Jumat, 15 April 2016

Q002008004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "yaquulu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِينَ (QS 2:8)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata yaquulu (يَقُوْلُ) = (dia laki2 sedang, akan dan sentiasa) berkata. 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fi'il (فعل) adalah kata kerja atau perintah. Ali RA mendefinisikan fi'il sebagai kata yang memberikan informasi/aktifitas. Sedangkan berdasarkan ilmu nahwu dan sharaf bahwa fi'il adalah kalimat yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman (waktu).

Perlu diketahui sebelumnya bahwa kalimat baik fi'il ataupun isim dalam bahasa arab paling sedikit terdiri dari 3 huruf dan paling banyak adalah 7/9 huruf. Umumnya atau mayoritas akar kata dari kata kerja dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf dan mengikuti acuan atau timbangan atau rumus tertentu yang dalam bahasa Arab disebut wazan. 

Perubahan akar kata kerja menjadi kata kerja lain baik kata kerja sekarang, perintah maupun kata benda (isim) dan lain-lain disebut tasrif. Tasrif berdasarkan jumlah atau banyak dan jenis pelakunya (dhamir) disebut tasrif lughawi. Sedangkan tasrif berdasar jenis kata (kata kerja, isim, perintah, dll) disebut tasrif ishtilahiyah.

Tasrif ishtilahiyah dari akar kata terdiri beberapa tasrif, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fi'il madhi, yaitu kata kerja yang menunjukkan zaman madhi/masa lampau (past tense), hukumnya adalah mabnii fathah (tercetak dalam bentuk berharkat fathah huruf akhirnya) kecuali apabila bersambung dengan dhamir rafa' mutaharrik (bentuk dhamir mulai dari jama' mu'annats ghaib sampai mutakallim ma'al ghair dalam tashrif lughawiyah) maka harus disukunkan huruf akhirnya atau bila bertemu dengan wau jama' maka harus dibaca dhammah huruf akhirnya.‬

2. Fi'il mudhari', yaitu kata kerja yang menunjukkan zaman haal atau mustaqbal/saat ini atau akan datang (present continues tense), hukumnya adalah mabni dhammah kecuali apa bila kemasukan aamil nashab (kalimat yang menuntut nashab) maka harus dibaca fathah huruf akhirnya‬ atau amil jazm (kalimat yang menuntut jazm/sukun) maka harus dibaca sukun huruf akhirnya.‬

3. Mashdar ghairu miim, yaitu isim masdar yang tidak diawali dengan huruf miim dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu'rab (harkat huruf terakhirnya bisa berubah sesuai aamil yang menuntutnya), dan samaa'ii (bentuk lafadznya tidak selamanya mengikuti kiyasan sharaf, akan tetapi disesuaikan dengan bahasa yang pernah didengar dari orang arab).

4. Mashdar miim atau Isim mashdar, yaitu isim mu'rab yang diawali dengan huruf miim dan bermakna kejadian, hukumnya adalah mu'rab dan qiyaii (bentuk lafadznya disesuaikan dengan kiyasan sharaf).‬

5. Isim dhamiir, yaitu isim yang tidak dapat dijadikan awalan dan tidak dapat terletak setelah illaa (‫إلا‬) secara ikhtiyar.

6. Isim faa'il, yaitu isim yang dibaca rafa' yang disebut setelah fi'ilnya, hukumnya adalah mabnî dhammah. Isim fa'il ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang yang melakukannya yang disebut dengan subjek. Isim fas'il ada dua: 
- faa'il isim dzahir dan 
- faa'il isim dhamiir, 

7. Isim isyaarah ialah isim yang dipakai sebagai makna isyarat, hukumnya adalah mabnii.‬

8. Isim maf'uul ialah isim yang dibaca nashab yang disebut setelah faa'il, hukumnya adalah mabnii fathah. Isim maf'uul ini menunjukkan pada makna kejadian dan orang/sesuatu yang menjadi objek kejadian tersebut. Isim maf'uul juga ada dua sebagaimana isim faa'il (dzahir dan dhamir).

9. Fi'il amar, yaitu fi'il yang menunjukkan makna perintah yang eksis pada zaman mustaqbal, yang mana harakat 'ain fi'ilnya sama dengan harkat 'ain fi'il mudhaari'nya, hukumnya adalah mabnii sukun.

10. Fi'il nahii, yaitu fi'il yang menunjukkan makna larangan dan harakat 'ain fi'ilnya sama dengan harakat 'ain fi'il mudhaari'nya, hukumnya adalah mabnî sukun.

11. Isim zamaan dan Isim makaan, yaitu isim yang menunjukkan makna masa/waktu dan makna tempat. Kedua isim ini bentuk wazannya sama akan tetapi maknanya bisa berbeda sesuai pemakaiannya, hukumnya adalah mu'rab.

12. Isim aslat, yaitu isim yang menunjukkan makna alat, hukumnya adalah mu'rab.

13. Dan lain-lain baik dalam bentuk paif maupun aktif,

Keterangan; perbedaan antara isim fa'il dan isim maf'ul dalam fi'il rubaa'ii (4-huruf akar kata) dan seterusnya adalah terletak pada harakat 'ain fi'ilnya, isim fa'il dibaca kasrah 'ain fi'ilnya sedangkan isim maf'ul dibaca fathah 'ain fi'ilnya. Pemakaian isim zaman, isim makan dan isim alat tidak semuanya berlaku dalam percakapan melainkan tergantung pada kebiasaan orang arab dalam pemakaiannya (ka'idah sama').

Jadi kata yaquulu (يقول) adalah fi'il mudhari' yang merupakan tasrif dari kata qaala (قال) yang merupakan fi'il madhi dari akar kata qaf waw lam (قول). Seperti sudah kita bahas sebelumnya, katena huruf waw adalah huruf 'illat (penyakit atau lemah) maka waw dapat berubah menjadi alif.

Kata yaquulu (يقول) pada ayat ke-8 ini merupakan marfu' dengan i'rab dhammah dan pelaku tersembunyi atau tersurat (mustatir). Kata yaquulu (يقول) merupakan shilah pertama (awal) dari kata isim maushuf man (مَن) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, kata yaquulu (يقول) terdapat sebanyak 193 kali, sedangkan akar kata qaf waw lam (قول) terdapat sebanyak 1722 kali.


1.0. indek = Q002008004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = يَقُوْلُ
2.1. Tarjamah = (dia laki2 sedang, akan dan senantiasa) berkata
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = قَالَ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) berkata
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قول
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) berkata
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar