Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
يخٰدعُون اللهَ والّذين ءامنُوا وما يخدعُون إلّآ أنفسَهُم وما يشعرُون (QS 2:9)
فى قلوبِهِم مّرضٌ فزادَهُم اللهُ مرضًا ولهُم عذابٌ أليمٌ بما كانو يكذبُون (QS 2:10)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para tabi'in, tabi'ut tabi'ahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-10 surat Al-Baqarah, yaitu kata maradhun (مَرَضًا) = penyakit.
Sebelumnya sudah kita bahas mengenai mashdar (مصدر) = masdar, yaitu salah satu isim fi'il atau isim dari tashrif istilahiyah (perubahan) kata kerja fi'il. Masdar adalah lafazh (ucapan) yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa, sepi dari (tidak mempunyai) zaman atau tidak dikenai waktu atau tidak tergantung waktu, serta memuat/mencakup semua huruf-huruf Fi'il-nya baik secara lafazh. Masdar berbeda dengan isim masdar yang tidak memuat/mencakup semua huruf Fi'il-nya bahkan ada yang dikurangi secara lafazh, dikira-kira (taqdiran) atau mengganti huruf yang sudah dibuang dengan huruf lain.
Mashdar ada dua, yaitu:
1. Masdar mim, yaitu masdar yang terdapat mim zaidah diawal kalimatnya. Masdar mim itu difathahkan mimnya dengan mutlak, kecuali dari fi'il bina waw dimana ain fi'ilnya dikasrahkan.
2. Masdar ghairu mim, yaitu masdar yang tidak terdapat mim zaidah diawal kalimatnya.
Masdar ghairu mim ini dibentuk dari kata fi'il dengan wazan2 berikut:
1. Wazan fa'lun Wazan (ٌفَعْل). Wazan ini menjadi masdar qiyasi dari setiap fi'il tsulasi yang muta'addi (yang membuahkan maf'ul) secara mutlak, baik dari fi'il madhi yang 'ain fi'ilnya dibaca kasrah atau fatha, bina', shahih, mudha'af, mahmuz, ataupun mu'tal.
2. Wazan fa'alun (فَعَلٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi'il madhi yang mengikuti wazan فَعِلَ dengan dikasrah 'ain fi'ilnya yang mempunyai ma'na lazim secara mutlaq.
3. Wazan fa'uulun (فَعُوْلٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafazh yang fi'il madlinya mengikuti wazan فَعَلَ yang lazim secara mutlaq dari semua bina'.
4. Wazan fa'aalun (فَعَالٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafazh yang menunjukkan arti mencegah, keengganan (tidak patuh).
5. Wazan fa'alaanun (فَعَلاَنٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya lafazh yang menunjukkan arti gerak, goncang dan bolak balik (taqollub).
6. Wazan fu'aalun (فُعَالٌ). Masdar ini menjadi masdar qiyasinya fi'il madhi yang mengikuti wazan فَعَلَ yang menunjukkan arti penyakit/suara.
7. Wazan fa'iilun (فَعِيْلٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi'il madhi yang mengikuti wazan فَعَلَ yang menunjukkan arti berjalan/bersuara.
8. Wazan fu'uulatun (فُعُوْلَةٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi'il madhi yang mengikuti wazan فَعُلَ.
9. Wazan fa'aalatun (فَعَالَةٌ). Wazan ini menjadi masdar qiyasinya fi'il madhi yang mengikuti wazan فَعُلَ.
10. Masdar dengan wazan berbeda dari apa yang telah disebut diatas, maka bab masdarnya adalah suqil/sama'i berdasarkan ucapan orang Arab.
Jadi kata maradhan (مَرَضًا) jika dibaca fathah dan maradhun (مَرَضٌ) jika dibaca dhammah adalah isim masdar dengan wazan fa'alun (فَعَلٌ) yaitu kata isim yang berasal dari kata kerja dengan wazan AS4 yaitu fi'il madhi maridha (مَرِضَ) dan fi'il mudhari' yamradhu (يَمْرَضُ ).
Juga sudah kita bahas sebelumnya bahwa dalam bahasa Arab, sebuah jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket. Subjek dalam bahasa Arab mempunyai alamat atau ciri utama dhammah disebut i'rab rafa'. Sedangkan prediket (maf'ul) mempunyai alamat atau ciri utama fathah disebut i'rab nashab. I'rab maf'ul bih atau objek mengikuti i'rab maf'ul (prediket) yaitu i'rab nashab.
Jadi kata maradhan (مرضًا) = penyakit, pada ayat ke-10 surat Al-Baqarah ini berkedudukan sebagai maf'ul bih kedua yaitu objek ke-2 atau terakhir dari jumlah fi'liyah kata2 sebelumnya;
- Kata kerja fi'il madhi zaada (زاد) = telah menambah, sebagai maf'ul atau prediket dengan i'rab nashab (fathah)
- Kata isim dhamir muttashil hum (هُم) = mereka, yang menempati posisi isim manshub dan merupakan maf'ul bih (objek) pertama
- Lafazh Al-Jalaalah Allahu (اللهُ) = Allah, sebagai faa'il (pelaku) dengan i'rab rafa'
Kata maradhan (مرضًا) di dalam Al-Qur'an terdapat pada ayat ke-10 surat Al-Baqarah ini saja, sedangkan akar kata maridha (َمَرِض) terdapat sebanyak 24 kali.
1.0. indek = Q002010006
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 10
1.3. no kalimat = 6
2.0. Qur'anic = مَرَضًا
2.1. Tarjamah = penyakitnya
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = مَرَضُ
6.1. Tarjamah = penyakit
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = مَرِضَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 telah) berpenyakit atau menjadi sakit
7.2. Jenis kalimat = فعل
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar