Selasa, 01 November 2016

Q002022022 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-22, Kata "wa-antum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.


بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


يأيّهَا النّاسُ اعبدُوا۟ ربَّكمُ الّذِى خلقَكمْ والّذينَ من قبلِكُمْ لعلَّكمْ تتّقُونَ (QS 2:21)


الّذِى جعلَ لكمُ الأرضَ فرٰشًا والسّمَآءَ بنآءً وأنزلَ منَ السّمآءِ مآءً فأخرجَ بهِۦ منَ الثّمرٰتِ رزقًا لّكمْ ۖ فلَا تجعلُوا۟ للهِ أندادًا وأنتمْ تعلمُونَ (QS 2:22)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.


Ayat ke-22 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut: 

  • الّذِى = (Dialah) yang 
  • جعلَ = menjadikan
  • لكمُ الأرضَ = bumi bagimu 
  • فرٰشًا والسّمآءَ بنآءً = sebagai hamparan dan langit sebagai atap,  
  • وأنزلَ منَ السّمآءِ مآءً = dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, 
  • فأخرجَ بهِۦ منَ الثّمرٰتِ = lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan 
  • رزقًا لّكمْ ۖ = sebagai rezeki untukmu; 
  • فلَا تجعلُوا۟ = karena itu janganlah kamu mengadakan
  • للهِ أندادًا = sekutu-sekutu bagi Allah, 
  • وأنتمْ تعلمُونَ = padahal kamu mengetahui.


Insyaa' Allah, pada hari ini kita akan membahas kata ke-22 dari ayat ke-22 surat Al-Baqarah, yaitu kata wa-antum (وَأَنْتُمْ) = dan atau padahal kalian atau kamu (laki2 jamak).


Sebelumnya sudah kita bahas mengenai kata atau huruf wa (و) dapat berfungsi sebagai berikut:

  • Huruf athaf wa (و) = dan, yaitu huruf penghubung kata atau kalimat sebelum dan sesudah huruf athaf wa (و).
  • Huruf wa (و) isti'nafiyah (ibtidaiyah) yaitu huruf diawal kalimat, boleh diterjemahkan dan atau tidak diterjemahkan.
  • Huruf wa (و) juga berfungsi sebagai qasam (sumpah) yang berarti "demi".
  • Huruf haaliyah wa (و) yang berfungsi sebagai haal (حال) yaitu yang menjelaskan suatu keadaan atau status yang berarti padahal atau dan.


Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:


1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashil ada dua:

  • Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
  • Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.


Dhamir Munfashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:


A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:

  • Dia seorang (tunggal) laki-laki هُوَ - huwa
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna


B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:

  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna


C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:

  • Saya tunggal atau seorang laki-laki atau perempuan اَنَا - ana
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu


2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:

  • Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
  • Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
  • Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.


Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:


A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:

  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَ - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna


B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:

  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna


C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:

  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na


3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 

  • Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).


Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:

  1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
  2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim


Pada frasa atau jumlah ismiyah, isim yang pertama sebagai Mubtada dan isim yang kedua sebagai khabar. Mubtada adalah kata atau objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan (diterangkan) sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan (menerangkan) dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).


Ada 3 Kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah: 

  1. Baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa' (i'rab rafa') dengan ciri utama dhammah. Isim dengan i'rab rafa' disebut isim marfu'.
  2. Mubtada harus isim ma'rifah, yaitu kata khusus atau tertentu dengan ciri utama atau diawali alif lam ma'rifah. Sedangkan khabar hukum asalnya adalah nakirah, kecuali untuk isim-isim yang dari asalnya ma'rifah (Isim 'Alam, Isim Isyarah, dan Dhamir)
  3. Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad dan mudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnya harus muannats dan tatsniyah, dan seterusnya.


Kata wa-antum (وَأَنْتُمْ) terdiri dari dua kata dan/atau huruf berikut:

  1. Huruf haaliyah wa (وَ) = padahal atau dan, yaitu huruf wa yang berfungsi sebagai haal (حال) atau yang menjelaskan suatu keadaan atau status.
  2. Kata benda atau isim dhamir antum (أَنْتُمْ) = kalian atau kamu (jamak 3 orang laki-laki atau lebih), adalah dhamir munfanshshil (terpisah dengan fi'il atau isim) untuk pihak kedua (yang diajak bicara) atau mukhatab.


Jadi kata antun (أنتم) pada kata wa-antum (وأنتم) dari ayat ke-22 surat Al-Baqarah ini merupakan isim marfu' dhamir munfashshil (terpisah) mabni (tidak berubah i'rabnya) yang menempati posisi rafa' (subjek) mubtada dari sebuah jumlah atau kata majemuk ismiyyah. Kata antum (أنتم) juga merupakan hal atau keterangan dari kata kerja fi'il mudhari' jazm taj'aluu (ْتجعلوا) sebelumnya. Kata wa-antum (وأنتم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 45 kali sedangkan asal kata antum (أنتم) dengan semua kemungkinan awalan terdapat sebanyak 136 kali.


1.0. indek = Q002022022

1.1. no surat = 2

1.2. no ayat = 22

1.3. no kalimat = 22

2.0. Qur'anic = وَأَنْتُمْ

2.1. Tarjamah = padahal atau dan kalian (laki2 jamak)

2.2. Jenis kalimat = إسم

3.0. Awalan1 = وَ

3.1. Tarjamah = padahal atau dan

3.2. Jenis kalimat = حرف

3.3. Awalan2 = 

4.0. Sisipan1 =

4.3. Sisipan2 =

5.0. Akhiran1 = 

5.1. Tarjamah = 

5.2. Jenis kalimat = 

5.3. Akhiran2 = 

5.6. Akhiran3 = 

6.0. Asal kalimat = أنتم

6.1. Tarjamah = kalian (laki2 jamak)

6.2. Jenis kalimat = إسم

7.0. Akar kata = 

7.1. Tarjamah = 

7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ


Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah (dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah). Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.


Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.



--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar