Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
ولا تلبسوا الحقَّ بالبٰطلِ وتكتموا الحقَّ وأنتمْ تعلمونَ (QS 2:42)
وأقيموا الصّلوٰةَ وءاتوا الزّكوٰةَ واركعوا مع الرّٰكعين (QS 2:43)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-43 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Dan dirikanlah shalat, = وأقيموا الصّلوٰةَ
- tunaikanlah zakat dan ruku'lah = وءاتوا الزّكوٰةَ واركعوا
- beserta orang-orang yang ruku'. = مع الرّٰكعين
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-43 surat Al-Baqarah, yaitu kata ma’a (مَعَ) = bersama.
Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua:
- Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
- Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah.
Isim mu'rab terbagi menjadi:
- Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
- Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
- Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.
Tanda-tanda isim marfu’ adalah sebagai berikut:
- Dhammah (ــُــٌــ), pada isim mufrad, jama’ muannats salim dan jama’ taksir. Dhammah dinamakan tanda rafa yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda rafa yang cabang.
- Alif (ا), pada mutsanna, rajulaani (رجلان).
- Al-waw (و) atau (ون), pada jama’ mudzakkar salim (مسلمون) dan asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبُوكَ – أَخُوكَ – حَمُوكَ – فُوكَ – ذَامُول
Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'.
Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
- Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang.
- Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan.
- Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim.
- Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَ – أَخَاكَ – حَمَاكَ – فَاكَ – ذَامَال
Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
- Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim.
- Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
- Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.
Isim manjadi majrur pada dua posisi:
- Apabila didahului huruf jar.
- Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur.
Sedangkan menurut kaidah-kaidah sharaf pembagian isim sebagai berikut:
- Isim menurut bentuknya terbagi menjadi shahih akhir dan ghair shahih akhir.
- Isim menurut kepastiannya terbagi menjadi nakirah dan ma’rifah.
- Isim menurut jenisnya terbagi menjadi mudzakkar dan muannats
- Isim menurut jumlahnya terbagi menjadi mufrad, mutsanna, dan jama’
- Isim menurut susunannya terbagi menjadi jamid dan musytaq
- Isim menurut tashghirnya.
- Isim menurut penisbatannya.
Isim jamid adalah setiap isim yang tidak diambil dari selainnya. Isim jamid ada 2 jenis:
– Isim dzat (atau isim jenis),
– Isim mashdar (atau isim makna).
– Isim dzat (atau isim jenis),
– Isim mashdar (atau isim makna).
Isim musytaq adalah isim yang diambil dari kata selainnya dan menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat. Isytiqaq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan penyesuaian antara keduanya dalam hal makna dan perubahan lafazh.
Isim-isim musytaq ada 7, yaitu:
- Isim fa’il (dan shighah mubalaghah),
- Isim maf’ul,
- Shifah musyabbahah bi-ismil fa’il,
- Isim tafdhil,
- Isim zaman,
- Isim makan,
- Isim alat
Juga sudah kita singgung sedikit bahwa zharaf adalah isim atau keterangan waktu (zaman) dan tempat (makan). Zharaf terbagi menjadi dua yaitu isim waktu dan isim tempat yang menempati isim manshub. Menurut kalangan orang Arab, semua zharaf (dari isim waktu atau tempat itu) dengan memperkirakan makna fii (فى) = pada (tempat) atau dalam (waktu). Jadi;
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan waktu maka itu adalah zharaf zaman.
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan tempat maka itu adalah zharaf makan.
Juga sebelumnya sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna (idhafah) yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa salah satu makna dari huruf jarr adalah lafazh atau kata ma’a (مع). Tapi perlu diperhatikan bahwa kata ma’a (مع) tidak termasuk dari salah satu jenis huruf pun. Telah terjadi perbedaan pendapat apakah ma’a (مع) termasuk isim atau huruf. Pendapat yang kuat adalah ma’a (مع) merupakan isim dan bukan huruf. Dalil bahwa ia adalah isim adalah karena ma’a (مَعَ) menerima tanwin atau bisa ditanwin menjadi ma’an (مَعًا). Telah diketahui bahwa huruf semuanya mabni dan tidak bisa ditanwin, oleh sebab itu kata ma’a (مع) adalah isim untuk menunjukkan tempat (makan) atau waktu (zaman) kebersamaan. Isim ma’a (مع) ini mu’rab dan difathah ‘ainnya karena manshub sebagai zharaf makan atau zaman. Isim ma’a (مع) dan Isim setelahnya merupakan kalimat majemuk tidak sempurna (idhafah), dengan demikian isim ma’a (مع) sebagai mudhaf dan isim setelahnya selalu menjadi isim majrur sebagai mudhaf ilaih.
Jadi kata ma’a (مع) pada ayat ke-43 surat Al-Baqarah ini adalah kata isim manshub dengan ciri utama fathah. Kata ma’a (مع) merupakan zharah makan atau keterangan tempat kebersaamaan. Kata ma’a (مع) juga merupakan isim mudhaf (nakirah) pada rangkaian kata majemuk tidak sempurna atau idhafah. Kata ma’a (مع) juga merupakan awal muta’alaq dari ksta irka’uu (اركعوا) sebelumnya. Kata ma’a (مع) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 58 kali, sedangkan asal kata ma’a (مع) dengan segala kemungkinan awalan dan/atau akhiran terdapat sebanyak 169 kali.
1.0. Indek = Q002043006
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 43
1.3. No kalimat = 6
2.0. Qur'anic = مَعَ
2.1. Tarjamah = bersama
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مَعَ
6.1. Tarjamah = bersama
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabui Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalam
References:
- http://www.almaany.com/quran/2/43/6/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=43&token=1
- http://tanzil.net/#search/quran/مَعَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar