Kamis, 07 April 2016

Q002007008 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-7, Kata "abshaarihim")

Q002007008

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

إنّ الّذين كفرُوا سوآءٌ عليهِم ءأنذرْتَهُم أم لم تنذرْهُم لا يؤمنُونَ (QS 2:6)

ختمَ اللهُ على قلوبهِم  وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabiut tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-8 dari ayat ke-7 surat Al-Baqarah, yaitu kata abshaarihim (أَبْصَٰرِهِمْ) = penglihatan (jama' mudzakkar) mereka (laki2 jamak). 

Seperti sudah kita bahas sebelumnya bahwa jumlah ismiyyah yaitu kata majemuk yang dimulai dengan kata isim dan kata berikutnya bisa isim atau fi'il. Kata abshaarihim (أبصٰرهِم) terdiri dari dua kata isim, yaitu kata abshaari (أبصٰرِ) = penglihatan (jamak mudzakkar) dan kata him (هِم) = mereka (laki2 jamak). Dengan demikian kata abshaarihim (أبصٰرِهِم) adalah jumlah ismiyyah, kata majemuk yang diawali dengan isim dengan struktur isim + isim. 

Isim yang pertama disebut dengan Mubtada dan isim yang kedua disebut khabar. Mubtada adalah kata / objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).

Juga sudah kita bahas sebelumnya bahwa baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa' (i'rab rafa').  Mubtada harus isim ma'rifah, sedangkan khabar hukum asalnya adalah nakirah. Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. 

Jadi kata abshaari (أبصٰرِ) adalah mubtada, merupakan isim ma'rifah karena tertentu (isim 'alam) dan marfu', berjenis mudzakkar dan jamak dari kata bashar (بَصَر). Sedangkan kata him (هِم) adalah khabar, meskipun dhamir adalah isim ma'rifah tapi menempati posisi nakirah, berjenis mudzakkar dan jamak.


Pada ayat ke-7 surat Al-Baqarah ini, karena kata abshaari (أبصٰرِ) terletak setelah huruf jar 'alaa (على) maka i'rabnya menjadi jar atau isim majrur. Sedangkan dhamir muttashil (tersambung dengan quluubi) him (هِم) adalah mabni tapi menempati posisi jar bil idhafah (dhamir yang tetsambung dengan isim majrur). 

Kata abshaarihim (أبصٰرِهِم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 5 kali sedangkan akar kata bashura (بَصُرَ terdapat sebanyak 148 kali.

1.0. indek = Q002007008
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 7
1.3. no kalimat = 8
2.0. Qur'anic = أَبْصَٰرِهِمْ
2.1. Tarjamah = penglihatan (jama' mudzakkar) mereka (laki2 jamak)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هِم
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = بَصَر
6.1. Tarjamah =  penglihatan
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = بَصُرَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) melihat atau memperhatikan
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar