Jumat, 23 September 2016

Q002020019 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-20, Kata "wa-abshaarihim")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

أو كصيّبٍ مّن السّمآءِ فيهِ ظلمٰتٌ ورعدٌ وبرْقٌ يجعلُون أصٰبعَهُم فىٓ ءاذانِهِم مّن الصّوٰعقِ حذرَ الموتِ واللهُ محيطٌ بالكٰفرِين (QS 2:19)

يكادُ البرقُ يخطفُ أبصٰرَهُم ۖ كلّمَآ أضآءَ لهُم مّشَوْا فيهِ وإذَآ أظلمَ عليهِم قامُوا ۚ ولو شآءَ اللهُ لذهبَ بسمعِهِم وأبصٰرِهِم ۚ إنّ اللهَ علىٰ كلِّ شىءٍ قديرٌ (QS 2:20)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-20 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut: 
  • يكادُ البرقُ يخطفُ = Hampir-hampir kilat itu menyambar 
  • أبصٰرَهُم ۖ  = penglihatan mereka. 
  • كلّمَآ = Setiap kali 
  • أضآءَ لهُم = (kilat itu) menyinari mereka, 
  • مّشَوْا فِيهِ = mereka berjalan di bawah (sinar itu), 
  • وإذَآ أظلمَ = dan bila gelap 
  • عليهِم قاموا۟ ۚ  = menimpa mereka, mereka berhenti. 
  • ولَوْ شَآءَ = Jikalau (Allah) menghendaki, 
  • ٱللهَ لذهبَ = niscaya Dia (Allah) melenyapkan 
  • بسمعِهِم وأبصٰرِهِم ۚ  = pendengaran dan penglihatan mereka. 
  • إنَّ ٱللهَ علىٰ كلِّ شىْءٍ قدِيرٌ = Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Insyaa' Allah, pada hari ini kita akan membahas kata ke-19 dari ayat ke-20 surat Al-Baqarah, yaitu kata wa-abshaarihim (وَأَبْصٰرِهِمْ) = dan penglihatan mereka (laki2 jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) dapat berfungsi sebagai berikut:
  • Huruf athaf wa (و) = dan, yaitu huruf penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
  • Huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat, boleh diterjemahkan dan atau tidak diterjemahkan.
  • Huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi".
  • Huruf wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
  1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
  7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil ada tiga macam, sebagai berikut:
  • Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
  • Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
  • Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَ - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na

Untuk mengingatkan kembali bahwa kata isim dhamir muttashil him (هِم) adalah mabni, yaitu tidak berubah harakat huruf terakhirnya pada posisi manapun dalam kalimat. Kata dhamir him (هِم) atau kata dhamir humu (هُمُ) berasal dari dhamir hum (هُمْ) dengan arti yang sama untuk orang ketiga jamak laki2 (mereka). 

Sebelumnya sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. 

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama' adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
  1. Jama' Mudzakkar Salim. Jama' mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama' nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama' mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa' atau huruf ya' dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur. 

  1. Jama' Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta' (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa' dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur. 

  1. Jama' Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.

Kata wa-abshaarihim (وَأَبْصٰرِهِمْ) terdiri dari beberapa kata dan/atau huruf berikut:
  • Huruf wa (وَ) = dan, adalah huruf athaf yang menghubungkan kata sebelum dengan setelahnya.
  • Kata abshaari (أبصٰرِ) = penglihatan, adalah kata benda atau isim jamak taksir (tidak beraturan) dari kata bashar (بَصَر). Kata bashar (بَصَر) adalah isim fi'il dari kata kerja fi'il madhi bashura (بَصُرَ) = dia laki2 telah melihat, dan fi'il mudhari' yasma'u (يَبْصُرُ) = dia laki2 sedang, akan dan senantiasa melihat. Kata kerja bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) atau indek AS5. Kata abshaari (أبصٰرِ) adalah isim majrur dengan ciri utama i'rab kasrah. Kata abshaari (أبصٰرِ) adalah isim nakirah dan menempati posisi mudhaf pada kata majemuk tidak sempurna dengan kata him (هِم)
  • Kata him (هِمْ) = mereka (laki2 jamak), adalah benda atau isim dhamir muttashil orang ke-3 laki2 jamak. Kata isim dhamir muttashil him (هِم) adalah isim mabni dan ma'rifah. Kata isim dhamir him merupakan mudhaf ilaihi dari kata mudhaf abshaari (أبصٰرِ), jadi menempati posisi majrur.

Catatan bahwa isim fi'il adalah kata benda atau isim yang menunjukkan arti pekerjaan atau mewakili kata kerja, tetapi tidak dapat menerima tanda-tanda fi'il (kata kerja). Penggunaan isim fiil tetap dalam satu bentuk keadaan, baik untuk tunggal, dual, jamak, atau baik untuk mudzakkar maupun muannats salim. 

Jadi kata wa-abshaarihim (وَأَبْصٰرِهِمْ) pada ayat ke-20 surat Al-Baqarah ini merupakan kata majemuk tidak sempurna dimana kata abshaari (أبصٰرِ) adalah majrur karena mauthufah dari kata sama'i (سمعِ)  atau adanya huruf athaf wa (وَ). Kata isim dhamir muttashil him (هِم) adalah mabni (tetap) tapi menempati posisi jar bil idhafah. Kata wa-abshaarihim (وَأَبْصٰرِهِمْ) juga merupakan jawab syarat dari kata huruf adat syarat walau (وَلَوْ) pada ayat ke-20 ini. Kata wa-abshaarihim (وَأَبْصٰرِهِمْ) ini di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 2 kali, sedangkan asal kata abshaar (أبصٰر) terdapat sebanya 38 kali dan akar kata bashura (بصر) terdapat sebanyak 148 kali.


1.0. Indek = Q002020019
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 20
1.3. No kalimat = 19
2.0. Qur'anic = وَأَبْصٰرِهِمْ
2.1. Tarjamah = dan penglihatan mereka (laki2 jamak).
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = وَ
3.1. Tarjamah = dan
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هِمْ
5.1. Tarjamah = mereka (laki2 jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = أبصرِ
6.1. Tarjamah =  penglihatan
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = بَصُرَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah melihat
7.2. Jenis kalimat = فعل

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah (dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah). Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar