Jumat, 16 Juni 2017

Q002033013 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-33, Kata "a'lamu")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

قالوا۟ سبحٰنَكَ لا علمَ لنَآ إلّا ما علّمتَنَآ ۖ إنّكَ أنتَ العليمُ الحكيمُ (QS 2:32)

قالَ يـٔادمُ أنبئهُم بأسمآئهِمْ ۖ فلمّآ أنبأَهُم بأسمآئهِمْ قالَ ألمْ أقُل لّكمْ إنّىٓ أعلمُ غيب السّمٰوٰتِ والْأرضِ وأعلمُ ما تبدُونَ وما كنتمْ تكتمُونَ (QS 2:33)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-33 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut: 
  • Allah berfirman: "Hai Adam, = قالَ يـٔادمُ
  • beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". = أنبئهُم بأسمآئهِمْ
  • Maka setelah = فلمّآ
  • diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, = أنبأَهُم بأسمآئهِمْ
  • Allah berfirman: "Bukankah = قالَ ألمْ
  • sudah Ku-katakan kepadamu, = أقُل لّكمْ
  • bahwa sesungguhnya Aku mengetahui = إنّىٓ أعلمُ
  • rahasia langit dan bumi = غيب السّمٰوٰتِ والْأرضِ
  • dan mengetahui apa yang = وأعلمُ ما
  • kamu lahirkan = تبدُونَ
  • dan apa yang kamu sembunyikan?" = وما كنتمْ تكتمُونَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-13 dari ayat ke-33 surat Al-Baqarah, yaitu kata a'lamu (أَعْلَمُ) = (Aku mufrad  mudzakkar atau muannats sedang, akan dan/atau senantiasa) mengetahui.

Untuk mengingatkan kembali bahwa sebelumnya sudah kita bahas  wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
  1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
  7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Telah kita bahas sebelumnya bahwa kata inna (إِنَّ) dan semisalnya adalah huruf nashab yaitu huruf yang memfathahkan mubtada atau fa'il yang tadinya isim marfu' (i'rab rafa' dengan ciri dhammah) sementara khabarnya tetap marfu'. Isim mubtada yang telah berubah menjadi nashab disebut isim inna sedangkan khabarnya disebut khabar inna. Sehingga huruf inna (إنّ) dan semisalnya disebut 'amil (yang memerintah atau faktor) yang merusak (nawasikh)  i'rab, disebut juga sebagai 'amil nawasikh.

Huruf nashab ada beberapa sebagai berikut:
  • Inna (إِنَّ) = sesungguhnya, selalu di awal kalimat
  • Anna (أَنَّ) = sesungguhnya, hanya boleh di tengah kalimat
  • Lakinna (لَكِنَّ) = akan tetapi, selalu di tengah kalimat
  • Kaanna (كَأَنَّ) = seperti
  • Laita (لَيْتَ) = andai
  • La'alla (لَعَلَّ) = supaya atau semoga

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:

  1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
    a. Dhamir rafa’ munfashil, kedudukannya rafa’ sebagai mubtada’, khabar, fa’il atau naibul fa’il. 
b. Dhamir nashab munfashil, dii’rab pada posisi nashab maf’ul bih.

  1. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
    a. Dhamir rafa’ muttashil, selalu bersambung dengan fi’il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi’il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

  1. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
    Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: 
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi’il madhi dan fi’il mudhari’ yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad). 

Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
  1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
  2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim

Pada frasa atau jumlah ismiyah, isim yang pertama sebagai Mubtada dan isim yang kedua sebagai khabar. Mubtada adalah kata atau objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan (diterangkan) sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan (menerangkan) dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).

Ada 3 Kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah: 
  1. Baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa' (i'rab rafa') dengan ciri utama dhammah. Isim dengan i'rab rafa' disebut isim marfu'.
  2. Mubtada harus isim ma'rifah, yaitu kata khusus atau tertentu dengan ciri utama atau diawali alif lam ma'rifah. Sedangkan khabar hukum asalnya adalah nakirah, kecuali untuk isim-isim yang dari asalnya ma'rifah (Isim 'Alam, Isim Isyarah, dan Dhamir)
  3. Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad dan mudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnya harus muannats dan tatsniyah, dan seterusnya.

Kata a'lamu (أَعْلَمُ) = (Aku mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) mengetahui, adalah kata kerja fi'il mudhari' untuk faa'il atau pelaku isim dhamir anaa (أنا) = aku mufrad mudzakkar atau muannats, merupakan perubahan atau tashrif lughawiyyah dari kata kerja fi'il mudhari' ya'lamu (يعلمُ) untuk faa'il huwa (هو) = dia laki2 tunggal. Kata kerja fi'il mudhari' ya'lamu (يعلمُ) berasal dari kata kerja fi'il madhi 'alima (عَلِمَ) = dia laki2 tunggal telah mengetahui. Kata kerja 'alima (عَلِمَ) - ya'lamu (يعلمُ) merupakan kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad shahih dengan wazan fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) atau indeks AS4.

Jadi kata a'lamu (أَعْلَمُ) pada ayat ke-33 surat Al-Baqarah ini merupakan kata kerja fi'il mudari' marfu' dengan ciri dhammah dan dengan fa'il atau pelaku dhamir mustatir wujuban (tidak bisa ditempati oleh isim zhahir) yang diperkirakan anaa (أنا). Kata a'lamu (أعلمُ) dengan dhamir mustatir anaa (أنا) merupakan jumlah fi'liyyah  yang menempati posisi rafa'. Kata a'lamu (أَعْلَمُ) merupakan awal dari khabar inna (إنَا) sebelumnya. Kata kerja fi'il mudhari' a'lamu (أَعْلَمُ) ini di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak  55 kali, sedangkan asal kata ya'lamu (يعلمُ) dengan segala kemungkinan awalan dan/atau akhiran terdapat sebanyak 217 kali dan akar kata 'alima (عَلِمَ) terdapat sebanyak 854 kali.

1.0. Indek = Q002033013
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 33
1.3. No kalimat = 13
2.0. Qur'anic = أَعْلَمُ
2.1. Tarjamah = (Aku mufrad mudzakkar atau muannats sedang, akan dan/atau senantiasa) yakin atau mengetahui
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = 
3.1. Tarjamah = 
3.2. Jenis kalimat = 
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = يَعْلَمُ
6.1. Tarjamah = (dia laki2 tunggal sedang, akan dan/atau senantiasa) yakin atau mengetahui
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = عَلِمَ
7.1. Tarjamah = (dia laki2 tunggal telah) yakin atau mengetahui
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'laamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/64-العين/1178-عَلَمَ-–-يَعْلِمُ-(عَلَمَ-–-يَعْلُمُ)-عَالَم-–-عَالَمِين-–-عَلَم-–-أعلام-–-عَلامَة-عَلامَات
  2. http://www.almaany.com/quran/2/33/13/
  3. http://arabicverb.com/conjugate/علم/AS4
  4. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=33&token=12
  5. http://tanzil.net/#search/quran/%22أعلم%22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar