Selasa, 24 Mei 2016

Q002011010 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-11, Kata "nahnu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانُوا يكذبُون (QS 2:10)

وإذَا قيلَ لهُم لا تفسدُوا فى الْأرض قالوٓا إنّما نحن مصلحُون (QS 2:11)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-11 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat berikut:
- وإذا قيلَ لهُم
- لا تفسدُوا فى الأرض
- قالُوٓا
- إنّما نحن مصلحُون

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-10 dari ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu kata nahnu (نَحْنُ) = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:

1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
a. Dhamir rafa' munfashil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il. 
b. Dhamir nashab munfashil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
a. Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: 
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad). 

Jadi kata nahnu (نحن) adalah isim dhamir munfashil rafa' sebagai faa'il. Dhamir munfashil ini seharusnya menempati posisi nashab karena huruf nashab inna (إنّ) sebelumnya (awal kalimat), tetapi karena huruf maa (ما) kaffah atau karena huruf kaffah makfufah innamaa (إنّما) yang menolak amal inna (إنّ), maka  dhamir nahnu (نحن) pada ayat ke-11 ini tetap menempati posisi rafa'. Kata nahnu (نحن) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak  86 kali.

1.0. indek = Q002011010
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 11
1.3. no kalimat = 10
2.0. Qur'anic = نَحْنُ
2.1. Tarjamah = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = نحن
6.1. Tarjamah = kami (laki2 dan/atau perempuan jamak)
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = 
7.1. Tarjamah = 
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar