Rabu, 11 Mei 2016

Q002010009 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-10, Kata "aliimun")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)

فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانوا يكذبُون (QS 2:10)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabiut tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-9 dari ayat ke-10 surat Al-Baqarah, yaitu kata aliimun (أَلِيْمٌ) = yang sangat pedih. 

Sebelumnya sudah kita bahas contoh wazan dasar dari fi'il tsulatsi (3 huruf) yang ke-1 dari 14 yaitu dengan indek A yang syahih atau salim (indek S) dan yang kemasukan (mengandung) 1-huruf 'illat baik untuk Mitsaal (indek M), Ajwaf (indek A) maupun Naaqish (indek N). Berikut akan kita bahas jika wazan  fi'il tsulatsi (3 huruf) kemasukan huruf hamzah atau mahmuuz baik di awal, tengah maupun akhir sebagai berikut:
1. AH1 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - 'ul (عُلْ)
2. AH2 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ulu (يَأْعُلُ) - uu'ul (اُؤْعُلْ)
3. AH3 = a'ala (أَعَلَ) - ya'ilu (يَأْعِلُ) - ii'il (اِئْعِلْ)
4. AH4 = a'ila (أَعِلَ) - ya'alu (يَأْعَلُ) - ii'al (اِئْعَلْ)
5. AH5 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ)
6. AH6 = fa ala (فَأَلَ) - yaf alu (يَفْأَلُ) - if al (اِفْأَلْ) atau fal (فَلْ)
7. AH7 = faula (فَؤُلَ) - yaf ulu (يَفْؤُلُ) - uf ul (اُفْؤُلْ)
8. AH8 = faila (فَئِلَ) - yafalu (يَفْأَلُ) - ifal (اِفْأَلْ)
9. AH9 = fa'a a (فَعَأَ) - yaf'a u (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)
10. AHA = fa'u a (فَعُؤَ) - yaf'u u (يَفْعُؤُ) - uf'u (اُفْعُؤْ)
11. AHB = fa'ia (فَعِئَ) - yaf'au (يَفْعَأُ) - if'a (اِفْعَأْ)

Sebelumnya sudah kita bahas mengenai isimm musytaq, yaitu isim yang diambil dari kata selainnya (dari kata lain - bukan berdiri sendiri) dan menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat. Isytiqaq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan penyesuaian antara keduanya (antara kata penyusun dan kata yang disusun menjadi kata sifat) dalam hal makna dan perubahan lafazh. 

Isim-isim musytaq ada 7, yaitu: 
1. Isim fa'il (dan shighah mubalaghah), 
2. Isim maf'ul, 
3. Shifah musyabbahah bismil fa'il, 
4. Isim tafdhil, 
5. Isim zaman, 
6. Isim makan, 
7. Isim alat 

Isim shifah musyabbahah bismil fa'il adalah isim musytaq yang tidak dibentuk kecuali dari fi'il tsulatsi lazim (yaitu yang tidak mempunyai maf'ul bih - objek). Isim ini adalah sifat yang menunjukkan kepada pihak yang melakukan fi'il secara terus-menerus dengan wazan sebagai berikut:
1. Untuk fi'il yang 'ain nya kasrah (فعِل), isim sifatnya berwazan fa'ilun (فَعِلٌ) - af'alu (أَفعَلُ) untuk mudzakkar dan fa'laa (فَعْلَاء) untuk muannats - fa'laanu (فَعْلَانُ) untuk mudzakkar dan fa'laa (فَعْلَى) untuk muannats.
2. Untuk fi'il yang 'ain nya dhammah (فعُل), isim sifatnya berwazan fa'iilun (فَعِيْلٌ) - fa'lun (فَعْلٌ) - fu'aalun (فُعَالٌ) - fa'aalun (فَعَالٌ) - fa'alun (فَعَلٌ) - fu'lun (فُعْلٌ).
3. Untuk fi'il yang 'ain nya fathah (فعَل), isim sifatnya sedikit sekali yaitu thayyibun (طَيِّبٌ) = baik, syiiqun (شِيْقٌ) = sempit, dan asyyab (أَشْيَب) = beruban

Sebelumnya sudah kita bahas isim fa'il, yaitu isim musytaq yang menunjukkan kepada pihak yang melakukan fi'il. Untuk tujuan mubalaghah (hiperbola) atau memperbanyak atau menguatkan, bentuk isim fa'il diubah menjadi bentuk-bentuk yang sama'i (didengar dari kebiasaan ucapan orang Arab) dalam wazan-wazan berikut: 

- Fa'aalun (فَعَّالٌ) 
- Mif'aalun (مِفْعَالٌ)
- Fa'uulun (فَعُوْلٌ)
- Fa'iilun (فَعِيْلٌ)
- Fa'ilun (فَعِلٌ)

Wazan dari isim faa'il mubalagah, sama dengan wazan isim-isim fi'il lainnya, banyak macamnya dan tidak dapat dipastikan kecuali sama'i atau merujuk pada mu'jam bahasa Arab atau kamus. Adapun penjelasan dari Ulama Nahwu mengenai wazan-wazan ini, mengacu pada kaidah kebiasaan yang umum dipergunakan, kaidah ini dapat dipergunakan pada lafazh-lafazh isim-isim fi'il (faa'il, masdar, dll) yang belum dipergunakan atau belum didengar (sama'i) dari bangsa Arab. 

Sebelumnya juga sudah bahas bahwa i'rab atau perubahan harakat pada kata dapat terjadi karena mengikuti harakat kata sebelumnya yang dikenal atau disebut sebagai taabi' atau at-taabi' (التَّابِعُ). Tabi' adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i'rab, sedangkan tawabi' adalah bentuk jamak dari tabi'. Tawabi' ada empat, sebagai berikut:

1. Na'at adalah tabi' yang menunjukkan sifat bagi isim sebelumnya. Na'at bisa disebut sifat, sedangkan kata yang di-ikuti disebut Man'ut. Na'at ada dua macam:
- Na'at Haqiqi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi yang diikuti.
- Na'at Sababi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi isim yang mempunyai kaitan dengan isim yang diikutinya.

2. 'Athaf adalah tabi' yang antara dia dan matbu'nya diperantarai dengan salah satu huruf 'athaf. 

3. Taukid adalah tabi' yang disebutkan dalam kalimat untuk menolak sangkaan dari pendengar atas makna lain yang mungkin terkandung dalam kalimat tersebut. Taukid ada dua jenis: 
- Taukid lafzhi, dengan cara mengulang kata yang diberi taukid. 
- Taukid maknawi, dengan menggunakan kata-kata berikut: 

A. Ainu (عين) dan nafsu (نفس), fua lafazh  ini dimufradkan ketika lafadz yang diberi taukid mufrad 
dan dijama'kan ketika lafadz yang diberi taukid mutsanna atau jama' dengan wazan af'ul (أفعل).
B. Jamii'u (جميع), kullu (كلّ) dan 'aammah (عامة), isim-isim ini memberi taukid isim yang bermakna menyeluruh, yaitu semua bagian dari isim yang diberi taukid tetapi tidak bisa mentaukidkan isim mutsanna. 
C. Kiltaa (كلتا) dan kilaa (كلا), lafazh kilaa (كلا) untuk memberi taukid mutsanna mudzakkar dan lafazh kiltaa (كلتا) untuk memberi taukid mutsanna muannats. Keduanya tidak bisa menjadi taukid kecuali apabila diidhafahkan kepada dhamir, bahkan ketika tidak menjadi taukid pun harus diidhafahkan, kepada dhamir atau isim zhahir.

4. Badal adalah tabi' yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja. Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata "yaitu" pada terjemah kata yang digantikan. Bada ada 3 sebagai berikut:
- Badal muthabiq, yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.
- Badal ba'dhi min kul, yaitu badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya.
- Badal isytimal, yaitu badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya.

Jadi kata aliimun (أليمٌ) adalah isim faa'il atau sifat yang mubalaghah (hiperbola) yang menguatkan dengan wazan fa'iilun (فعيل) dari kata kerja dengan wazan AH4 alima (أَلِمَ) - yalamu (يَأْلَمُ).

Kata aliimun (ٌأليم) merupakan tabi na'at yaitu sifat dari kata 'adzaabun (عذابٌ) sebelumnya, dengan demikian i'rab kata aliimun (أليمٌ) mengikuti i'rab kata 'adzaabun (عذابٌ). Kata aliimun (أليمٌ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 38 kali, sedangkan akar kata alima (ألم) terdapat sebanyak 75 kali.

1.0. indek = Q002010009
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 10
1.3. no kalimat = 9
2.0. Qur'anic = أَلِيْمٌ
2.1. Tarjamah = yang sangat pedih
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = أَلِيم
6.1. Tarjamah =  yang sangat pedih
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَلِمَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) mendapat pedih, sakit
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.


--

Salaaman,


Aba Abdirrahim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar