Rabu, 02 Mei 2018

Q002057017 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-57, Kata “anfusahum”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


ثمّ بعثنَاكم مّن بعدِ موتِكمْ لعلّكمْ تشكرونَ
 (QS 2:56)

وظلّلنَا عليكمُ الغمامَ وأنزلنَا عليكمُ المنَّ والسّلوَىٰ ۖ كلوا من طيّباتِ ما رزقنَاكمْ ۖ وما ظلمونَا ولَٰكن كانوا أنفسهمْ يظلمونَ (QS 2:57)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-57 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan Kami naungi = وظلّلنَا
  • kamu dengan awan, = عليكمُ الغمامَ 
  • dan Kami turunkan kepadamu "manna" = وأنزلنَا عليكمُ المنَّ 
  • dan "salwa". = والسّلوَىٰ ۖ 
  • Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; = كلوا من طيّباتِ ما رزقنَاكمْ ۖ 
  • dan tidaklah mereka menganiaya Kami; = وما ظلمونَا 
  • akan tetapi merekalah = ولَٰكن كانوا 
  • yang menganiaya diri mereka sendiri. = أنفسهمْ يظلمونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-17 pada ayat ke-57 surat Al-Baqarah, yaitu kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) = diri mereka (jama’ mudzakkar) sendiri.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
  1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
  7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil (ditulis nyambung) ada tiga macam, sebagai berikut:
  • Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
  • Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
  • Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - haa
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - nii
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – naa

Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafazh yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
  1. Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur. 
  2. Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafazh yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur. 
  3. Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa tanda asal-asal i’rab adalah harakat dan sukun. Maka tanda asal Rafa’ adalah Dhammah/tain (ــُــٌـ), tanda asal Nashab adalah Fathah/tain (ــَــًـ), tanda asal Jar adalah Kasrah/tain (ــِــٍــ) dan tanda asal Jazm adalah Sukun (ــْــ). Dengan demikian apabila ada kalimah yang tidak kebagian tanda i’rab asal (Harakth atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda i’rab Pengganti Asal (Bisa juga Harakat, Huruf atau membuang Huruf).

Tanda pengganti i'rab asal adalah sebagai berikut:
  • Untuk rafa': Wau (و), Alif (ا) dan Nun (ن)
  • Untuk Nashab: Alif (ا), Ya (ي), Kasrah (ــِــ) dan membuang Nun (حذف النون)
  • Untuk Jar: Ya (ي) dan Fathah (ــَــ)
  • Untuk Jazm: membuang huruf (حذف).

Juga sebelumnya sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna (idhafah) yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.

نَفْس: اسم فعل " نَفَسَ - يَنْفِسُ ": وهو كذلك بمعنى مفعول منه : المنفوس أو ما يُنْفَس: الكائن الذي انفصل عن الأصل ويبدي جميع صفاته وخصائصه الأصلية: المولود أو الفرخ أو الثمرة أو البيضة أو النطفة، أو النَّفس بمعنى الروح أو الكيان النفسي الذي يقوم بالوظائف النفسية للبشر وغير البشر  والذي خلقه الله من نفس واحدة
أَنْفُس: جمعنَفْس "

Kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
  • Kata anfusa (أَنْفُسَ) = jiwa-jiwa atau diri-diri, adalah jama’ dari kata nafs (نَفْس) = jiwa atau seseorang diri. Kata nafs (نَفْس) adalah isim fi’il dari kata kerja fi'il madhi nafasa (نَفَسَ) = dia laki2 telah) menghela nafas, to give vent to. Kata nafasa (نَفَسَ) -  yanfisu (يَنْفِسُ) adalah kata kerja fi’il tsulatsi mujarrad asli bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) atau indeks AS2.
  • Kata hum (هُمْ) = mereka (jama’ mudzakkar),  adalah kata benda isim dhamir atau kata ganti pihak ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib yang ditulis nyambung atau muttashil.

Jadi kata anfusa (أَنْفُسَ) pada kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) pada ayat ke-57 surat Al-Baqarah ini adalah kata benda isim manshub dengan ciri utama fathah. Kata anfusa (أَنْفُسَ) merupakan mudhaf ada rangkaian kata majemuk tidak sempurna atau idhafah dengan kata hum (هُمْ) sebelumnya. Kata hum (هُمْ) pada kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) adalah isim mabni atau isim ma'rifah (sudah jelas atau diketahui) yang menempati posisi jarr atau mudhaf ilaihi pada rangkaian kata majemuk tidak teratur (idhafah) dengan kata anfusa (أَنْفُسَ) sebelumnya. Kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) juga merupakan awal dari khabar kaana dari kata kerja fi’il madhi kaanuu (كانوا) sebelumnya. Kata anfusahum (أَنْفُسَهُمْ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 91 kali, sedangkan asal kata nafs (نَفْس) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab terdapat sebanyak 140 kali dan akar kata nafasa (نَفَسَ) terdapat sebanyak 298 kali.

1.0. indek = Q002057017
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 57
1.3. no kalimat = 17
2.0. Qur'anic = أَنْفُسَهُمْ
2.1. Tarjamah = diri (jiwa-jiwa) mereka (jama’ mudzakkar) sendiri
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = هُمْ
5.1. Tarjamah = mereka (jama’ mudzakkar)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = نَفْس
6.1. Tarjamah = seseorang, jiwa
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = نَفَسَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 tunggal telah) menghela nafas, to give vent to
7.2. Jenis kalimat = فعل


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabui Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/72-النون/1703-نَفَسَ-–-يَنْفِسُ-(نَفِست-–-تَنْفَسُ)-نَفْس-أَنْفُس-–-نُفُوْس
  2. http://www.almaany.com/quran/2/57/17/
  3. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=57&token=13
  4. http://tanzil.net/#search/quran/أنفسهم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar