Jumat, 10 November 2017

Q002044002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-44, Kata “an-naasa”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وأقيموا الصّلوٰةَ وءاتوا الزّكوٰةَ واركعوا مع الرّٰكعين (QS 2:43)

أتأمرون النّاسَ بالبرِّ وتنسَون أنفسكم وأنتم تتلون الكتٰبَ ۚ أفلا تعقلون (QS 2:44)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-44 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Mengapa kamu suruh = أتأمرون
  • orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan = النّاسَ بالبرِّ وتنسَون
  • diri (kewajiban)mu sendiri, = أنفسكم
  • padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? = وأنتم تتلون الكتٰبَ ۚ
  • Maka tidaklah kamu berpikir? = أفلا تعقلون

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-44 surat Al-Baqarah, yaitu kata an-naasa (النَّاسَ) = manusia.

Sebelumnya sudah kita bahas wazan kata kerja mujarrad fi'il tsulatsi (3 huruf) bentuk ke-1 dari 14 yaitu yang kemasukan huruf hamzah atau mahmuuz baik di awal, tengah maupun akhir sebagai berikut:
  1. AH1 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - 'ul (عُلْ)
  2. AH2 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - uu'ul (اُؤْعُلْ)
  3. AH3 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ilu (يَأْعِلُ) - ii'il (اِئْعِلْ)
  4. AH4 = a'ila (أَعِلَ) - ya'alu (يَأْعَلُ) - ii'al (اِئْعَلْ)
  5. AH5 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ)
  6. AH6 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ) atau fal (فَلْ)
  7. AH7 = faula (فَؤُلَ) - yaf ulu (يَفْؤُلُ) - uf ul (اُفْؤُلْ)
  8. AH8 = faila (فَئِلَ) - yafalu (يَفْأَلُ) - ifal (اِفْأَلْ)
  9. AH9 = fa'a a (فَعَأَ) - yaf'a u (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)
  10. AHA = fa'u a (فَعُؤَ) - yaf'u u (يَفْعُؤُ) - uf'u (اُفْعُؤْ)
  11. AHB = fa'ia (فَعِئَ) - yaf'au (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua: 
  • Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
  • Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim mu'rab terbagi menjadi:
  1. Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
  2. Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
  3. Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.

Tanda-tanda isim marfu’ adalah sebagai berikut:
  • Dhammah (ــُــٌــ), pada isim mufrad, jama’ muannats salim dan jama’ taksir. Dhammah dinamakan tanda rafa yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda rafa yang cabang. 
  • Alif (ا), pada mutsanna, rajulaani (رجلان).
  • Al-waw (و) atau (ون), pada jama’ mudzakkar salim (مسلمون) dan asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبُوكَأَخُوكَحَمُوكَفُوكَذَامُول

Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'. 

Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
  • Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang. 
  • Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan. 
  • Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim. 
  • Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَأَخَاكَحَمَاكَفَاكَذَامَال

Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
  1. Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim. 
  2. Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
  3. Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.

Isim manjadi majrur pada dua posisi: 
  1. Apabila didahului huruf jar. 
  2. Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur. 

Sedangkan menurut kaidah-kaidah sharaf pembagian isim sebagai berikut: 
  1. Isim menurut bentuknya terbagi menjadi shahih akhir dan ghair shahih akhir. 
  2. Isim menurut kepastiannya terbagi menjadi nakirah dan ma’rifah. 
  3. Isim menurut jenisnya terbagi menjadi mudzakkar dan muannats 
  4. Isim menurut jumlahnya terbagi menjadi mufrad, mutsanna, dan jama’ 
  5. Isim menurut susunannya terbagi menjadi jamid dan musytaq 
  6. Isim menurut tashghirnya. 
  7. Isim menurut penisbatannya.
Isim jamid adalah setiap isim yang tidak diambil dari selainnya. Isim jamid ada 2 jenis:
– Isim dzat (atau isim jenis),
– Isim mashdar (atau isim makna). 

Isim musytaq adalah isim yang diambil dari kata selainnya dan menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat. Isytiqaq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan penyesuaian antara keduanya dalam hal makna dan perubahan lafazh. 

Isim-isim musytaq ada 7, yaitu: 
  1. Isim fa’il (dan shighah mubalaghah), 
  2. Isim maf’ul, 
  3. Shifah musyabbahah bi-ismil fa’il, 
  4. Isim tafdhil, 
  5. Isim zaman, 
  6. Isim makan, 
  7. Isim alat 

Isim fa’il adalah isim musytaq yang menunjukkan kepada pihak yang melakukan fi’il. Untuk tujuan mubalaghah (hiperbola) atau memperbanyak atau menguatkan, bentuk isim fa’il diubah menjadi bentuk-bentuk yang sama’i (didengar dari kebiasaan ucapan orang Arab) dalam wazan-wazan berikut: 
  • Fa'aalun (فَعَّالٌ
  • Mif'aalun (مِفْعَالٌ)
  • Fa'uulun (فَعُوْلٌ)
  • Fa'iilun (فَعِيْلٌ)
  • Fa'ilun (فَعِلٌ)

Wazan dari isim faa’il mubalagah, sama dengan wazan isim-isim fi'il lainnya, banyak macamnya dan tidak dapat dipastikan kecuali sama’i atau merujuk pada mu’jam bahasa Arab atau kamus. Adapun penjelasan dari Ulama Nahwu mengenai wazan-wazan ini, mengacu pada kaidah kebiasaan yang umum dipergunakan, kaidah ini dapat dipergunakan pada lafazh-lafazh isim-isim fi'il (faa'il, masdar, dll) yang belum dipergunakan atau belum didengar (sama’i) dari bangsa Arab. 

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafazh yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
  1. Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur. 
  2. Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafazh yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur. 
  3. Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.

ناس - الناس: جمع " أَناسي" وهي اصطلاحاً اسم جنس يدل على الجنس البشري كمخلوق جماعي، وذلك من حيث صفاته الشخصية النفسية والاجتماعية كعقل وتصرف وشخصية جماعية بما في ذلك  ما هو مكتسب من صفات وخصائص.

أَناسي: جمع " أُناس ":  عدد من المجموعات كل منها مجموعة أفراد مميزة تتصف بعقل جمعي وصفات نفسية وشخصية جماعية مشتركة

أُناس: على وزن " فـُعال" اسم فعل مبالغة من " أَنِسَ - يَأْنَسُ ": وهي بمعنى مفعول منه: مجموعة صغيرة من الناس : مجموعة أفراد مميزة تتصف بعقل جمعي وصفات نفسية وشخصية جماعية مشتركة

Kata an-naasa (النَّاسَ) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
  • Huruf ma'rifat atau huruf adat atau alat ta'rif alif lam (ال) = yang, yaitu huruf yang menentukan atau memaklumkan atau menjelaskan atau mengenalkan kata setelahnya menjadi tertentu dibandingkan kata lainnya.
  • Kata atau isim naasan (ناس) = manusia, adalah kata benda isim jamak taksir dari kata anaasii (أَناسي) = manusia. Sedangkan kata anaasii (أناسي) merupakan jamak dari unaasan (أُنَاس) = manusia. Sementara kata unaasan (أُناس) merupakan isim fa'il mubalaghah dengan wazan fu’aalan فُعال berdasarkan kaidah sama'i dari kata kerja fi'il madhi anisa (أَنِسَ) = dia laki2 telah memujudkan, menjinakkan atau mempersonifikasikan. Kata kerja anisa (أَنِسَ) - ya'nasu (يَأْنَيُ) adalah kata kerja fi'il tsultasti mujarrad hamzah bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan a'ila (أَعِلَ) - ya’alu (يَأْعَلُ) atau indek AH4.

Kata unaasan (أُنَاس) berarti sekelompok kecil orang (manusia) yang mempunyai kesamaan psikologis dan pribadi. Anaasii (أَنَاسِي) berarti sejumlah kelompok orang (manusia) yang masing-masing kelompok ditandai oleh individu yang berbeda pikiran, kualitas psikologis dan personalitis. Naasan (نَاس) atau an-naasa (النَّس) berarti genus yang menunjukkan umat manusia sebagai makhluk, sehingga mencakup semua termasuk segi kualitas pribadinya, psikologis, sosial, perilaku dan kepribadian, termasuk apa yang diperoleh dari kualitasnya dan karakternya.

Kata an-naasa (النَّاسُ) pada ayat ke-44 surat Al-Baqarah ini merupakan isim manshub dengan ciri utama fathah. Kata an-naasa (ُالنّاس) ini merupakan objek atau maf’ul bih dari kata ta-muruuna (تَأْمُرُوْنَ) pada kata ata-muruuna (أَتَأْمُرُوْنَ) sebelumnya. Kata an-naasa (النَّاسَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 48 kali, sedangkan asal kata naasun (ناس) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab terdapat sebanyak 251 kali dan akar kata anisa (أَنِسَ) terdapat sebanyak 338 kali.

1.0. indek = Q002044002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 44
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = النّاسَ
2.1. Tarjamah = manusia
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = ini, itu (tertentu atau ma'rifat)
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = نَاسِ
6.1. Tarjamah = manusia
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَنِسَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah memujudkan, menjinakkan atau mempersonifikasikan
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabui Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/47-الألف/2049-أَنِسَ-يَأْنَسُ-–-إنـْسان
  2. http://arabicverb.com/conjugate/أنس/AZ4
  3. http://www.almaany.com/quran/2/44/2/
  4. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=44&token=1
  5. http://tanzil.net/#search/quran/النّاسَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar