Selasa, 08 Mei 2018

Q002058005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-58, Kata “alqaryata”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


وظلّلنَا عليكمُ الغمامَ وأنزلنَا عليكمُ المنَّ والسّلوَىٰ ۖ كلوا من طيّباتِ ما رزقنَاكمْ ۖ وما ظلمونَا ولَٰكن كانوا أنفسهمْ يظلمونَ (QS 2:57)

وإذْ قلنا ادْخلُوا هَٰذهِ القريةَ فكلوا منها حيثُ شئتمْ رغدًا وادخلوا البابَ سجّدًا وقولوا حطّةٌ نّغفرْ لكمْ خطاياكمْ ۚ وسنزيدُ المحسنينَ (QS 2:58)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-58 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan (ingatlah), ketika = وإذْ
  • Kami berfirman: = قلنا
  • "Masuklah kamu = ادْخلُوا
  • ke negeri ini (Baitul Maqdis), = هَٰذهِ القريةَ
  • dan makanlah dari hasil buminya, = فكلوا منها حيثُ
  • yang Kamu sukai = شئتمْ
  • yang banyak lagi enak dimana dan masukilah pintu gerbangnya = رغدًا وادخلوا البابَ 
  • sambil bersujud, dan katakanlah: = سجّدًا وقولوا 
  • "Bebaskanlah kami dari dosa", = حطّةٌ
  • niscaya Kami ampuni = نّغفرْ
  • kesalahan-kesalahanmu, = لكمْ خطاياكمْ ۚ
  • dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". = وسنزيدُ المحسنينَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 pada ayat ke-58 surat Al-Baqarah, yaitu kata alqaryata (الْقَرْيَةَ) = negri ini (Baitul Maqdis).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
  1. Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
  2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
  3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).

Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
  1. Isim ( إسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
  2. Fi’il ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
  3. Huruf ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).

Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.

Pembagian Isim:
  1. Isim 'Alam (Kata benda Nama). Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu.

  1. Isim mudzakkar (laki2) dan muannats (perempuan. Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).

Dari segi bentuknya, isim muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
  • Ta marbuthah ( ة ): Al-Baqarah (البقرة) = sapi betina, atau Al-Faatihah (الفَاتِحَة) = Pembukaan atau opening
  • Alif maqshurah ( ى ): Salma (سَلْمَى) atau Mushalla (مُصَلَّى) = tempat shalat
  • Alif mamdudah ( اء ): Asma (أَسْمَاء) atau Al-Isra' (الإِسْرَاء) = Perjalanan malam.

Namun adapula isim muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. Misalnya bahrun (بَحْرٌ) = lautan, nafsun (نَفْسٌ) = jiwa atau diri) dan syamsun (شَمْسٌ) = matahari.

Sebaliknya ada pula beberapa isim mudzakkar yang menggunakan Ta marbuthah, seperti Hamzah (حَمْزَة), Thalhah (طَلْحَة) dan Muawiyah (مُعَاوِيَة).

Pengenalan jenis kelamin isim ini diperlukan untuk kita menyusun kalimat atau percakapan. Seperti kita tidak bisa mengatakan dzaalika al-baqarah (itu sapi betina), meskipun secara makna benar tetapi secara tata bahasa salah,  tapi harus tilka al-baqarah (تلك البقرة) = itu sapi betina. Karena, al-baqarah sebagai subjek percakapan adalah dari kata isim jenis perempuan maka kita harus menggunakan kata tunjuk dari jenis perempuan juga yaitu tilka (itu).

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
  1. ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
  2. ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
  3. ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
  1. ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
  2. ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ  ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya. 

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua: 
  • Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
  • Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim mu'rab terbagi menjadi:
  1. Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
  2. Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
  3. Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.

Isim marfu' berada pada 6 posisi, yaitu: 
  1. Mubtada, 
  2. Khabar, 
  3. Isim Kana atau salah satu saudaranya (Termasuk juga isim af'al muqarabah, raja' dan syuru') 
  4. Khabar inna atau salah satu saudaranya.
  5. Fail, dan 
  6. Naibul Fail.
Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'. 

Isim mansub adalah isim yang terkena i'rab nashab yang berfungsi sebagai objek. Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
  • Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang. 
  • Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan. 
  • Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim. 
  • Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَأَخَاكَحَمَاكَفَاكَذَامَال

Isim menjadi manshub pada 11 posisi, yaitu: 
  1. Khabar kana, 
  2. Isim Inna, 
  3. Maf’ul Bih, 
  4. Maf’ul Muthlaq, 
  5. Maf’ul li Ajlih, 
  6. Maf’ul Ma’ah,
  7. Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan) 
  8. Hal, 
  9. Mustatsna, 
  10. Munada, dan 
  11. Tamyiz. 
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang manshub. 

Isim majrur adalah isim yang terkena i'rab jar. Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
  1. Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim. 
  2. Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
  3. Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.

Isim manjadi majrur pada dua posisi: 
  1. Apabila didahului huruf jar. 
  2. Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur. 

Sebelumnya juga sudah bahas bahwa i'rab atau perubahan harakat pada kata dapat terjadi karena mengikuti harakat kata sebelumnya yang dikenal atau disebut sebagai taabi' atau at-taabi' (التَّابِعُ). Tabi' adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i'rab, sedangkan tawabi' adalah bentuk jamak dari tabi'. Tawabi' ada empat, sebagai berikut:

1. Na'at adalah tabi' yang menunjukkan sifat bagi isim sebelumnya. Na'at bisa disebut sifat, sedangkan kata yang di-ikuti disebut Man'ut. Na'at ada dua macam:
  • Na'at Haqiqi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi yang diikuti.
  • Na'at Sababi, yaitu na'at yang menunjukkan kepada sifat bagi isim yang mempunyai kaitan dengan isim yang diikutinya.

2. 'Athaf adalah tabi' yang antara dia dan matbu'nya diperantarai dengan salah satu huruf 'athaf.
3. Taukid adalah tabi' yang disebutkan dalam kalimat untuk menolak sangkaan dari pendengar atas makna lain yang mungkin terkandung dalam kalimat tersebut. Taukid ada dua jenis: 
  • Taukid lafzhi, dengan cara mengulang kata yang diberi taukid. 
  • Taukid maknawi, dengan menggunakan kata-kata berikut: 

A. Ainu (عين) dan nafsu (نفس), fua lafazh  ini dimufradkan ketika lafadz yang diberi taukid mufrad 
dan dijama'kan ketika lafadz yang diberi taukid mutsanna atau jama' dengan wazan af'ul (أفعل).
B. Jamii'u (جميع), kullu (كلّ) dan 'aammah (عامة), isim-isim ini memberi taukid isim yang bermakna menyeluruh, yaitu semua bagian dari isim yang diberi taukid tetapi tidak bisa mentaukidkan isim mutsanna. 
C. Kiltaa (كلتا) dan kilaa (كلا), lafazh kilaa (كلا) untuk memberi taukid mutsanna mudzakkar dan lafazh kiltaa (كلتا) untuk memberi taukid mutsanna muannats. Keduanya tidak bisa menjadi taukid kecuali apabila diidhafahkan kepada dhamir, bahkan ketika tidak menjadi taukid pun harus diidhafahkan, kepada dhamir atau isim zhahir.

4. Badal adalah tabi' yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja. Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata "yaitu" pada terjemah kata yang digantikan. Badal ada 3 sebagai berikut:
  • Badal muthabiq, yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.
  • Badal ba'dhi min kul, yaitu badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya.
  • Badal isytimal, yaitu badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya.

Untuk mengingatkan kembali bahwa sebelumnya sudah kita bahas  wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il tsulatsi mazid untuk Mitsaal (M), Ajwaf (A) dan Naaqish (N) adalah sebagai berikut:
  1. AM1 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  2. AM2 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  3. AM3 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  4. AM4 = wa'ila (وَعِلَ) - yau'alu (يَوْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  5. AM5 = wa'ula (وَعُلَ) - yau'ulu (يَوْعُلُ) - uu'ul (اُوْعُلْ)
  6. AM6 = ya'ila (يَعِلَ) - yai'alu (يَيْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  7. AM7 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  8. AA1 = faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ) - ful (فُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  9. AA2 = aala (آلَ) atau (ءَالَ) - yauulu (يَؤُوْلُ) - ul (أُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  10. AA3 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  11. AA4 = faala (فَالَ) - yafiilu (يَفِيْلُ) - fil (فِلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  12. AA5 = laisa (لَيْسَ), tidak ada tashrifnya
  13. AA6 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  14. AN1 = fa'aa (فَعَا) - yaf'uu (يَفْعُوْ) - uf'u (اُفْعُ), naaqish waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  15. AN2 = fa'iya (فَعِيَ) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)
  16. AN3 = fa'aa (فَعَى) - yaf'ii (يَفْعِيْ) - if'i (اِفْعِ)
  17. AN4 = Fa'aa (فَعَى) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)

قَرْيَة: عاى وزن " فَعلة" اسم فعل للمرة من " قَرَىيَقْرِي ":

Kata alqaryata (الْقَرْيَةَ) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
  • Huruf alif laam ma'rifat al (ال) = yang ini atau yang itu, di dalam bahasa inggris sepadan dengan kata the. 
  • Kata qaryata (قَرْيَةَ) aslinya adalah qaryah (قَرْيَة) = perkampungan, negeri atau kota, adalah kata benda isim fi'il dengan wazan fa'lah (فَعْلة) dari kata kerja fi'il madhi qaraa (قَرَى) = dia (mufrad mudzakkar telah) menampung atau memfasilitas atau to host.  Kata qaraa (قَرَى) - yaqrii (يَقْرِي) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad  bentuk ke-1 dari 14, yang kemasukan huruf 'illat yaa pada posisi huruf laam atau disebut naqish yaa dengan wazan fa'aa (فَعَى) - yaf'ii (يَفْعِيْ) atau indeks AN3

Jadi kata qaryata (قَرْيَةَ) pada kata alqaryata (الْقَرْيَةَ) pada ayat ke-58 surat Al-Baqarah ini adalah kata benda isim manshub dengan ciri utama fathah. alqaryata (الْقَرْيَةَ) metupakan badal dari kata isim isyaarat hadzihi (هَٰذِهِ) sebelumnya. Kata alqaryata (الْقَرْيَةَ) merupakan bagian objek atau maf’ul bih dari kata qul (قُلْ) pada kata qulnaa (قُلْنَا) sebelumnya. Kata alqaryata (الْقَرْيَةَ) pada ayat ke-58 ini di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 3 kali, sedangkan asal kata qaryah (قَرْيَة) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab tetdapat sebanyak 38 kali dan akar kata qaraa (قَرَى) terdapat sebanyak 57 kali.

1.0. indek = Q002058005
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 58
1.3. no kalimat = 5
2.0. Qur'anic = الْقَرْيَةَ
2.1. Tarjamah = negri atau kota ini (Baitul Maqdis)
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = yan ini atau itu atau tertentu (ma’rifat)
3.2. Jenis kalimat = هرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = قَرْيَة
6.1. Tarjamah = negeri, kota atau town
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = قَرَى
7.1. Tarjamah = dia (mufrad mudzakkar trlah) menampung, memfastasi atau to host.
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalamu


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/67-القاف/1366-قَرَى-–-يَقْرِي-قَرْيَة-–-قَرْيَتَيْن-قُرى
  2. http://www.almaany.com/quran/2/58/5/
  3. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=58&token=1
  4. http://tanzil.net/#search/quran/القرية

Tidak ada komentar:

Posting Komentar