Senin, 07 Mei 2018

Q002058004 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-58, Kata “haadzihi”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


وظلّلنَا عليكمُ الغمامَ وأنزلنَا عليكمُ المنَّ والسّلوَىٰ ۖ كلوا من طيّباتِ ما رزقنَاكمْ ۖ وما ظلمونَا ولَٰكن كانوا أنفسهمْ يظلمونَ (QS 2:57)

وإذْ قلنا ادْخلُوا هَٰذهِ القريةَ فكلوا منها حيثُ شئتمْ رغدًا وادخلوا البابَ سجّدًا وقولوا حطّةٌ نّغفرْ لكمْ خطاياكمْ ۚ وسنزيدُ المحسنينَ (QS 2:58)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-58 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan (ingatlah), ketika = وإذْ
  • Kami berfirman: = قلنا
  • "Masuklah kamu = ادْخلُوا
  • ke negeri ini (Baitul Maqdis), = هَٰذهِ القريةَ
  • dan makanlah dari hasil buminya, = فكلوا منها حيثُ
  • yang Kamu sukai = شئتمْ
  • yang banyak lagi enak dimana dan masukilah pintu gerbangnya = رغدًا وادخلوا البابَ 
  • sambil bersujud, dan katakanlah: = سجّدًا وقولوا 
  • "Bebaskanlah kami dari dosa", = حطّةٌ
  • niscaya Kami ampuni = نّغفرْ
  • kesalahan-kesalahanmu, = لكمْ خطاياكمْ ۚ
  • dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". = وسنزيدُ المحسنينَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-4 pada ayat ke-58 surat Al-Baqarah, yaitu kata haadzihi (هَٰذِهِ) = ini.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
  1. Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
  2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
  3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).

Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
  1. Isim ( إسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
  2. Fi’il ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
  3. Huruf ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).

Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.

Pembagian Isim:
  1. Isim 'Alam (Kata benda Nama). Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu.

  1. Isim mudzakkar (laki2) dan muannats (perempuan. Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).

Dari segi bentuknya, isim muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
  • Ta marbuthah ( ة ): Al-Baqarah (البقرة) = sapi betina, atau Al-Faatihah (الفَاتِحَة) = Pembukaan atau opening
  • Alif maqshurah ( ى ): Salma (سَلْمَى) atau Mushalla (مُصَلَّى) = tempat shalat
  • Alif mamdudah ( اء ): Asma (أَسْمَاء) atau Al-Isra' (الإِسْرَاء) = Perjalanan malam.

Namun adapula isim muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. Misalnya bahrun (بَحْرٌ) = lautan, nafsun (نَفْسٌ) = jiwa atau diri) dan syamsun (شَمْسٌ) = matahari.

Sebaliknya ada pula beberapa isim mudzakkar yang menggunakan Ta marbuthah, seperti Hamzah (حَمْزَة), Thalhah (طَلْحَة) dan Muawiyah (مُعَاوِيَة).

Pengenalan jenis kelamin isim ini diperlukan untuk kita menyusun kalimat atau percakapan. Seperti kita tidak bisa mengatakan dzaalika al-baqarah (itu sapi betina), meskipun secara makna benar tetapi secara tata bahasa salah,  tapi harus tilka al-baqarah (تلك البقرة) = itu sapi betina. Karena, al-baqarah sebagai subjek percakapan adalah dari kata isim jenis perempuan maka kita harus menggunakan kata tunjuk dari jenis perempuan juga yaitu tilka (itu).

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
  1. ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
  2. ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
  3. ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
  1. Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur. 

  1. Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur. 

  1. Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
  1. ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
  2. ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ  ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya. 

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua: 
  • Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
  • Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah. 

Isim mu'rab terbagi menjadi:
  1. Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
  2. Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
  3. Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.

Isim marfu' berada pada 6 posisi, yaitu: 
  1. Mubtada, 
  2. Khabar, 
  3. Isim Kana atau salah satu saudaranya (Termasuk juga isim af'al muqarabah, raja' dan syuru') 
  4. Khabar inna atau salah satu saudaranya.
  5. Fail, dan 
  6. Naibul Fail.
Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'. 

Isim mansub adalah isim yang terkena i'rab nashab yang berfungsi sebagai objek. Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
  • Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang. 
  • Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan. 
  • Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim. 
  • Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَأَخَاكَحَمَاكَفَاكَذَامَال

Isim menjadi manshub pada 11 posisi, yaitu: 
  1. Khabar kana, 
  2. Isim Inna, 
  3. Maf’ul Bih, 
  4. Maf’ul Muthlaq, 
  5. Maf’ul li Ajlih, 
  6. Maf’ul Ma’ah,
  7. Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan) 
  8. Hal, 
  9. Mustatsna, 
  10. Munada, dan 
  11. Tamyiz. 
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang manshub. 

Isim majrur adalah isim yang terkena i'rab jar. Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
  1. Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim. 
  2. Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
  3. Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.

Isim manjadi majrur pada dua posisi: 
  1. Apabila didahului huruf jar. 
  2. Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur. 

Untuk mengingatkan kembali bahwa kata benda isim isyaarah atau kata tunjuk terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
  1. Isim isyaarah jarak dekat (ini)
  • Hadzaa (هَذَا) = untuk jenis kata laki2 (mudzakkar) tunggal (mufrad) 
  • Hadzaani (هَذَانِ) = untuk jenis kata laki2 dual (mutsanna)
  • Haulaai (هَؤُلَاءِ) = untuk jenis kata laki2 jamak (jama') 
  • Hadzihi (هَذِهِ) = untuk jenis kata perempuan (muannats) tunggal 
  • Jenis kata perempuan dual: هَاتَانِ
  • Haulaai (هَؤُلَاءِ) = untuk jenis kata perempuan jamak

  1. Isim isyaarah jarak jauh (itu)
  • Dzaalika (ذَالِكَ) = untuk jenis kata laki2 tunggal 
  • Dzaanika (ذَانِكَ) = untuk jenis kata laki2 dual
  • Uulaika (أُولَئِكَ) = untuk jenis kata laki2 jamak 
  • Tilka (تِلْكَ) = untuk jenis kata perempuan tunggal
  • Taanika (تَانِكَ) = untuk jenis kata perempuan dual 
  • Uulaika (أُولَئِكَ) = untuk jenis kata perempuan jamak: 

Catatan bahwa kata uulaaika (َأُولٓئِك) sering ditulis uulaika (أُولَئِكَ) = itu (mereka jamak) dan kata haulaai (هَؤُلَاءِ) = ini (mereka jamak) hanya dipakai untuk kata jamak yang berakal (jarang sekali dipakai untuk kata jamak tidak berakal). Untuk kata jamak tidak berakal baik mudzakkar maupun muannats biasanya dipakai kata isim isyaarah jarak dekat hadzihi (هَذِهِ) = ini, dan untuk isim isyaarah jarak jauh tilka (تِلْكَ) = itu. Jadi kata hadzihi (هَذِهِ) = ini (kata jenis perempuan tunggal atau jamak baik perempuan maupun laki2 tapi tidak berakal), sedangkan kata tilka (تِلكَ) = itu (kata jenis perempuan tunggal atau jamak baik perempuan maupun laki2 tapi tidak berakal). 

Kata hadzihi (هَذِهِ) atau ditulis juga haadzihi (هَاذِهِ) atau (هَٰذِهِ) adalah isim isyarat kata tunjuk jarak dekat (ini) untuk jenis kata perempuan (muannats) tunggal.

Jadi kata hadzihi (هَٰذِهِ) pada ayat ke-58 surat Al-Baqarah ini adalah kata benda isim isyarat mabni dengan ciri kasrah yang menempati isim manshub. Kata dhamir muttashil al-waw (وا) menempati posisi rafa' faa'il. Kata hadzihi (هَٰذِهِ) merupakan objek atau maf’ul bih dari kata udkhul (ادْخُلْ) pada kata udkhuluu (ادْخُلُوْا) sebelumnya. Kata hadzihi (هَٰذِهِ) juga merupakan bagian objek atau maf’ul bih dari kata qul (قُلْ) pada kata qulnaa (قُلْنَا) sebelumnya. Kata hadzihi (هَٰذِهِ) pada ayat ke-58 ini di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 47 kali.

1.0. indek = Q002058004
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 58
1.3. no kalimat = 4
2.0. Qur'anic = هَٰذِهِ
2.1. Tarjamah = ini
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = هَذِهِ
6.1. Tarjamah = ini
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat = 


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalamu


References:

  1. http://www.almaany.com/quran/2/58/4/
  2. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=58&token=1
  3. http://tanzil.net/#search/quran/هذه

Tidak ada komentar:

Posting Komentar