Senin, 09 Oktober 2017

Q002041003 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-41, Kata “anzaltu”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

يٰبنىٓ إسرٓءيلَ اذكروا۟ نعمتىَ الّتىٓ أنعمتُ عليكمْ وأوفوا۟ بعهدىٓ أوفِ بعهدكم وإيّٰىَ فارهبونِ (QS 2:40)

وءامنوا۟ بمآ أنزلتُ مصدّقًا لّمَا معكمْ ولا تكونوٓا۟ أوّلَ كافرٍۭ بهِۦۖ ولا تشتروا۟ بـٔايٰتى ثمنًا قليلًا وإيّٰىَ فٱتّقونِ (QS 2:41)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-41 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan berimanlah kamu = وءامنوا۟
  • kepada apa yang = بمآ
  • telah Aku turunkan (Al Quran) = أنزلتُ
  • yang membenarkan apa yang = مصدّقًا لّمَا
  • ada padamu (Taurat), = معكمْ
  • dan janganlah kamu menjadi = ولا تكونوٓا۟
  • orang yang pertama kafir kepadanya, = أوّلَ كافرٍۭ بهِۦۖ
  • dan janganlah kamu menukarkan = ولا تشتروا۟
  • ayat-ayat-Ku dengan harga = بـٔايٰتى ثمنًا
  • yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. = قليلًا وإيّٰىَ فٱتّقونِ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-3 dari ayat ke-41 surat Al-Baqarah, yaitu kata anzaltu (أَنْزَلْتُ) = Aku (mufrad mudzakkar atau muannats) telah menurunkan atau mewahyukan.

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
  1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
  7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas kalau wazan ke-4 (dari 14) yaitu wazan dasar dengan indek D = a'f'ala (َأَفْعَل) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ), kemasukan atau tidak kemasukan huruf 'illat dan/atau hamzah, tashrif istilihiyahnya menjadi sebagai berikut:
  1. DM1 = au'ala (أَوْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - au'il (أَوْعِلْ)
  2. DM2 = ai'ala (أَيْعَلَ) - yuu'ilu (يُوْعِلُ) - ai'il (أَيْعِلْ)
  3. DN1 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - waw naqish
  4. DN2 = af'ai (أَفْعَى) - yuf'ii (يُفْعِيْ) - af'i (أَفْعِ) - yaa naqish
  5. DD1 = afa'-'a (أَفَعَّ) - yufi'-'u (يُفِعُّ) - afi'-'a (أَفِعَّ) atau af'i' (أَفْعِعْ)
  6. DA1 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - waw ajwaf
  7. DA2 = afaala (أَفَالَ) - yufiilu (يُفِيْلُ) - afil (أَفِلْ) - yaa ajwaf
  8. DS1 = af'ala (أَفْعَلَ) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) - af'il (أَفْعِلْ)
  9. DL1 = au'ai (أَوْعَى) - yuu'ii (يُوْعِيْ) - au'i (أَوْعِ)
  10. DL2 = afaa-a (أَفَاءَ) - yuufii-u (يُفِيْءُ) - afi' (أَفِئْ)
  11. DL3 = afai (أَفَى) - yufii (يُفِيْ) - afi (أَفِ)
  12. DL4 = aa'ai (آعَى) - yu'-'ii (يُؤْعِيْ) - aa'i (آعِ)
  13. DL5 = afyaa (أَفْيَا) - yufyii (يُفْيِيْ) - afyi (أَفْيِ)
  14. DH1 = aa'ala (آعَلَ) - yu'-'ilu (يُؤْعِلُ) - aa'il (آعِلْ)
  15. DH2 = af-ala (أَفْأَلَ) - yuf-ilu (يُفْئِلُ) - af-il (أَفْئِلْ)
  16. DH3 = af'a-a (أَفْعَأَ) - yuf'i-u (يُفْعِئُ) - af'i' (أَفْعِئْ)

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
  1. DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
  2. DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf. 

Semua Dhamir Rafa' dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib (غَائِب), yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُوَ - huwa
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab (مُخَاطَب), yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) أَنْتَ – anta
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) أَنْتُمَا – antumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) أَنْتُمْ - antum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) أَنْتِ – anti
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan أَنْتُمَا – antumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) أَنْتُـنَّ -antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakallim (مُتَكَلِّم), yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan أَنَا - ni
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu.

Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib (غَائِب), yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab (مُخَاطَب), yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakallim (مُتَكَلِّم), yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan ي - yaa
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na.

Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.

Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:
1. Dhamir Munfashshil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashshil ada dua:
  • Dhamir rafa' munfashshil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
  • Dhamir nashab munfashshil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

Dhamir Munfashshil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
  • Dia seorang (tunggal) laki-laki هُوَ - huwa
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal atau seorang laki-laki atau perempuan اَنَا - anaa
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
  • Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
  • Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
  • Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - nii
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – naa

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 
  • Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa tanda asal-asal i’rab adalah harakat dan sukun. Maka tanda asal Rafa’ adalah Dhammah/tain (ــُــٌـ), tanda asal Nashab adalah Fathah/tain (ــَــًـ), tanda asal Jar adalah Kasrah/tain (ــِــٍــ) dan tanda asal Jazm adalah Sukun (ــْــ). Dengan demikian apabila ada kalimah yang tidak kebagian tanda i’rab asal (Harakth atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda i’rab Pengganti Asal (Bisa juga Harakat, Huruf atau membuang Huruf).

Tanda pengganti i'rab asal adalah sebagai berikut:
  • Untuk rafa': Wau (و), Alif (ا) dan Nun (ن)
  • Untuk Nashab: Alif (ا), Ya (ي), Kasrah (ــِــ) dan membuang Nun (حذف النون)
  • Untuk Jar: Ya (ي) dan Fathah (ــَــ)
  • Untuk Jazm: membuang huruf (حذف).

Kata anzaltu (أَنْزَلْتُ) = Aku (mufrad mudzakkar atau muannats) telah menurunkan, adalah kata kerja fi’il madhi asli untuk faa’il atau pelaku isim dhamir muttashil ana (أَنَ) = Aku (mufrad mudzakkar atau muannats). Kata anzaltu (أَنْزَلْتُ) merupakan tashrif lughawiyyah dari kata kerja fi’il madhi anzala (أَنْزَلَ) = Dia (mufrad mudzakkar) telah menurunkan atau mewahyukan. Kata anzala (أَنْزَلَ) - yunzilu (يُنْزِلُ) adalah kata kerja fi’il tsulatsi mazid bentuk ke-4 dari 14 dengan wazan af'ala (أَفْعَلَ) - yuf'ilu (يُفْعِلُ) atau indeks DS1. Akar kata dari kata kerja fi’il madhi anzala (أَنْزَلَ) adalah kata kerja fi’il madhi nazala (نَزَلَ) = dia (mufrad mudzakar telah turun atau step-down. Kata kerja nazala (نَزَلَ) - yanzilu (يَنْزِلُ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) atau indeks AS2. 

Jadi kata anzal (أَنْزَلْ) pada kata anzaltu (أَنْزَلْتُ) pada ayat ke-41 surat Al-Baqarah ini adalah kata kerja fi’il madhi mabni dengan ciri sukun dan kata al-taa (تُ) merupakan isim dhamir muttashil mabni dengan ciri dhammah menempati posisi rafa sebagai pelaku atau faa’il. Kata anzaltu (أَنْزَلْتُ) merupakan awal shilah dari kata isim muashul maa (ما) sebelumnya. Kata kerja anzaltu (أَنْزَلْتُ) pada ayat ke-41 surat Al-Baqarah ini di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak satu kali, sedangkan asal kata anzal (أنزل) terdapat sebanyak 183 kali dan akar kata nazala (نزل) terdapat sebanyak 293 kali. 

1.0. Indek = Q002041003
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 41
1.3. No kalimat = 3
2.0. Qur'anic = أَنْزَلْتُ
2.1. Tarjamah = Aku (mufrad mudzakkar) telah menurunkan atau mewahyukan
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = أَنْزَلْتُ
6.1. Tarjamah = Dia (mufrad mudzakkar) telah menurunkan atau mewahyukan (bring down)
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = نَزَلَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah turun (step down)
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.


الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalamu


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/72-النون/1658-نَزَلَ-يَنْزِلُ-–-نَزْلَة-–-مَنْزِل-–-مَنَازِل-–-نُزُل-أَنْزَلََ-–-يُنْزِلُ-مُنْزِل-–-مُْنزِلُوْن-مُنْزَل-نَزَّل-–-يُنَزِلُ-تَنْزِيْل-تَنَزَّل-–-يَتَنَزُّلُ
  2. http://arabicverb.com/conjugate/نزل/AS2
  3. http://www.almaany.com/quran/2/41/3/
  4. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=41&token=1
  5. http://tanzil.net/#search/quran/أنزلتُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar