Jumat, 27 Mei 2016

Q002012002 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-12, Kata "innahum")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

ألآ إنّهُم هُم المفسدُون ولكين لا يشعرُون  (QS 2:12)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-12 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- ألآ إنّهُم
- همُ الْمفسدُون


- ولٰكن لّا يشعرُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 dari ayat ke-12 surat Al-Baqarah, yaitu kata innahum (إِنَّهُمْ) = sesungguhnya mereka.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf inna (إِنَّ) dan saudara-saudaranya adalah huruf nashab, yaitu huruf yang memfathahkan mubtada atau fa'il yang tadinya isim marfu' (i'rab rafa' dengan ciri dhammah) sementara khabarnya tetap marfu'. Isim mubtada yang telah berubah menjadi nashab disebut isim inna sedangkan khabarnya disebut khabar inna. Sehingga huruf inna (إنّ) dan saudara-saudaranya disebut juga 'amil (yang memerintah atau faktor) yang merusak (nawasikh)  i'rab, disebut juga sebagai 'amil nawasikh.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:

1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

Dhamir Munfashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُوَ - huwa
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هِيَ - hiya
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
- Kalian (2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
- Kamu (seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
- Kalian (2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang اَنَا - ana
- Kami نَحْنُ – nahnu

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang betbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (seorang perempuan) هَ - ha
- Mereka (2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya seorang نِى - ni
- Kami نَا – na

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).

Jadi kata innahum (إنّهُم) = sesungguhnya mereka, terdiri dari dua bagian sebagai berukut:
- Huruf nashab inna (إنّ) = sesungguhnya, yang menashabkan (fathah) kata sesudahnya.
- Isim dhamir muttashil hum (هُم) = mereka, yaitu dhamir muttashil yang menempati posisi isim nashab atau isim inna (mubtada). Tetapi karena dhamir adalah mabni maka i'rab (harakat huruf terakhirnya) tidak berubah. 

Kata innahuum (إنّهُم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 174 kali.


1.0. indek = Q002012002
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 12
1.3. no kalimat = 2
2.0. Qur'anic = إِنَّهُمْ
2.1. Tarjamah = sesungguhnya mereka (jamak laki2) 
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هُم
5.1. Tarjamah = mereka (jamak laki2)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = إنّ
6.1. Tarjamah = sesungguhnya
6.2. Jenis kalimat = حرف
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar