Sabtu, 30 April 2016

Q002009008 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "anfusahum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-8 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) = diri (jiwa-jiwa) mereka sendiri.

Kata anfusahum (أنفسَهُم) terdiri dari dua bagian, yaitu anfusa (أنفسَ) = jiwa-jiwa, yaitu isim jamak dan kata hum (هُم) = mereka, yaitu isim dhamir muttashil orang ke-3 jamak.

Kata anfusa (أنفسَ) = jiwa-jiwa, berasal dari kata anfusu (أنفسُ) yang merupakan isim jamak dari kata nafsun (نفس) = jiwa, seseorang. Isim nafsun (نفس) adalah masdar atau tashrif istilahiyah dari kata kerja fi'il madhi nafasa (نفس) dan fi'il mudhari' yanfusu (ينفس), yang merupakan wazan AS1 seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.

Sebelumnya sudah kita bahas tentang huruf istitsnaa' yaitu kata illaa (إِلَّآ) pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini, sedangkan kata mustatsnaa' minhunya yakhda'uuna (يخدعون) rafa' dan kalimatnya negatif (nafi) menggunakan huruf nafiyah maa (ما), maka i'rab mustatsnanya boleh manshub atau badal. 

Jadi kata anfusa (أنفسَ) ini adalah mustatsnaa dari kata illaa (إلّا) sebelumnya dan i'rabnya manshub yang merupakan objek yang nakhirah (belum ada kejelasan - isim mudhaf). Maka kata hum (هُم) adalah isim ma'rifah yang menempati posisi jar (mudhaf ilaihi). 

Di dalam Al-Qur'an, kata anfusahum (أنفسَهُم) terdapat sebanyak 91 kali, sedangkan akar kata nafasa (نفس) terdapat sebanyak 298 kali.


1.0. indek = Q002009008
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 8
2.0. Qur'anic = أَنْفُسَهُمْ
2.1. Tarjamah = diri (jiwa-jiwa) mereka sendiri
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = هُم
5.1. Tarjamah = mereka
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = نَفْس
6.1. Tarjamah = seseorang, jiwa
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = نَفَسَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) menghela nafas, to give vent to
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 29 April 2016

Q002009007 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "illaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومنَ النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata illaa (إِلَّآ) = melainkan atau kecuali.

Sebelumnya sempat kita bahas sedikit mengenai istitsnaa'. Istitsnaa' adalah kata untuk mengecualikan, yang dalam ilmu nahwu disebut adawat (jamak dari adat) istitsna. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam kalimat pengecualian, yaitu:
- Al-Mustatsnaa, yaitu kata (biasanya isim) yang jatuh sesudah adat istitsnaa')
- Al-Mustatsna minhu, yaitu kata (biasanya isim) yang ada sebelum adat istitsnaa' yang dijadikan patokan pengecualian)
- Adatul-Istitsnaa' (perangkat istitsnaa').

Jadi adawat, adat, lafazh atau kata istitsnaa' berfungsi untuk mengecualikan kata (biasanya isim) sesudah kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa) yang masuk dalam hukum kata (biasanya isim) sebelum kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa minhu) baik pemasukan hukum tersebut secara jelas (hakiki) atau perkiraaan (taqdiri).

Kata istitsnaa semuanya ada delapan yang semuanya berarti kecuali, selain atau melainkan. Kata istitsnaa' dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Huruf istitsnaa', yaitu kata illaa (إلَّا)
2. Isim istitsnaa', yaitu kata ghairu (غَيْرُ) dan siwaa (سِوَى), suwaa (سُوَى), sawaau (سَوَاءُ)
3. Bisa dimasukan sebagai fi'il istitsnaa atau huruf istitsnaa', yaitu kata khalaa (خَلَا), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa (حَاشَا)

Ada 3 kaidah yang berkaitan dengan huruf istitsna illaa (إلّا): 
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka mustatsnaa'nya wajib manshub. 
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi mustatsna sebagai badal (mengikuti mustatsnaa' minhu)  ataupun manshub dengan adat ististnaa. 
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka i'rab mustatsna mengikuti 'amilnya. 

Bila istitsnanya menggunakan isim istitsnaa' ghairu (غير), siwaa (سِوى), suwaa (سُوى) dan sawaau (سَواء) maka mustatsnanya wajib majrur. Karena keempat jenis istitsna ini merupakan isim bukan huruf, maka ketiga kaidah huruf ististna di atas bukannya berlaku untuk mustatsna nya melainkan untuk keempat isim istitsna ini. Sehingga: 
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka isim istitsna nya yang wajib manshub sedangkan mustatsna nya wajib majrur. 
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi isim istitsna sebagai badal ataupun manshub dengan adat ististnaa sedangkan mustatsna nya tetap wajib majrur. 
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka I'rab isim ististna mengikuti 'amilnya sedangkan mustatsna tetap wajib majrur. 

Catatan bahwa karena isim siwaa (سِوى) dan suwaa (سُوى) diakhiri alif maqsurah (ى) maka tidak terlihat perbedaannya ketika marfu, manshub, dan majrur karena sama-sama dalam keadaan aslinya. 

Bila istitsnanya menggunakan khalaa (َخَلاَ), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa  (حَاشَا) maka boleh menjadikan mustatsnanya manshub atau majrur. Jika mustatsnaa'nya majrur, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai huruf istitsnaa' atau huruf jar dan mustatsnaa'nya disebut isim majrur. Sedangkan jika mustatsnaa'nya manshub, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai fi'il istitsnaa dan mustastsna disebut sebagai maf'ul bih.  

Jadi kata illaa (إِلَّآ) pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini termasuk huruf istitsnaa, sedangkan kata mustatsnaa' minhunya yakhda'uuna (يخدعون) rafa' dan kalimatnya negatif (nafi) menggunakan huruf nafiyah maa (ما), maka i'rab mustatsnanya boleh manshub atau badal. Kata illaa (إلّا) dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 714 kali.

1.0. indek = Q002009007
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 7
2.0. Qur'anic = إِلَّآ
2.1. Tarjamah = kecuali
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إِلَّا
6.1. Tarjamah = kecuali
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Kamis, 28 April 2016

Q002009006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "yakhda'uuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومنَ النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata yakhda'uuna (يَخْدَعُونَ) = mereka (laki2 jamak sedang, akan dan/atau senantiasa) menipu.

Kata yakhda'uuna (يخدعُون) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Kata yakhda'u (يخدع) yaitu kata fi'il mudhari' dari kata fi'il madhi khada'a (خدع)
- Kata isim dhamir muttashil al-waw (ون) yaitu dhamir rafa yang berfungsi sebagai faa'il atau pelaku atau subjek.

Sebelumnya sudah kita bahas contoh kalau wazan dasar ke-1 dari 14 yaitu dengan indek A tidak kemasukan (mengandung) huruf 'illat atau hamzah, yaitu kemungkinan untuk huruf syahih atau salim saja dengan tashrif istilahiyahnya sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)

Jadi asal kata yakhda'u (يَخْدَعُ) adalah mauzun dari atau yang mengunakan wazan fi'il mudhari' AS3 = yaf'alu (يَفْعَلُ). Sedangkan tashrif lughawiyah dari mauzun yakhda'u (يَخْدَعُ) dengan wazan AS3 untuk semua dhamir adalah sebagai berikut:
1. Huwa (هو) = yakhda'u (يَخْدَعُ) 
2. Humaa (هما) = yakhda'aani (يَخْدَعَانِ)
3. Hum (هم) = yakhda'uuna (يَخْدَعُوْنَ)
4. Hiya (هي) = tahda'u (تَخْدَعُ)
5. Humaa (هما) = takhda'aani (تَخْدَعَانِ) untuk 2-perempuan orang ke-3
6. Huna (هن) = yakhda'na (يَخْدَعْنَ)
7. Anta (أنتَ) = takhda'u (تَخْدَعُ)
8. Antumaa (أنتما) = takhda'aani (تَخْدَعَانِ) untuk 2-laki2 orang ke-2
9. Antum (أنتم) = takhda'uuna (تَخْدَعُوْنَ)
10. Anti (أنتِ) = takhda'iina (تَخْدَعِيْنَ)
11. Antumaa (أنتما) = takhda'aani (تَخْدَعَانِ) untuk 2-perempuan orang ke-2
12. Antuna (أنتن) = takhda'na (تَخْدَعْنَ)
13. Anaa (أنا) = alhda'u (أَخْدَعُ)
14. Nahnu (نحن) = nakhda'u (نَخْدَعُ)

Jadi kata yakhda'uuna (يخدعون) adalah tashrif lughawiyah dari fi'il mudhari' yakhda'u (يخدع) dari dhamir mustatir (tersembunyi) huwa (هو) menjadi dhamir muttashil (tersambung) hum al-waw (ون). Baik dhamir mustatir huwa (هو) maupun dhamir muttashil al-waw (ون) dua-duanya merupakan dhamir rafa' yang berfungsi sebagai faa'il, pelaku atau subjek.

Pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini, kata yakhda'uuna (يخدعون) adalah yang dinafikan atau yang diingkari oleh huruf nafiyah maa (ما) pada kata sebelumnya.

Kata yakhda'uuna (يخدعُون) dengan wazan fi'il mujarrad AS3 (فَعَلَ) dan kata yukhaadi'uuna (يخٰدعون) pada awal ayat ke-9 dengan wazan fi'il mazid CS1 (فَاعَلَ) mempunyai ma'na yang hampir sama. Kata yakhda'uuna (يخدعون) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak  sekali saja pada ayat ini, tetapi akar kata khada'a  (خدع) dari indek AS3 atau wazan fa'ala (فعل) terdapat sebanyak 5 kali.

1.0. indek = Q002009006
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 6
2.0. Qur'anic = يَخْدَعُونَ
2.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak sedang dan/atau senantiasa) menipu
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = ونَ
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يَخْدَعُ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 sedang, akan dan/atau senantiasa) menipu
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = خَدَعَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) menipu
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Rabu, 27 April 2016

Q002009005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "wamaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومِن النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata wamaa (وَمَا) = dan tidak.

Kata wamaa (وما) terdiri dari dua bagian, yaitu huruf wa (و) = dan atau padahal, serta huruf maa (ما) = tidak.

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) athaf yaitu huruf penghubung dan huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat. Disamping kedua jenis huruf tetsebut, huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi", dan huruf wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.

Sebelumnya juga kita bahas bahwa   fungsi kata maa (ما) ada tiga. Pertama kata maa (ما) = yang (apa), merupakan isim maushul (penghubung). Kedua kata maa (ما) = apakah, adalah isim istifham (tanya). Kemudian ketiga kata maa (ما) = tidak/bukan, adalah merupakan salah satu dari huruf nafi (menidakkan).

Jadi dengan demikian, pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini, kata wa (و) = dan, adalah huruf isti'nafiyah, sedangkan kata maa (ما) = tidak atau bukan, adalah huruf nafiyah.


1.0. indek = Q002009005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = وَمَا
2.1. Tarjamah = dan tidak
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مَا
6.1. Tarjamah = tidak
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Selasa, 26 April 2016

Q002009004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "aamanuu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومِن النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أمفيَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata aamanuu (ءَامَنُوا) = (mereka laki2 telah) beriman.

Kata aamanuu (ءامنوا) terdiri dari kata fi'il madhi aamana (ءامن) = (dia laki2 tunggal telah) beriman, dan kata isim dhamir muttashil al-waw (ون) = mereka (laki2 jamak).

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas pengelompokan wazan berdasarkan ada tidaknya tambahan huruf lain selain huruf 'illat pada akar kata yang terdiri dari 14 wazan (A sampai N). Ke-14 wazan (dasar) ini bisa saja kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah berikut pada akar katanya pada 7 kemungkinan.

Kalau wazan ke-4 (dari 14) yaitu wazan dasar dengan indek D = a'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ), kemasukan atau tidak kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah, tashrif istilihiyahnya menjadi sebagai berikut:
1. DM1 = au'ala (أَوْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - au'il (أَوْعِلْ)
2. DM2 = ai'ala (أَيْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - ai'il (أَيْعِلْ)
3. DN1 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - waw naqish
4. DN2 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - yaa naqish
5. DD1 = afa'-'a (أَفَعَّ) - yufi'-'u (يُفِعُّ) - afi'-'a (أَفِعَّ) atau af'i' (أَفْعِعْ)
6. DA1 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - waw ajwaf
7. DA2 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - yaa ajwaf
8. DS1 = af'ala (أَفْعَلَ) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ)
9. DL1 = au'ai (أَوْعَى) - yuu'ii (يُوْعِيْ) - au'i (أَوْعِ)
10. DL2 = afaa-a (أَفَاءَ) - yuufii-u (يُفِيْءُ) - afi' (أَفِئْ)
11. DL3 = afai (أَفَى) - yufii (يُفِيْ) - afi (أَفِ)
12. DL4 = aa'ai (آعَى) - yu'-'ii (يُؤْعِيْ) - aa'i (آعِ)
13. DL5 = afyaa (أَفْيَا) - yufyii (يُفْيِيْ) - afyi (أَفْيِ)
14. DH1 = aa'ala (آعَلَ) - yu'-'ilu (يُؤْعِلُ) - aa'il (آعِلْ)
15. DH2 = af-ala (أَفْأَلَ) - yuf-ilu (يُفْئِلُ) - af-il (أَفْئِلْ)
16. DH3 = af'a-a (أَفْعَأَ) - yuf'i-u (يُفْعِئُ) - af'i' (أَفْعِئْ)

Jadi asal kata aamana (َءَامَن) atau (َآمَن) adalah mauzun yaitu yang mengunnakan wazan DH1 = aa'ala (آعَلَ). Sedangkan tashrif lughawiyah dari mauzun aamana (آمَنَ) dengan wazan DH1 untuk semua dhamir adalah sebagai berikut:
1. Huwa (هو) = aamana (آمَنَ)
2. Humaa (هما) = aamanaa (آمَنَا) untuk 2-laki2 orang ke-3
3. Hum (هم) = aamanuu (آمَنُوْا)
4. Hiya (هي) = aamanat (آمَنَتْ)
5. Humaa (هما) = aamanataa (آمَنَتَا) untuk 2-perempuan orang ke-3
6. Huna (هن) = aamanna (آمَنَّ)
7. Anta (أنتَ) = aamanta (آمَنْتَ)
8. Antumaa (أنتما) = aamantumaa (آمَنْتُمَا) untuk 2-laki2 orang ke-2
9. Antum (أنتم) = aamantum (آمَنْتُمْ)
10. Anti (أنتِ) = aamanti (آمَنْتِ)
11. Antumaa (أنتما) = aamantumaa (آمَنْتُمَا) untuk 2-perempuan orang ke-2
12. Antuna (أنتن) = aamantunna (آمَنْتُـنَّ)
13. Anaa (أنا) = aamantu (آمَنْتُ)
14. Nahnu (نحن) = aamannaa (آمَنَّا)

Jadi kata aamanuu (ءامنوا) = mereka (laki2 jamak orang ke-3 telah) beriman, merupakan tashrif lughawiyah dari kata aamana (آمن) = (dia laki2 tunggal orang ke-3 telah) beriman, dari wazan DH1 aa'ala (آعل).

Pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini, kata aamanuu (آمنوا) silah dari kata alladziina (الّذين) dengan 'aaid (dhamir) yang sama yaitu jamak mudzakkar hum (orang ke-3).


1.0. indek = Q002009004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = ءَامَنُوا
2.1. Tarjamah = (mereka laki2 telah) beriman
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = وا
5.1. Tarjamah =mereka (jamak mudzakkar)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ءَامَنَ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = آمَنَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Senin, 25 April 2016

Q002009003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "walladziina")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومِن النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata walladzina (وَالَّذِيْنَ) = dan (mereka) yang.

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa walladziina (والّذين) = dan yang mereka (laki2), terdiri dari dua kata. Yang pertama waw 'athaf atau kata penyambung/penggabung, yaitu wa (وَ) = dan, yang menggabungkan (ma'uthufah) kata alladziina (الّذين) dengan lafazh Al-Jalaalah Allaha (اللهَ) sebelumnya, yaitu kata ke-2 di ayat ke-9 ini.

Yang kedua dari kata walladziina adalah kata alladziina (الّذين) = yang (mereka) atau (mereka) yang, yaitu isim maushul atau kata penghubung. Seperti sudah kita bahas sebelumnya bahwa setelah isim maushul wajib terdapat shilah yang menjelaskan maknanya. Disyaratkan dalam shilah isim maushul ini mengandung dhamir ('aaid) yang sesuai terhadap maushulnya. Dengan kata lain, apabila maushulnya mufrad (tunggal), maka dhamirnya mufrad, apabila maushulnya mudzakkar (jenis laki2), maka dhamirnya mudzakkar, apabila maushulnya selain dari keduanya, maka dhamirnya pun disesuaikan pula dengannya.


1.0. indek = Q002009003
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 3
2.0. Qur'anic = وَالَّذِيْنَ
2.1. Tarjamah = dan yang
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = ينَ
5.1. Tarjamah = (jamak mudzakkar)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = الّذ
6.1. Tarjamah = yang
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Minggu, 24 April 2016

Q002009002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "Allaha")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومِن النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata lafazh Al-Jalaalah Allaha (اللهَ) = Allah.

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua: 
A. Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
B. Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim mu'rab terbagi menjadi:
1. Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
2. Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
3. Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.

Sebelumnya juga sudah kita bahas isim marfu'. Kita lanjutkan dengan pembahasan isim manshub. Isim mansub adalah isim yang terkena i'rab nashab yang berfungsi sebagai objek. 

Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
- Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama' taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang. 
- Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama' mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama' dikasrahkan. 
- Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama' muannats salim. 
- Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَ – أَخَاكَ – حَمَاكَ – فَاكَ – ذَامَال

Isim menjadi manshub pada 11 posisi, yaitu: 
1. Khabar kana, 
2. Isim Inna, 
3. Maf'ul Bih, 
4. Maf'ul Muthlaq, 
5. Maf'ul li Ajlih, 
6. Maf'ul Ma'ah,
7. Maf'ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan) 
8. Hal, 
9. Mustatsna, 
10. Munada, dan 
11. Tamyiz. 
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang manshub. 

Maf'ul bih adalah isim manshub yang menunjukkan kepada pihak yang dikenai amalnya fa'il bersamaan dengan tidak berubahnya bentuk fi'il. 

Maf'ul bih dapat berupa: 
* Isim mu'rab,  
* Isim mabni (dhamir muttashil atau munfashil, isim isyarah, isim maushul, dan seterusnya). 
* Mashdar muawwal dari: ْأَن + fi'il atau َّأَن + isim + khabar. 
* Boleh mengedepankan maf'ul bih atas fa'ilnya. Wajib mengedepankan maf'ul bih atas fa'ilnya apabila maf'ul bih berupa dhamir munfashil kecuali apabila diawali oleh (إِلَّا), maka wajib diakhirkan.
* Boleh menghapus fi'il dan menyisakan maf'ul bih apabila bisa dipahami dari susunan kalimat.
* Pada asalnya maf'ul bih terletak setelah fi'il dan fa'il, hanya saja terkadang mashdar atau isim fa'il bisa berfungsi seperti fi'il, sehingga keduanya (juga shighah mubalaghah dan isim fi'il) menashabkan maf'ul bih.

Kata lafazh Al-Jalaalah Allaha (اللهَ) pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini merupakan isim mu'rab yang manshub dengan alamat (ciri) utama fathah, menempati posisi maf'ul bih   (objek) dari kata kerja fi'il mudhari' yukhaadi'u (يخٰدعُ) dengan faa'il (subjek) berupa dhamir muttashil al-yaa (ين).

1.0. indek = Q002009002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = اللهَ
2.1. Tarjamah = Allah
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = الله
6.1. Tarjamah = Allah
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = اله
7.1. Tarjamah = Tuhan
7.2. Jenis kalimat = إسم

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Sabtu, 23 April 2016

Q002009001 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "yukhaadi'uuna")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata pertama dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata yukhaadi'uuna (يُخٰدِعُونَ) = mereka (laki2 jamak sedang dan/atau senantiasa) hendak menipu.

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas pengelompokan wazan berdasarkan ada tidaknya tambahan huruf lain selain huruf 'illat pada akar kata yang terdiri dari 14 wazan (A sampai N). Berikut wazan (pola) tashrif (perubahan) istilahiyah dari fi'il madhi ke fi'il mudhari' dan fi'il amar (perintah) dari ke-14 wazan tersebut:
1. A = Fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (يَفْعُلُ) - uf'ulu (اُفْعُلْ)
2. B = Fa'-'ala (َفَعَّل) - yufa'-'ilu (يُفَعِّلُ) - fa'-'il (فَعِّلْ)
3. C = Faa'ala (فَاعَلَ) - yufaa'ilu (يُفَاعِلُ) - faa'il (فَاعِلْ)
4. D = A'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ) 
5. E = Tafa'-'ala (َتَفَعَّل) - yatafa'-'alu (يَتَفَعَّلُ) - tafa'-'al (تَفَعَّلْ) 
6. F = Tafa'ala (َتَفَاعَل) - yatafa'alu (يَتَفَاعَلُ) - tafa'al (تَفَاعَلْ) 
7. G = Infa'ala (َإِنْفَعَل) - yanfa'ilu (يَنْفَعِلُ) - infa'il (اِنْفَعِلْ) 
8. H = Ifta'ala (َإِفْتَعَل) - yafya'ilu (يَفْتَعِلُ) - ifta'il (اِفْتَعِلْ) 
9. I = If'alla (اِفْعَلَّ) - yaf'allu (يَفْعَلُّ) - if'alla (اِفْعَلَّ) atau if'alil (اِفْعَلِلْ)
10. J = Istaf'ala (َإِسْتَفْعَل) - yastaf'il (يَسْتَفْعِلُ) - istaf'il (اِسْتَفْعِلْ) 
11. K = Fa'lala (َفَعْلَل) - yufa'ila (يُفَعْلِلُ) - fa'lil (فَعْلِلْ)  
12. L = Tafa'lala (َتَفَعْلَل) - yatafa'lalu (يَتَفَعْلَلُ) - tafa'lal (تَفَعْلَلْ) 
13. M = If'anlala (َاِفْعَنْلَل) - yaf'anlilu (يَفْعَنْلِلُ) - if'anlil (اِفْعَنْلِلْ) 
14. N = If'alalla (اِفْعَلَلَّ) - yaf'alillu (يَفْعَلِلُّ) - if'allil (اِفْعَلْلِلْ) 

Ke-14 wazan (dasar) diatas bisa saja kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah berikut pada akar katanya:
1. S = Shahih atau Salim, yaitu tidak huruf 'illat atau hamzah sama sekali: fa'ala (فعل)
2. D = Mudha'af, yaitu tidak huruf 'illat atau hamzah tetapi huruf keduanya tasdid atau saddah (berulang): fa' 'a (فعّ) atau fa'a'a (فعع)
3. M = Mitsaal, adanya 1-huruf diawal wazan sbb:
* Mitsaal waw: wa'ala (وعل)
* Mitsaal yaa: ya'ala (يعل)
4. A = Ajwaf, adanya 1-huruf 'illat di tengah wazan sbb:
* Ajwaf waw: fawala (فول)
* Ajway yaa: fayala (فيل)
5. N = Naaqish, adanya 1-huruf 'illat diakhir wazan sbb:
* Naaqish waw: fa'awa (فعو)
* Naaqish yaa: fa'aya (فعي)
6. L = Lafiif, adanya 2-huruf 'illat dan/atau hamzah pada wazan sbb:
* Lafiif maqruun (berkumpul) waw-yaa: fawaya (فوي)
* Lafiif maqruun 2-yaa: fayaya (فيّ) atau (غيب)
* Lafiif maqruun alif-hamzah: faa-a' (فاء)
* Lafiif maqruun hamzah-yaa: faa'ya (فأي)
* Lafiif mafruuq (terpisah) waw-yaa: wa'aya (وعي)
* Lafiif mafruuq hamzah-yaa: a'aya (أعي)
7. H = Mahmuuz, adanya huruf hamzah pada wazan sbb:
* Hamzal diawal: a'ala (أعل)
* Hamzah ditengah: fa-ala (فأل)
* Hamzah diakhir: fa'a-a (فعأ)

Sebelumnya sudah kita bahas contoh kalau wazan dasar ke-1 dari 14 yaitu dengan indek A tidak kemasukan (mengandung) huruf 'illat atau hamzah yaitu indek S (ke-1 dari 7 kemungkinan) dengan tashrif istilahiyahnya, yaitu sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
Kalau wazan ke-3 (dari 14) yaitu dengan indek C kemasukan atau tidak kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah, tashrif istilihiyahnya menjadi sebagai berikut:
1. CM1 = waa'ala (وَاعَلَ) yuwaa'ilu (يُوَاعِلُ) - waa'il (وَاعِلْ)
2. CM2 = yaa'ala (يَاعَلَ) yuyaa'ilu (يُيَاعِلُ) - yaa'il (يَاعِلْ)
3. CN1 = faa'aya/i/u (فَاعَى) - yufaa'ii (يُفَاعِيْ) - faa'i (فَاعِ) - untuk naaqish waw
4. CN2 = faa'aya/i/u (فَاعَى) - yufaa'ii (يُفَاعِيْ) - faa'i (فَاعِ) - untuk naaqish yaa
5. CD1 = faa'-'a (فَاعَّ) - yufaa'-'u (يُفَاعُّ) - faa'-'a (فَاعَّ)
6. CA1 = faawala (فَاوَلَ) - yufaawilu (يُفَاوِلُ) - faawil (فاوِلْ)
7. CA2 = faayala (فَايَلَ) - yufaayilu (يُفَايِلُ) - faayil (فَايِلْ)
8. CS1 = faa'ala (فَاعَلَ) - yufaa'ilu (يُفَاعِلُ) - faa'il (فَاعِلْ)
9. CL1 = faawaya/i/u (فَاوَى) - yufaawii (يُفَاوِيْ) - faawi (فَاوِ)
10. CL2 = aa'aya/i/u (آعَى) - yuas'ii (يُؤَاعِيْ) - aa'i (آعِ)
11. CH1 = aa'ala (آعَلَ) - yuaa'ilu (يُؤَاعِلُ) - aa'il (آعِلْ)
12. CH2 = faa-ala (فَاءَلَ) - yufaailu (يُفَائِلُ) - faail (فَائِلْ)
13. CH3 = faa'a-a (فَاعَأَ) - yufaa'iu (يُفَاعِئُ) - faa'i' (فَاعِئْ)
Kata pertama dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah yukhaadi'uuna (يُخٰدِعُونَ) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Kata kerja yukhaadi'u (يخٰدعُ) = dia laki2 sedang, akan dan/atau senantiasa) hendak menipu, yaitu fi'il mudhari' marfu' dengan af'alul khamsah
- Kata isim al-waw (ونَ) = mereka (laki2 jamak), yaitu dhamir muttashil yang menempati posisi rafa' sebagai faa'il (pelaku) dari kata kerja fi'il mudhari'. Al-waw (ون) dikenal sebagai salah satu dari lima kata kerja (dhamir muttashil).

Jadi dengan demikian kata yukhaadi'uuna (يخٰدعُون) = mereka (laki2 jamak sedang, akan dan/ atau senantiasa) hendak menipu, merupakan tashrif lughawiyah (perubahan dhamir) dari kata kerja fi'il mudhari' yukhaadi'u (يخٰدعُ) = (dia laki2 sedang, akan, dan/senantiasa) hendak menipu, dari fi'il madhi khaada'a (خٰدَعَ) dengan wazan dasar faa'ala (فاعل) yaitu dengan indek CS1 seperti di atas. 

Kata yukhaadi'uuna (يخٰدعون) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak  2 kali, sedangkan akar kata khada'a  (خدع) dari indek AS3 atau wazan fa'ala (فعل) terdapat sebanyak 5 kali.


1.0. indek = Q002009001
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 1
2.0. Qur'anic = يُخٰدِعُونَ
2.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak sedang dan/atau senantiasa) hendak menipu
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = ونَ
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يُخٰدِعُ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 sedang, akan dan/atau senantiasa) hendak menipu
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = خدع
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) menipu
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 22 April 2016

Q002008011 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "bimu'miniina")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

جتم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى ألصٰرِهِم ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-11 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata bimu'miniina (بِمُؤْمِنِيْنَ) = dengan orang-orang atau mereka (laki2 jamak) beriman.

Kata bimu'miniina terdiri dari tiga bagian sebagai berikut:
- Huruf jarr bi (بِ) = dengan, yaitu huruf yang mengkasrahkan atau memajrurkan isim setelahnya.
- Isim mu'mini (مُؤْمِنِ) = , yaitu isim majrur dimana i'rabnya kasrah karena huruf jar bi (بِ) sebelumnya
- Isim dhamir manshub al-yaa (ينَ) = , yaitu jamak mudzakkar salim manshub menempati posisi khabar dari kata majemuk ismiyah.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa akar kata dalam bahasa Arab mayoritas terdiri dari tsulatsi - tiga (3) huruf. Juga sudah kita bahas pengelompokan wazan akar kata dari bahasa Arab yaitu bina shahih yaitu semua huruf akar katanya bebas dari huruf 'illat, dan bina mu'tal yaitu minimal satu dari huruf akar katanya merupakan huruf 'illat. Juga sudah kita bshas kemungkinan adanya huruf lain pembentuk akar kata bahasa Arab melahirkan wazan kelompok kata fi'il mujarrad dan fi'il mazid.

Wazan fi'il mujarrad dari tsulatsi (tiga) huruf dengan perubahan (tasrif) istilahiyah (perubahan betul kata dari fi'il madhi ke fi'il mudhari' dll) terdiri dari 6 bab saja, yaitu sebagai berikut:
- AS1: fa'ala (َفَعَل) yaf'ulu (ُيَفْعُل)
- AS2: fa'ala (َفَعَل) yaf'ilu (ُيَفْعِل)
- AS3: fa'ala (َفَعَل) yaf'alu (ُيَفْعَل)
- AS4: fa'ila (َفَعِل) yaf'alu (ُيَفْعَل)
- AS5: fa'ula (َفَعُل) yaf'ulu (ُيَفْعُل)
- AS6: fa'ila (َفَعِل) yaf'ilu (ُيَفْعِل)

Catatan bahwa huruf atau digit pertama dari indek ASx merupakan pengelompokan wazan berdasarkan ada tidaknya tambahan huruf lain selain hurif 'illat pada akar kata yang terdiri dari 14 wazan (A sampai N), sebagai berikut:
- A = Fa'ala (َفَعَل)
- B = Fa'a'ala (َفَعَّل)
- C = Faa'ala (َفَاعَل)
- D = A'f'ala (َأَفْعَل)
- E = Tafa'a'ala (َتَفَعَّل)
- F = Tafa'ala (َتَفَاعَل)
- G = Infa'ala (َإِنْفَعَل)
- H = Ifta'ala (َإِفْتَعَل)
- I = If'alala (إِفْعَلّ)
- J = Istaf'ala (َإِسْتَفْعَل)
- K = Fa'alala (َفَعَلَل)
- L = Tafa'lala (َتَفَعْلَل)
- M = If'anlala (َاِفْعَنْلَل)
- N = If'alalla (اِفْعَلَلَّ)

Sedangkan huruf kedua dari indek ASx merupakan pengelompokan wazan berdasarkan ada tidaknya huruf 'illat dan hamzah pada akar kata yang terdiri dari 6 kemungkinan sbb:
- M = Mitsal (المثال)
- N = Naqish (الناقص)
- D = Mudha'af (المضعف)
- A = Ajwaf (الأجوف)
- S = Sahih atau salim (السالم)
- L = Lafif (اللفيف)
- H = Hamzah atau Mahmuz (المهموز)

Digit ketiga atau angka merupakan nomor urut atas kemungkinan posisi huruf-huruf 'illat atsu huruf hamzah pada semua kombinasi pengelompokan tersebut di atas.

Kata mu'miniina (مؤمنين) adalah jamak mudzakkar salim dari kata mu'min (مؤمن) yang merupakan isim faa'il dari kata kerja aamana (آمن) yu'minu (يؤمن). Kata kerja aamana (آمن) yu'minu (يؤمن) aslinya a-a-mana (أأمن) yua-aminu (يأأمن) yaitu wazan-DHx (x nomor urut) dari kelompok wazan-D af'ala (أفعل) yuf'ilu (يفعل) yang berasal dari kata kerja amina (أمن) ya'manu (يأمن) yaitu wazan AHx (x nomor urut) kelompok wazan-A fa'ila (َفَعِل) yaf'alu (يفعَلُ).

Kata bimu'miniina (بمؤمنِين) pada ayat ke-8 ini merupakan khabar atau status atau kondisi (al-haal) dari sebagian manusia yang mengatakan beriman pada Allah dan pada hari akhir, padahal sesungguhnya mereka itu tidak atau bukan orang-orang beriman.

Jadi ayat ke-8 surat Al-Baqarah:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللهِ وَبِالْيَوْمِ الْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ

Terjemahnya lengkspnya adalah sebagai berikut:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

1.0. indek = Q002008011
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 11
2.0. Qur'anic = بِمُؤْمِنِيْنَ
2.1. Tarjamah = dengan orang-orang atau mereka (laki2 jamak) beriman
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = بِ
3.1. Tarjamah = dengan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = ينَ
5.1. Tarjamah = orang-orang atau mereka (laki2 jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مُؤْمِن
6.1. Tarjamah = beriman (pelaku atau orangnya)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = آمن
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Kamis, 21 April 2016

Q002008010 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "hum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

جتم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى ألصٰرِهِم ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-10 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata hum (هُمْ) = mereka (laki2 jamak).

Kata hum (هُم) seperti sudah pernah kita bahas sebelumnya adalah isim dhamir atau kata ganti orang ketiga. Karena terpisah dari kata lainnya (tidak menyambung) maka disebut juga sebagai dhamir munfashil (terpisah). 

Pada ayat ke-8 ini, kata hum (هُم) disebut dhamir rafa' munfashil yang menempat posisi rafa' mubtada (subjek) atau isim dari kata nafiyah maa (ما). Kata hum (هُم) atau humu (هُمُ) sebagai isim dhamir munfashil (terpisah) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 261 kali, sedangkan baik sebagai dhamir munfashil (terpisah) atau sebagai dhamir muttashil (tersambung) termasuk him (هِم) terdapat sebanyak 4081 kali.

1.0. indek = Q002008010
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 10
2.0. Qur'anic = هُمْ
2.1. Tarjamah = mereka (laki-laki jamak, 3 orang atau lebih)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = هُمْ
6.1. Tarjamah = mereka laki-laki jamak (3 orang atau lebih)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Rabu, 20 April 2016

Q002008009 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "wamaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-9 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata wamaa (وَمَا) = dan atau padahal tidaklah/bukanlah.

Kata wamaa (وما) terdiri dari dua bagian, yaitu huruf wa (و) = dan atau padahal, serta huruf maa (ما) = tidaklah/bukanlah.

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) athaf yaitu huruf penghubung dan huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat. Disamping kedua jenis huruf tetsebut, huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi", dan huruf wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.

Telah kita bahas sebelumnya bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim terbagi dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) menjadi dua: 
1. Isim mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
2. Isim mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim Mabni ada delapan, yaitu: 
- Dhamir 
- Isim isyarah 
- Isim maushul 
- Isim syarat 
- Isim istifham  
- Isim fi'il 
- Adad murakab - sebagian besar
- Zharaf yang mabni

Isim maushul disebut juga dengan kata penghubung, berfungsi menghubungkan beberapa kalimat atau pikiran pokok menjadi satu kesatuan. Isim maushul adalah isim yang membutuhkan Shilah (penghubung) dan 'aaid, yaitu dhamir (kata ganti orang) yang zhahir (yang tersurat) atau mustatir  yang tersirat) yang merujuk atau kembali kepada isim maushul.

Isim maushul terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Maushul Khas, yaitu isim maushul yang menggunakan lafazh-lafazh maushul al-ladzii (الّذي) dan perubahannya sesuai dengan mudzakkar, muannats, mufrad, mutsanna atau jama'. 
2. Maushul Musytarak (yang bersekutu dengan mudzakkar, muannats, mufrad, mutsanna atau jama'), yaitu isim maushul yang menggunakan lafazh umum berikut:
- Maa (ما) = yang (apa), menghubungkan kepada isim shilah tidak berakal. 
- Man (مَن) = yang (siapa), menghubungkan kepada isim shilah berakal. 
- Ayyun( أَيٌّ), dzuu (ذُو) dan dzaa (ذَا) = yang, yaitu digunakan untuk menunjukkan makna yang berakal dan yang tidak berakal.

Sementara isim istifham, yaitu kata tanya terdiri dari:
- Man (مَن) = siapa
- Maa (مَا) = apa 
- Mataa (مَتَى) = kapan
- Aina (أَيْنَ) = di mana 
- Kam (كَمْ) = berapa 
- Kaifa (كَيْفَ) = bagaimana 
- Ayyu (أَيُّ) = yang mana 

Isim-isim istifham, kecuali ayyu (أيّ) adalah isim mabni dan isim tersebut bersama dengan tetapnya huruf akhir tanpa perubahan, dii'rab sesuai kedudukannya dalam kalimat. Isim istifham terletak di awal kalimat dan boleh diawali oleh huruf jar tetapi tidak boleh di tengah atau di akhir kalimat. 

Dengan demikian kata maa (ما) = yang (apa), merupakan isim maushul (penghubung) dan maa (ما) = apakah, isim istifham (tanya). Disamping itu kata maa (ما) = tidak/bukan, juga merupakan salah satu dari huruf nafi (menidakkan).

Huruf nafi ada tujuh dan semuanya berarti tidak atau bukan: 
- Lam (لم)
- Lammaa (لـمّـا
- Lan (لن)
- In (إن)
- Maa (ما)
- Laa (لا)
- Laata (لات)

Pada ayat ke-8 ini, huruf wa (و) pada kata wamaa (وما) berfungsi sebagai al-haal (الحال) yaitu yang menerangkan keadaan kata atau kalimat sebelumnya, sedangkan huruf maa (ما) disini berfungsi sebagai huruf naafi (نافي).


1.0. indek = Q002008009
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 9
2.0. Qur'anic = وَمَا
2.1. Tarjamah = dan atau padahal tidaklah/bukanlah
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = padahal, dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = مَا
6.1. Tarjamah = tidak, bukan
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Selasa, 19 April 2016

Q00200808 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "alaakhiri")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عاذبٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-8 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata alaakhiri (الْءَاخِرِ) = akhir (tertentu) atau kiamat. 

Kata alaakhiri (الءاخر) = terakhir (tertentu) atau kiamat terdiri dari huruf alif lam ma'rifat (الْ) dan kata aakhiri (ءاخرِ) yang merupakan isim atau kata sifat. 

Dalam ilmu nahwu (tata bahasa) Arab, i'rab atau perubahan harakat pada kata dapat terjadi karena mengikuti harakat kata sebelumnya yang dikenal atau disebut sebagai taabi' atau at-taabi' (التَّابِعُ). Tabi' adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i'rab, sedangkan tawabi' adalah bentuk jamak dari tabi'. Tawabi' ada empat, sebagai berikut:

1. Na'at adalah tabi' yang menunjukkan sifat bagi isim sebelumnya. Na'at bisa disebut sifat, sedangkan kata yang di-ikuti disebut Man'ut. Na'at ada dua macam:
- Na'at Haqiqi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi yang diikuti.
- Na'at Sababi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi isim yang mempunyai kaitan dengan isim yang diikutinya.

2. 'Athaf adalah tabi' yang antara dia dan matbu'nya diperantarai dengan salah satu huruf 'athaf. Huruf athaf ada sembilan dan sudah sering kita bahas sebelumnya.

3. Taukid adalah tabi' yang disebutkan dalam kalimat untuk menolak sangkaan dari pendengar atas makna lain yang mungkin terkandung dalam kalimat tersebut. Taukid ada dua jenis: 
- Taukid lafzhi, dengan cara mengulang kata yang diberi taukid. Manfaat taukid ini adalah untuk menggugah ketidak seriusan pendengar dalam mendengar atau untuk mencegah sangkaan pendengar bahwa yang berbicara salah bicara.
- Taukid maknawi, dengan menggunakan kata-kata berikut: 
A. Ainu (عين) dan nafsu (نفس), fua lafazh  ini dimufradkan ketika lafadz yang diberi taukid mufrad 
dan dijama'kan ketika lafadz yang diberi taukid mutsanna atau jama' dengan wazan af'ul (أفعل).
B. Jamii'u (جميع), kullu (كلّ) dan 'aammah (عامة), isim-isim ini memberi taukid isim yang bermakna menyeluruh, yaitu semua bagian dari isim yang diberi taukid tetapi tidak bisa mentaukidkan isim mutsanna. 
C. Kiltaa (كلتا) dan kilaa (كلا), lafazh kilaa (كلا) untuk memberi taukid mutsanna mudzakkar dan lafazh kiltaa (كلتا) untuk memberi taukid mutsanna muannats. Keduanya tidak bisa menjadi taukid kecuali apabila diidhafahkan kepada dhamir, bahkan ketika tidak menjadi taukid pun harus diidhafahkan, kepada dhamir atau isim zhahir.

4. Badal adalah tabi' yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja. Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata "yaitu" pada terjemah kata yang digantikan. Bada ada 3 sebagai berikut:
- Badal muthabiq, yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.
- Badal ba'dhi min kul, yaitu badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya.
- Badal isytimal, yaitu badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya.

Dengan demikian, dalam ayat ke-8 ini, kata alaalhiri (الءاخرِ) adalah tabi' na'at atau kata sifat (isim) yang mengikuti i'rab kata bilyaumi (باليومِ) kata sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an kata alaakhiri (الءاخر) terdapat sebanyak 156 kali sedangkan akar kata aakhira (أخر) terdapat sebanyak 250 kali.


1.0. indek = Q002008008
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 8
2.0. Qur'anic = الْءَاخِرِ
2.1. Tarjamah = akhir (tertentu) atau kiamat
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = الْ
3.1. Tarjamah = (yang, ini, itu)
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = ءاخر
6.1. Tarjamah = akhir, terakhir
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَخِرَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) menunda, mengemudiankan, to delay, to postpone
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Senin, 18 April 2016

Q002008007 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "wabilyaumi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata wa bilyaumi (وَبِالْيَوْمِ) = dan dengan hari (tertentu). 

Kata wa bilyaumi (وَبِالْيَوْمِ) terdiri dari empat (4) kata atau/dan huruf, sebagai berikut:

1. Huruf athaf wa (وَ) = dan, yaitu huruf yang menghubungan kata atau kalimat sebelumnya dengan sesudahnya. Kata ini bisa isim, fi'il atau kalimat.
2. Huruf jar bi (بِ) = dengan, yaitu huruf yang menjarkan atau mengkasrahkan atau mengkhafadkan kata isim sesudahnya.
3. Huruf alif lam (ْال) = yang, yang ini atau yang itu, yaitu huruf ma'rifat yang menjadikan kata sesudahnya menjadi tertentu atau dikenal secara jelas dibandingkan yang lain.
4. Isim yaumi (يَوْم) = hari (tertentu), yaitu isim majrur dan ma'rifat yang dikasrahkan oleh huruf jar dan menjadi tertentu (ma'rifat) oleh huruf alim lam.

Pada ayat ke-8 ini, kata wabilyaumi (وباليومِ) = dan dengan hari (tertentu), dikaitkan kata aamannaa (ءامنّا) = kami (2 atau lebih laki2 dan/atau perempuan telah) beriman. Kata alyaumi (اليومِ) = hari (tertentu), dihubungkan dengan lafazh Al-Jalaalah Allahi (اللهِ) = Allah, oleh huruf athaf wa (و) = dan. Kata wabilyaumi (وباليومِ) di dalam Al-Qur'an hanya terdapat pada ayat ke-8 ini, sedangkan asal kata yaum (يوم) terdapat sebanyak 475 kali.


1.0. indek = Q002008007
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 7
2.0. Qur'anic = وَبِاليَوْمِ
2.1. Tarjamah = dan dengan hari
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = بِ
3.4. Tarjamah = dengan
3.5. Jenis kalimat = حرف
3.6. Awalan3 = ال
3.7. Tarjamah = (yang, ini, itu)
3.8. Jenis kalimat = حرف
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = يَوْم
6.1. Tarjamah = hari
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = يَوْم
7.1. Tarjamah = hari
7.2. Jenis kalimat = إسم

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Minggu, 17 April 2016

Q002008006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "billaahi")


Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata billaahi (بِاللهِ) = dengan Allah. 

Kata billaahi (باللهِ) terdiri dari huruf jar bi (بِ) = dengan, dan lafazh Al-Jalaalah Allahi (اللهِ) = Allah.

Pada ayat ke-8 ini, i'rab lafazh Al-Jalaalah Allahi (اللهِ) majrur karena huruf jar bi (بِ) yang mengkasrahkan isim sesudahnya, dalam hal ini lafazh Al-Jalaalah yang merupakan isim alam. Kata billaahi (باللهِ) muta'alaq (dikaitkan) dengan kata aamanaa (آمنّا) sebelumnya.

1.0. indek = Q002008006
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 6
2.0. Qur'anic = بِاللهِ
2.1. Tarjamah = dengan Allah
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = بِ
3.1. Tarjamah = dengan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = الله
6.1. Tarjamah = Allah
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Sabtu, 16 April 2016

Q002008005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "aamannaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

‎بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata aamannaa (ءَامَنَّا) = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan telah) beriman. 

Kata aamannaa (ءامنّا) terdiri dari kata fi'il madhi aamana (ءامن) = (dia laki2 tunggal telah) beriman, dan kata isim dhamir muttashil naa (نا) = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan).

Sebelumnya sudah kita bahas tasrif ishtilahiyah kata kerja fi'il mulai dari fi'il madhi sampai dengan isim
alat dengan pola-pola tertentu atau timbangan atau rumus yang dalam bahasa Arab disebut wazan.  Wazan dalam bahasa Arab menggunakan kata fa', 'ain dan lam (فعل) dengan segala bentuk kombinasinya. Jika wazan adalah rumusnya, maka mauzun adalah kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan atau yang menggunakan wazan tersebut. 

Kata kerja dalam bahasa Arab bisa dikelompokkan sesuai dengan beberapa tinjauan kategori. 

1. Ditinjau pada kebutuhannya akan objek, fi'il dibagi menjadi yang butuh objek yaitu fi'il muta'addi (transitif) dan tidak butuh objek yaitu fi'il lazim (intransitif). Antara fi'il lazim dan muta'addi tidak ada perbedaan wazan.

2. Ditinjau dari adanya huruf 'illat atau lemah penyusunnya (wazan), fi'il dibagi menjadi dua yaitu; fi'il shahih dan fi'il mu'tal. Fi'il shahih adalah fi'il yang huruf penyusunnya terbebas dari huruf 'illat. Sebaliknya fi'il mu'tal adalah fi'il yang huruf penyusunnya mengandung minimal salah satu dari tiga huruf 'illat yaitu alif, waw dan ya baik pada awal, tengah dan akhir kata. Wazan fi'il madhi dari kategori ini adalah sebagai berikut:

A. Shahih atau Salim: fa'ala (فعل)
B. Mudha'af: fa'a'a (فعّ) atau (فعع)
C. Mitsaal, adanya 1-huruf diawal wazan sbb:
- Mitsaal waw: wa'ala (وعل)
- Mitsaal yaa: ya'ala (يعل)
D. Ajwaf, adanya 1-huruf 'illat di tengah wazan sbb:
- Ajwaf waw: fawala (فول)
- Ajway yaa: fayala (فيل)
E. Naaqish, adanya 1-huruf 'illat diakhir wazan sbb:
- Naaqish waw: fa'awa (فعو)
- Naaqish yaa: fa'aya (فعي)
F. Lafiif, adanya 2-huruf 'illat dan/atau hamzah pada wazan sbb:
- Lafiif maqruun waw-yaa: fawaya (فوي)
- Lafiif maqruun 2-yaa: fayaya (فيّ) atau (غيب)
- Lafiif maqruun alif-hamzah: fa-a-a' (فاء)
- Lafiif maqruun hamzah-yaa: faa'ya (فأي)
- Lafiif mafruuq waw-yaa: wa'aya (وعي)
- Lafiif mafruuq hamzah-yaa: a'aya (أعي)
G. Mahmuuz, adanya huruf hamzah pada wazan sbb:
- A'ala (أعل)
- Faa'la (فأل)
- Fa'aa' (فعأ)

3. Ditinjau dari jumlah atau adanya tambahan huruf penyusun wazan, fi'il  dibagi menjadi dua yaitu; fi'il mujarrad dan fi'il mazid. Fi'il mujarrad adalah fi'il yang jumlah penyusun wazannya sama dengan jumlah huruf aslinya dan tidak ada huruf lain selain huruf aslinya. Sebaliknya fi'il mazid adalah fi'il yang jumlah penyusun wazannya ada tambahan huruf lain selain huruf aslinya. Wazan fi'il madhi dari kategori ini adalah sbb:
A. Tsulatsii mujarrad: fa'ala (فعل)
B. Tsulatsii mazid fa'a'ala (فعّل)
C. Tsulatsii mazid faa'ala (فاعل)
D. Tsulatsii mazid a'f'ala (أفعل)
E. Tsulatsii mazid tafa'a'ala (تفعّل)
F. Tsulatsii mazid tafa'ala (تفاعل)
G. Tsulatsii mazid infa'ala (إنفعل)
H. Tsulatsii mazid ifta'ala (إفتعل)
I. Tsulatsii mazid  if'alala (إفعلّ)
J. Tsulatsii mazid istaf'ala (إستفعل)
K. Rubaa'i mujarrad: fa'alala (فعلل)
L. Rubaa'i mazid: tafa'lala (تفعلل)
M. Rubaa'i mazid: if'anlala (افعنلل)
N. Rubaai mazid if'alalla (افعللّ)


Dengan demikian mauzun kata fi'il madhi aamana (ءامن) menggunakan wazan fi'il tsulatsii mazid af'ala (أفعل). 

Kata aamanna (ءامنّا) pada ayat ke-8 ini adalah fi'il madhi yang mabnii dengan i'rab sukun karena terhubung dengan dhamir mutakallim (yang berbicara) jamak. Dhamir mutashshil naa (نا) menempati posisi rafa' sebagai faa'il bersama (pelaku atau subjek). Kata aamannaa (ءامنّا) menempati posisi nashab sebagai maf'uul bih (objek).

Kata aamannaa (ءامنّا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 33 kali, sedangkan akar kata aamana (آمَنَ) terdapat sebanyak 879 kali.

1.0. indek = Q002008005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = ءَامَنَّا
2.1. Tarjamah = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan telah) beriman
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = نَا
5.1. Tarjamah = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = آمَنَ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = آمَنَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Jumat, 15 April 2016

Q002008004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "yaquulu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata yaquulu (يَقُوْلُ) = (dia laki2 sedang, akan dan sentiasa) berkata. 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fi'il (فعل) adalah kata kerja atau perintah. Ali RA mendefinisikan fi'il sebagai kata yang memberikan informasi/aktifitas. Sedangkan berdasarkan ilmu nahwu dan sharaf bahwa fi'il adalah kalimat yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman (waktu).

Perlu diketahui sebelumnya bahwa kalimat baik fi'il ataupun isim dalam bahasa arab paling sedikit terdiri dari 3 huruf dan paling banyak adalah 7/9 huruf. Umumnya atau mayoritas akar kata dari kata kerja dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf dan mengikuti acuan atau timbangan atau rumus tertentu yang dalam bahasa Arab disebut wazan. 

Perubahan akar kata kerja menjadi kata kerja lain baik kata kerja sekarang, perintah maupun kata benda (isim) dan lain-lain disebut tasrif. Tasrif berdasarkan jumlah atau banyak dan jenis pelakunya (dhamir) disebut tasrif lughawi. Sedangkan tasrif berdasar jenis kata (kata kerja, isim, perintah, dll) disebut tasrif ishtilahiyah.

Tasrif ishtilahiyah dari akar kata terdiri beberapa tasrif, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fi'il madhi, yaitu kata kerja yang menunjukkan zaman madhi/masa lampau (past tense), hukumnya adalah mabnii fathah (tercetak dalam bentuk berharkat fathah huruf akhirnya) kecuali apabila bersambung dengan dhamir rafa' mutaharrik (bentuk dhamir mulai dari jama' mu'annats ghaib sampai mutakallim ma'al ghair dalam tashrif lughawiyah) maka harus disukunkan huruf akhirnya atau bila bertemu dengan wau jama' maka harus dibaca dhammah huruf akhirnya.‬

2. Fi'il mudhari', yaitu kata kerja yang menunjukkan zaman haal atau mustaqbal/saat ini atau akan datang (present continues tense), hukumnya adalah mabni dhammah kecuali apa bila kemasukan aamil nashab (kalimat yang menuntut nashab) maka harus dibaca fathah huruf akhirnya‬ atau amil jazm (kalimat yang menuntut jazm/sukun) maka harus dibaca sukun huruf akhirnya.‬

3. Mashdar ghairu miim, yaitu isim masdar yang tidak diawali dengan huruf miim dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu'rab (harkat huruf terakhirnya bisa berubah sesuai aamil yang menuntutnya), dan samaa'ii (bentuk lafadznya tidak selamanya mengikuti kiyasan sharaf, akan tetapi disesuaikan dengan bahasa yang pernah didengar dari orang arab).

4. Mashdar miim atau Isim mashdar, yaitu isim mu'rab yang diawali dengan huruf miim dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu'rab dan qiyaii (bentuk lafadznya disesuaikan dengan kiyasan sharaf).‬

5. Isim dhamiir, yaitu isim yang tidak dapat dijadikan awalan dan tidak dapat terletak setelah illaa (‫إلا‬) secara ikhtiyar.

6. Isim faa'il, yaitu isim yang dibaca rafa' yang disebut setelah fi'ilnya, hukumnya adalah mabnî dhammah. Isim fa'il ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang yang melakukannya yang disebut dengan subjek. Isim fas'il ada dua: 
- faa'il isim dzahir dan 
- faa'il isim dhamiir, 

7. Isim isyaarah ialah isim yang dipakai sebagai makna isyarat, hukumnya adalah mabnii.‬

8. Isim maf'uul ialah isim yang dibaca nashab yang disebut setelah faa'il, hukumnya adalah mabnii fathah. Isim maf'uul ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang/sesuatu yang menjadi objek kejadian tersebut. Isim maf'uul juga ada dua sebagaimana isim faa'il (dzahir dan dhamir).

9. Fi'il amar, yaitu fi'il yang menunjukkan makna perintah yang eksis pada zaman mustaqbal, yang mana harakat 'ain fi'ilnya sama dengan harkat 'ain fi'il mudhaari'nya, hukumnya adalah mabnii sukun.

10. Fi'il nahii, yaitu fi'il yang menunjukkan makna larangan dan harakat 'ain fi'ilnya sama dengan harakat 'ain fi'il mudhaari'nya, hukumnya adalah mabnî sukun.

11. Isim zamaan dan Isim makaan, yaitu isim yang menunjukkan makna masa/waktu dan makna tempat. Kedua isim ini bentuk wazannya sama akan tetapi maknanya bisa berbeda sesuai pemakaiannya, hukumnya adalah mu'rab.

12. Isim aslat, yaitu isim yang menunjukkan makna alat, hukumnya adalah mu'rab.

13. Dan lain-lain baik dalam bentuk paif maupun aktif,

Keterangan; perbedaan antara isim fa'il dan isim maf'ul dalam fi'il rubaa'ii (4-huruf akar kata) dan seterusnya adalah terletak pada harakat 'ain fi'ilnya, isim fa'il dibaca kasrah 'ain fi'ilnya sedangkan isim maf'ul dibaca fathah 'ain fi'ilnya. Pemakaian isim zaman, isim makan dan isim alat tidak semuanya berlaku dalam percakapan melainkan tergantung pada kebiasaan orang arab dalam pemakaiannya (ka'idah sama').

Jadi kata yaquulu (يقول) adalah fi'il mudhari' yang merupakan tasrif dari kata qaala (قال) yang merupakan fi'il madhi dari akar kata qaf waw lam (قول). Seperti sudah kita bahas sebelumnya, katena huruf waw adalah huruf 'illat (penyakit atau lemah) maka waw dapat berubah menjadi alif.

Kata yaquulu (يقول) pada ayat ke-8 ini merupakan marfu' dengan i'rab dhammah dan pelaku tersembunyi atau tersurat (mustatir). Kata yaquulu (يقول) merupakan shilah pertama (awal) dari kata isim maushuf man (مَن) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, kata yaquulu (يقول) terdapat sebanyak 193 kali, sedangkan akar kata qaf waw lam (قول) terdapat sebanyak 1722 kali.


1.0. indek = Q002008004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = يَقُوْلُ
2.1. Tarjamah = (dia laki2 sedang, akan dan senantiasa) berkata
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = قَالَ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) berkata
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قول
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) berkata
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Kamis, 14 April 2016

Q002008003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "man")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata man (مَنْ) = (orang orang) yang. 

Telah kita bahas sebelumnya bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim terbagi dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) menjadi dua: 
1. Isim mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
2. Isim mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim Mabni ada delapan, yaitu: 
* Dhamir 
* Isim isyarah 
* Isim maushul 
* Isim syarat 
* Isim istifham  
* Isim fi'il 
* Adad murakab - sebagian besar
* Zharaf yang mabni

Isim maushul disebut juga dengan kata penghubung, berfungsi menghubungkan beberapa kalimat atau pikiran pokok menjadi satu kesatuan. Isim maushul adalah isim yang membutuhkan Shilah (penghubung) dan 'aaid, yaitu dhamir (kata ganti orang) yang zhahir (yang tersurat) atau mustatir  yang tersirat) yang merujuk atau kembali kepada isim maushul.

Isim maushul terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Maushul Khas, yaitu isim maushul yang menggunakan lafazh-lafazh maushul al-ladzii (الّذي) dan perubahannya sesuai dengan mudzakkar, muannats, mufrad, mutsanna atau jama'. 
2. Maushul Musytarak (yang bersekutu dengan mudzakkar, muannats, mufrad, mutsanna atau jama'), yaitu isim maushul yang menggunakan lafazh umum berikut:
- Maa (ما) = yang (apa), menghubungkan kepada isim shilah tidak berakal. 
- Man (مَن) = yang (siapa), menghubungkan kepada isim shilah berakal. 
- Ayyun( أَيٌّ), dzuu (ذُو) dan dzaa (ذَا) = yang, yaitu digunakan untuk menunjukkan makna yang berakal dan yang tidak berakal.

Kata man (مَن) pada ayat ke-8 ini mempunyai 'aaid (dhamir) mustatir (yang tersirat) dan shilah berupa jumlah setelah kata man (مَن) ini. Kata man (مَن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 397 kali.

1.0. indek = Q002008003
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 3
2.0. Qur'anic = مَنْ
2.1. Tarjamah = (orang orang) yang
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = مَن
6.1. Tarjamah = yang
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Rabu, 13 April 2016

Q002008002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "an-naasi")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata an-naasi (النَّاسِ) = manusia. 

Kata An-Naasi (النّاس) terdiri dari huruf alif lam ma'rifat (ال) dan isim alam (nama benda) naas (ناس).

Pembahasan isim – menurut kaidah-kaidah sharaf - mencakup pembagian-pembagian berikut ini: 
1. Isim menurut bentuknya terbagi menjadi shahih akhir dan ghair shahih akhir. 
2. Isim menurut kepastiannya terbagi menjadi nakirah dan ma'rifah. 
3. Isim menurut jenisnya terbagi menjadi mudzakkar dan muannats 
4. Isim menurut jumlahnya terbagi menjadi mufrad, mutsanna, dan jama' 
5. Isim menurut susunannya terbagi menjadi jamid dan musytaq 
6. Isim menurut tashghirnya. 
7. Isim menurut penisbatannya. 

Isim jamid adalah setiap isim yang tidak diambil dari selainnya. Isim jamid ada 2 jenis:
– Isim dzat (atau isim jenis),
– Isim mashdar (atau isim makna). 

Isim musytaq adalah isim yang diambil dari kata selainnya dan menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat. Isytiqaq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan penyesuaian antara keduanya dalam hal makna dan perubahan lafazh. 

Isim-isim musytaq ada 7, yaitu: 
1. Isim fa'il (dan shighah mubalaghah), 
2. Isim maf'ul, 
3. Shifah musyabbahah bismil fa'il, 
4. Isim tafdhil, 
5. Isim zaman, 
6. Isim makan, 
7. Isim alat 

Isim fa'il adalah isim musytaq yang menunjukkan kepada pihak yang melakukan fi'il. Untuk tujuan mubalaghah (hiperbola) atau memperbanyak atau menguatkan, bentuk isim fa'il diubah menjadi bentuk-bentuk yang sama'i (didengar dari kebiasaan ucapan orang Arab) dalam wazan-wazan berikut: 

- Fa'aalun (فَعَّالٌ) 
- Mif'aalun (مِفْعَالٌ)
- Fa'uulun (فَعُوْلٌ)
- Fa'iilun (فَعِيْلٌ)
- Fa'ilun (فَعِلٌ)

Wazan dari isim faa'il mubalagah, sama dengan wazan isim-isim fi'il lainnya, banyak macamnya dan tidak dapat dipastikan kecuali sama'i atau merujuk pada mu'jam bahasa Arab atau kamus. Adapun penjelasan dari Ulama Nahwu mengenai wazan-wazan ini, mengacu pada kaidah kebiasaan yang umum dipergunakan, kaidah ini dapat dipergunakan pada lafazh-lafazh isim-isim fi'il (faa'il, masdar, dll) yang belum dipergunakan atau belum didengar (sama'i) dari bangsa Arab. 

Kata naas (نَاس) atau an-naas (النّاس) adalah jamak dari anaasii (أَناسي) yg merpakan jamak dari (أُنَاس). Kata unaas (أُناس) merupakan isim fa'il mubalaghah dengan wazan فُعال berdasarkan kaidah sama'i dari kata ketja fi'il madhi anisa (أَنِسَ) dan fi'il mudhari' yanasu (يَأْنَيُ).

Jadi unaasun (أُنَاس) berarti sekelompok kecil orang yang mempunyai kesamaan psikologis dan pribadi. Anaasii (أَنَاسِي) berarti sejumlah kelompok yang masing-masing kelompok ditandai oleh individu yang berbeda pikiran, kualitas psikologis dan personalitis. Naasun (نَاس) atau an-naasu (النَّس) berarti genus yang menunjukkan umat manusia sebagai makhluk, sehingga mencakup semua termasuk segi kualitas pribadinya, psikologis, sosial, perilaku dan kepribadian, termasuk apa yang diperoleh dari kualitasnya dan karakternya.

I'rab kata an-naasi (النّاسِ) menjadi majrur karena huruf jar min (مِن) sebelumnya dan dikaitkan dengan khabar muqaddam tersembunyi (mutaqaddir). Kata naas (نَاس) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 251 kali, sedangkan akar kata anisa (أَنِسَ) terdapat sebanyak 388 kali.


1.0. indek = Q002008002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = ِالنَّاس
2.1. Tarjamah = manusia
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = yang
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = نَاسِ
6.1. Tarjamah = manusia
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَنِسَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah memujudkan, menjinakkan atau mempersonifikasikan
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Selasa, 12 April 2016

Q002008001 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "wamina")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِن النّاسِ مَن ياقولُ ءامنّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ وما هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata pertama dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata wamina (وَمِنَ) = dan dari. 

Kalimat Harf atau Huruf berdasarkan jumlah banyak hurufnya dikelompokan menjadi lima macam, yaitu uhadiyah (datu huruf), tsunaiyah (2 huruf), tsulatsiyah (3 huruf), ruba'iyah (4 huruf) dan khumasiyah (5 huruf). Jumlah kalimat huruf tidak lebih dari 80 (delapan puluh) kalimat, dan semuanya mabni (tidak mengalami perubahan harakat huruf akhir secara permanen). 

Sedangkan berdasarkan lafazh yang dimasukinya, huruf dibagi menjadi tiga, yaitu :

1.    Khusus masuk pada kalimat isim ( مُخْتَصٌّ بِالأَسْمَاءِ) seperti huruf huruf jar.

2.    Khusus masuk pada kalimat fi'il (مُخْتَصٌّ بِالأَفْعَالِ) seperti huruf huruf yang menashabkan fi'il mudhari', yaitu :  أَنْ , لَنْ , إِذَنْ , كَيْ  dan yang lainnya.

3.    Bisa masuk pada kalimat isim dan fi'il ( مُشْتَرَك بين الأسماء والأفعال ), seperti  الهمزة  dan هَلْ .

Dan berdasarkan amalnya (pengaruh kepada i'rab lafazh yang dimasukinya), kalimat huruf dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Dapat beramal (mempengaruhi i'rab lafazh yang dimasukinya), seperti  إِنَّ , لَعَلَّ , لَمْ , لَنْ  

2. Tidak beramal (tidak dapat berpengaruh kepada i'rab lafazh yang dimasukinya), seperti  هَلْ , نَعَمْ , بَلَى , أَجَلْ 

Jadi huruf Al-Waaw (و) = dan/demi, termasuk dalam huruf berma'na uhadiyah (satu konsonan) sedangkan huruf min (مِن) = dari/antara, termasuk dalam huruf bermakna tsunaiyah (dua konsonan).

Kata wamina (ومِن) terdiri dari dua bagian, yaitu yang pertama huruf waw ibtidaiyah atau isti'naafiyah (و) = dan, yang kedua huruf jar min (مِن) = dari. Huruf jar min (مِن) pada ayat ini ditulis mina (مِنَ) karena dalil tajwid.

Kata wamina (ومِن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 40 kali.

1.0. indek = Q002008001
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 1
2.0. Qur'anic = وَمِنَ
2.1. Tarjamah = dan dari
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = مِنْ
6.1. Tarjamah = dari
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim