahkan kata setelahnya.
- Kata isim dhamir nashab atau objek hi (ـهِ) = nya, yang berasal dari dhamir rafa' atau subjek huwa (هُوَ) = dia laki2 atau kata jenis mudzakkar. Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata hu (ـهُ) dan hi (ـهِ) adalah kata yang sama artinya dan merupakan dhamir nashab dari huwa (هو).

Jadi kata bihi (بِهِ) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini adalah dhamir jarr muttashil, yaitu huruf jarr dengan dhamir muttashil. Kata bihi (بِهِ) adalah  jar wa majrur yang dihubungkan atau muta'alaq dengan kata kerja fi'il mudhari' yudhillu (يُضِلُّ) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, kata bihi (بِهِ) terdapat sebanyak 327 kali.

1.0. Indek = Q002026037
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 26
1.3. No kalimat = 37
2.0. Qur'anic = بِهِ
2.1. Tarjamah = dengan nya (perumpamaan itu)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = بِ
3.1. Tarjamah = dengan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = هُوَ
6.1. Tarjamah = nya atau dia laki2 tunggal
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Minggu, 12 Februari 2017

Q002026035 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-26, Kata "wamaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎وبشّرِ الّذينَ ءامنُوا۟ وعملُوا۟ الصّٰلحٰتِ أنّ لهُم جنّٰتٍ تجرِى مِن تحتهَا الأنهٰرُ ۖ كلّمَا رزقُوا۟ منهَا مِن ثمرةٍ رّزقًا ۙ قالُوا۟ هٰذا الّذى رزقْنَا مِن قبلُ ۖ وأتُوا۟ بهِۦ متشٰبِهًا ۖ ولهُم فيهَآ أزوٰجٌ مّطهّرَةٌ ۖ وهُم فيهَا خٰلدُون (QS 2:25)

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Sesungguhnya Allah = إنّ اللهَ
- tiada segan = لا يستحىِۦٓ
- untuk membuat = أن يضربَ
- perumpamaan berupa nyamuk = مثلًا مّا بعوضةً
- atau yang lebih rendah dari itu. = فما فوقهَا ۚ
- Adapun orang-orang yang = فأمَّا الّذين
- beriman, = ءامنُوا۟
- maka mereka yakin = فيعلمُون
- bahwa perumpamaan itu benar = أنّهُ الحقُّ
- dari Tuhan mereka, = من رّبّهِمْ ۖ
- tetapi mereka yang kafir mengatakan: = وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون
- "Apakah = ماذآ
- maksud Allah = أرادَ اللهُ
- menjadikan ini untuk perumpamaan?" = بهٰذا مثلًا
- Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, = يضلُّ بهِۦ كثيرًا
- dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. = ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ
- Dan tidak ada yang disesatkan Allah = وما يضلُّ بهِۦٓ
- kecuali orang-orang yang fasik, = إلَّا الفٰسقِين

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-35 dari ayat ke-26 surat Al-Baqarah, yaitu kata wamaa (وَمَا) = dan tidak.

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) dapat berfungsi sebagai berikut:
- Huruf athaf wa (و) = dan, yaitu huruf penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
- Huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat, boleh diterjemahkan dan atau tidak diterjemahkan.
- Huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi".
- Huruf wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa fungsi kata maa (ما) ada tiga:
1. Pertama kata maa (ما) = yang (apa), merupakan isim maushul (penghubung).
2. Kedua kata maa (ما) = apakah, adalah isim istifham (tanya).
3. Kemudian ketiga kata maa (ما) = tidak/bukan, adalah merupakan salah satu dari huruf nafi (menidakkan).

Jadi kata wamaa (وما) = dan tidak, terdiri dari dua bagian huruf sebagai berikut:
- Huruf wa (و) = dan, yaitu huruf athaf yang penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
- Huruf maa (ما) = tidak, yaitu huruf nafiyah yang menidakkan  kata atau kalimat sesudahnya.

Jadi kata wamaa (وما) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini menghubungkan kalimat sebelumnya dan menafikan atau menidakkan kata atau kalimat sesudah kata wamaa (وما). Huruf maa (مَا) pada kata wamaa (وما) juga tidak mempengaruhi i'rab kata setelahnya (laa 'amal lahaa) dan juga tidak menempati posisi i'rab apapun (laa mahal lahaa). Kata wamaa (وما) ini terdapat sebanyak 646 kali di dalam Al Qur'an, sementara kata maa (ما) baik sebagai huruf maupun isim dengan semua kemungkinan kata depan atau awalan terdapat sebanyak ribuan kali.

1.0. indek = Q002026035
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 26
1.3. no kalimat = 35
2.0. Qur'anic = وَمَا
2.1. Tarjamah = dan tidak
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مَا
6.1. Tarjamah = tidak
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.