Jumat, 29 April 2016

Q002009007 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-9, Kata "illaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ومنَ النّاس مَن يقولُ ءامنّا باللهِ وبالْيومِ الْءاخرِ وما هُم بمؤمنِين (QS 2:8)

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-9 surat Al-Baqarah, yaitu kata illaa (إِلَّآ) = melainkan atau kecuali.

Sebelumnya sempat kita bahas sedikit mengenai istitsnaa'. Istitsnaa' adalah kata untuk mengecualikan, yang dalam ilmu nahwu disebut adawat (jamak dari adat) istitsna. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam kalimat pengecualian, yaitu:
- Al-Mustatsnaa, yaitu kata (biasanya isim) yang jatuh sesudah adat istitsnaa')
- Al-Mustatsna minhu, yaitu kata (biasanya isim) yang ada sebelum adat istitsnaa' yang dijadikan patokan pengecualian)
- Adatul-Istitsnaa' (perangkat istitsnaa').

Jadi adawat, adat, lafazh atau kata istitsnaa' berfungsi untuk mengecualikan kata (biasanya isim) sesudah kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa) yang masuk dalam hukum kata (biasanya isim) sebelum kata istitsnaa' (disebut mustatsnaa minhu) baik pemasukan hukum tersebut secara jelas (hakiki) atau perkiraaan (taqdiri).

Kata istitsnaa semuanya ada delapan yang semuanya berarti kecuali, selain atau melainkan. Kata istitsnaa' dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Huruf istitsnaa', yaitu kata illaa (إلَّا)
2. Isim istitsnaa', yaitu kata ghairu (غَيْرُ) dan siwaa (سِوَى), suwaa (سُوَى), sawaau (سَوَاءُ)
3. Bisa dimasukan sebagai fi'il istitsnaa atau huruf istitsnaa', yaitu kata khalaa (خَلَا), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa (حَاشَا)

Ada 3 kaidah yang berkaitan dengan huruf istitsna illaa (إلّا): 
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka mustatsnaa'nya wajib manshub. 
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi mustatsna sebagai badal (mengikuti mustatsnaa' minhu)  ataupun manshub dengan adat ististnaa. 
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka i'rab mustatsna mengikuti 'amilnya. 

Bila istitsnanya menggunakan isim istitsnaa' ghairu (غير), siwaa (سِوى), suwaa (سُوى) dan sawaau (سَواء) maka mustatsnanya wajib majrur. Karena keempat jenis istitsna ini merupakan isim bukan huruf, maka ketiga kaidah huruf ististna di atas bukannya berlaku untuk mustatsna nya melainkan untuk keempat isim istitsna ini. Sehingga: 
1. Bila kalimatnya sempurna dan positif, maka isim istitsna nya yang wajib manshub sedangkan mustatsna nya wajib majrur. 
2. Bila kalimatnya sempurna dan negatif, maka boleh menghukumi isim istitsna sebagai badal ataupun manshub dengan adat ististnaa sedangkan mustatsna nya tetap wajib majrur. 
3. Bila kalimatnya negatif dan tidak sempurna, maka I'rab isim ististna mengikuti 'amilnya sedangkan mustatsna tetap wajib majrur. 

Catatan bahwa karena isim siwaa (سِوى) dan suwaa (سُوى) diakhiri alif maqsurah (ى) maka tidak terlihat perbedaannya ketika marfu, manshub, dan majrur karena sama-sama dalam keadaan aslinya. 

Bila istitsnanya menggunakan khalaa (َخَلاَ), 'adaa (عَدَا) dan haasyaa  (حَاشَا) maka boleh menjadikan mustatsnanya manshub atau majrur. Jika mustatsnaa'nya majrur, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai huruf istitsnaa' atau huruf jar dan mustatsnaa'nya disebut isim majrur. Sedangkan jika mustatsnaa'nya manshub, maka ketiga adawat istitsna ini dianggap sebagai fi'il istitsnaa dan mustastsna disebut sebagai maf'ul bih.  

Jadi kata illaa (إِلَّآ) pada ayat ke-9 surat Al-Baqarah ini termasuk huruf istitsnaa, sedangkan kata mustatsnaa' minhunya yakhda'uuna (يخدعون) rafa' dan kalimatnya negatif (nafi) menggunakan huruf nafiyah maa (ما), maka i'rab mustatsnanya boleh manshub atau badal. Kata illaa (إلّا) dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 714 kali.

1.0. indek = Q002009007
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 9
1.3. no kalimat = 7
2.0. Qur'anic = إِلَّآ
2.1. Tarjamah = kecuali
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إِلَّا
6.1. Tarjamah = kecuali
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar