Sabtu, 16 April 2016

Q002008005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-8, Kata "aamannaa")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

‎بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

ختم اللهُ على قلوبِهِم وعلى سمعِهِم وعلى أبصٰرِهِم غشٰوةٌ ولهُم عذابٌ عظيمٌ (QS 2:7)

ومِنَ النّاسِ مَن يقولُ ءامنَّا باللهِ وباليومِ الءاخرِ ومَا هُم بمؤمنِين (QS 2:8)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 dari ayat ke-8 surat Al-Baqarah, yaitu kata aamannaa (ءَامَنَّا) = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan telah) beriman. 

Kata aamannaa (ءامنّا) terdiri dari kata fi'il madhi aamana (ءامن) = (dia laki2 tunggal telah) beriman, dan kata isim dhamir muttashil naa (نا) = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan).

Sebelumnya sudah kita bahas tasrif ishtilahiyah kata kerja fi'il mulai dari fi'il madhi sampai dengan isim
alat dengan pola-pola tertentu atau timbangan atau rumus yang dalam bahasa Arab disebut wazan.  Wazan dalam bahasa Arab menggunakan kata fa', 'ain dan lam (فعل) dengan segala bentuk kombinasinya. Jika wazan adalah rumusnya, maka mauzun adalah kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan atau yang menggunakan wazan tersebut. 

Kata kerja dalam bahasa Arab bisa dikelompokkan sesuai dengan beberapa tinjauan kategori. 

1. Ditinjau pada kebutuhannya akan objek, fi'il dibagi menjadi yang butuh objek yaitu fi'il muta'addi (transitif) dan tidak butuh objek yaitu fi'il lazim (intransitif). Antara fi'il lazim dan muta'addi tidak ada perbedaan wazan.

2. Ditinjau dari adanya huruf 'illat atau lemah penyusunnya (wazan), fi'il dibagi menjadi dua yaitu; fi'il shahih dan fi'il mu'tal. Fi'il shahih adalah fi'il yang huruf penyusunnya terbebas dari huruf 'illat. Sebaliknya fi'il mu'tal adalah fi'il yang huruf penyusunnya mengandung minimal salah satu dari tiga huruf 'illat yaitu alif, waw dan ya baik pada awal, tengah dan akhir kata. Wazan fi'il madhi dari kategori ini adalah sebagai berikut:

A. Shahih atau Salim: fa'ala (فعل)
B. Mudha'af: fa'a'a (فعّ) atau (فعع)
C. Mitsaal, adanya 1-huruf diawal wazan sbb:
- Mitsaal waw: wa'ala (وعل)
- Mitsaal yaa: ya'ala (يعل)
D. Ajwaf, adanya 1-huruf 'illat di tengah wazan sbb:
- Ajwaf waw: fawala (فول)
- Ajway yaa: fayala (فيل)
E. Naaqish, adanya 1-huruf 'illat diakhir wazan sbb:
- Naaqish waw: fa'awa (فعو)
- Naaqish yaa: fa'aya (فعي)
F. Lafiif, adanya 2-huruf 'illat dan/atau hamzah pada wazan sbb:
- Lafiif maqruun waw-yaa: fawaya (فوي)
- Lafiif maqruun 2-yaa: fayaya (فيّ) atau (غيب)
- Lafiif maqruun alif-hamzah: fa-a-a' (فاء)
- Lafiif maqruun hamzah-yaa: faa'ya (فأي)
- Lafiif mafruuq waw-yaa: wa'aya (وعي)
- Lafiif mafruuq hamzah-yaa: a'aya (أعي)
G. Mahmuuz, adanya huruf hamzah pada wazan sbb:
- A'ala (أعل)
- Faa'la (فأل)
- Fa'aa' (فعأ)

3. Ditinjau dari jumlah atau adanya tambahan huruf penyusun wazan, fi'il  dibagi menjadi dua yaitu; fi'il mujarrad dan fi'il mazid. Fi'il mujarrad adalah fi'il yang jumlah penyusun wazannya sama dengan jumlah huruf aslinya dan tidak ada huruf lain selain huruf aslinya. Sebaliknya fi'il mazid adalah fi'il yang jumlah penyusun wazannya ada tambahan huruf lain selain huruf aslinya. Wazan fi'il madhi dari kategori ini adalah sbb:
A. Tsulatsii mujarrad: fa'ala (فعل)
B. Tsulatsii mazid fa'a'ala (فعّل)
C. Tsulatsii mazid faa'ala (فاعل)
D. Tsulatsii mazid a'f'ala (أفعل)
E. Tsulatsii mazid tafa'a'ala (تفعّل)
F. Tsulatsii mazid tafa'ala (تفاعل)
G. Tsulatsii mazid infa'ala (إنفعل)
H. Tsulatsii mazid ifta'ala (إفتعل)
I. Tsulatsii mazid  if'alala (إفعلّ)
J. Tsulatsii mazid istaf'ala (إستفعل)
K. Rubaa'i mujarrad: fa'alala (فعلل)
L. Rubaa'i mazid: tafa'lala (تفعلل)
M. Rubaa'i mazid: if'anlala (افعنلل)
N. Rubaai mazid if'alalla (افعللّ)


Dengan demikian mauzun kata fi'il madhi aamana (ءامن) menggunakan wazan fi'il tsulatsii mazid af'ala (أفعل). 

Kata aamanna (ءامنّا) pada ayat ke-8 ini adalah fi'il madhi yang mabnii dengan i'rab sukun karena terhubung dengan dhamir mutakallim (yang berbicara) jamak. Dhamir mutashshil naa (نا) menempati posisi rafa' sebagai faa'il bersama (pelaku atau subjek). Kata aamannaa (ءامنّا) menempati posisi nashab sebagai maf'uul bih (objek).

Kata aamannaa (ءامنّا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 33 kali, sedangkan akar kata aamana (آمَنَ) terdapat sebanyak 879 kali.

1.0. indek = Q002008005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 8
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = ءَامَنَّا
2.1. Tarjamah = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan telah) beriman
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = نَا
5.1. Tarjamah = kami (dua orang atau lebih laki2 dan/atau perempuan)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = آمَنَ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = آمَنَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) beriman
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar