Senin, 29 Agustus 2016

Q002019012 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-19, Kata "aadzaanihim")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎صمٌّۢ بكمٌ عمىٌ فهُم لا يرجعُون (QS 2:18)

‎أو كصيّبٍ مّن السّمآءِ فيهِ ظلمٰتٌ ورعدٌ وبرْقٌ يجعلُون أصٰبعَهُم فىٓ ءاذانِهِم مّن الصّوٰعقِ حذرَ الموتِ واللهُ محيطٌ بالكٰفرِين (QS 2:19)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-19 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- أو كصيّبٍ مّن السّمآءِ = atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit 
- فيهِ ظلمٰتٌ = disertai gelap gulita, 
- ورعدٌ وبرْقٌ = guruh dan kilat; 
- يجعلُون = mereka menyumbat 
- أصٰبعَهُم =  dengan anak jarinya, 
- فىٓ ءاذانِهِم = dalam telinga mereka
- مّن الصّوٰعقِ حذرَ الموتِ  = karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. 
- واللهُ محيطٌ  = Dan Allah meliputi 
- بالكٰفرِين = orang-orang yang kafir.

Insyaa' Allah, pada hari ini kita akan membahas kata ke-12 dari ayat ke-19 surat Al-Baqarah, yaitu kata aadzaanihim (ءَاذَانِهِمْ) = telinga mereka (laki2 jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas wazan kata kerja mujarrad fi'il tsulatsi (3 huruf) bentuk ke-1 dari 14 yaitu yang kemasukan huruf hamzah atau mahmuuz baik di awal, tengah maupun akhir sebagai berikut:
1. AH1 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - 'ul (عُلْ)
2. AH2 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - uu'ul (اُؤْعُلْ)
3. AH3 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ilu (يَأْعِلُ) - ii'il (اِئْعِلْ)
4. AH4 = a'ila (أَعِلَ) - ya'alu (يَأْعَلُ) - ii'al (اِئْعَلْ)
5. AH5 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ)
6. AH6 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ) atau fal (فَلْ)
7. AH7 = faula (فَؤُلَ) - yaf ulu (يَفْؤُلُ) - uf ul (اُفْؤُلْ)
8. AH8 = faila (فَئِلَ) - yafalu (يَفْأَلُ) - ifal (اِفْأَلْ)
9. AH9 = fa'a a (فَعَأَ) - yaf'a u (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)
10. AHA = fa'u a (فَعُؤَ) - yaf'u u (يَفْعُؤُ) - uf'u (اُفْعُؤْ)
11. AHB = fa'ia (فَعِئَ) - yaf'au (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas berbagai macam kata isim dhamir, yaitu munfashil (terpisal), muttashil (menyambung) dan mustatir (ghaib atau tersembunyi). Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَ - ha
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na

Telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:

1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur:
a. fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim,  dengan struktur:
a. isim + fi'il
b. isim + isim

Pada frasa atau jumlah ismiyah, isim yang pertama sebagai Mubtada dan isim yang kedua sebagai khabar. Mubtada adalah kata atau objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan (diterangkan) sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan (menerangkan) dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).

Salah satu kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah adalah baik khabar maupun mubtada harus sama dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad dan mudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnya harus muannats dan tatsniyah. Bila mubtada jamak mudzakar maka khabar harus jamak mudzakkar juga, dan begitu seterusnya.

‎أُذُن: على وزن " فـُعـُل" اسم فعل من " أَذِنَ – يَأْذَنُ ": اسم آلة منه: عضو تلقي العلم عن طريق سماع الصوت: وهي اصطلاحاً عضو السمع المعروف
‎أذُنَيْن: مثنى " أذُن": اثنان من الأذن
‎آذان: جمع " أذُن"


Kata aadzaanihim (ءَاذَانِهِمْ) terdiri dari kata berikut:
- Kata aadzaani (ءاذانِ) = telinga-telinga, adalah kata benda atau isim jamak dari kata benda atau isim mufrad (tunggal) udzun (أُذُن) = telinga. Kata udzun (أُذُن) adalah isim fi'il dengan wazan fu'ul (فُعُل) dari kerja fi'il madhi adzina (أَذِنَ) - fi'il mudhari' ya'dzanu (يَأْذَنُ). Kata kerja adzina (أَذِنَ) - ya'dzanu (يَأْذَنُ) adalah kata kerja fi'il mujarrad kemasukan huruf hamzah yaitu bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan a'ila (أَعِلَ) - ya'alu (يَأْعَلُ) atau indeks AH4. 
- Kata isim dhamir him (هِمْ) = mereka (laki2 jamak),  yaitu dhamir muttashil yang menempati posisi jar sebagai isim mudhaf ilaihi dari kata benda isim aadzaani (ءاذانِ)  yang merupakan isim majrur. Kata dhamir isim him (هِمْ) juga berfungsi sebagai khabar dari isim aadzaani (ءاذانِ) sebagai mubtada dari jumlah ismiyah isim-isim.

Jadi kata aadzaanihim (ءَاذَانِهِمْ) pada ayat ke-19 surat Al-Baqarah ini adalah kata atau jumlah ismiyah jarr wa majrur dan muta'alaq (berhubungan) dengan kata yaj'aluuna (يجعلُون) sebelumnya. Di dalam Al-Qur'an, kata aadzaanihim (ءَاذَانِهِمْ) terdapat sebanyak 1185 kali.


1.0. Indek = Q002019012
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 19
1.3. No kalimat = 12
2.0. Qur'anic = ءَاذَانِهِمْ
2.1. Tarjamah = telinga mereka (laki2 jamak)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هِم
5.1. Tarjamah = mereka (laki-laki jamak)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = أُذُنٌ
6.1. Tarjamah =  telinga
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَذِنَ
7.1. Tarjamah = dia (laki2 tunggal telah) mendengar (listen to)
7.2. Jenis kalimat = فعل


‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah (dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah). Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar