بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)
الّذينَ ينقضُونَ عهدَ اللهِ منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ ويقطعُونَ مآ أمرَ اللهُ بهِۦٓ أَن يوصلَ ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ (QS 2:27)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- (yaitu) orang-orang yang melanggar = الّذينَ ينقضُونَ
- perjanjian Allah = عهدَ اللهِ
- sesudah perjanjian itu teguh, = منۢ بعدِ ميثٰقِهِۦ
- dan memutuskan apa yang diperintahkan = ويقطعُونَ مآ أمرَ
- Allah (kepada mereka) untuk = اللهُ بهِۦٓ أَن
- menghubungkannya = يوصلَ
- dan membuat kerusakan di muka bumi. = ويفسدُونَ فى الأرضِ ۚ
- Mereka itulah orang-orang yang rugi. = أولٓئكَ همُ الخٰسرُونَ
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-20 atau terakhir dari ayat ke-27 surat Al-Baqarah, yaitu kata al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) = orang2 (jamak laki2) yang merugi.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
1. Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
2. Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim
Pada frasa atau jumlah ismiyah, isim yang pertama sebagai Mubtada dan isim yang kedua sebagai khabar. Mubtada adalah kata atau objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan (diterangkan) sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan (menerangkan) dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).
Ada 3 Kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah:
1. Baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa' (i'rab rafa') dengan ciri utama dhammah. Isim dengan i'rab rafa' disebut isim marfu'.
2. Mubtada harus isim ma'rifah, yaitu kata khusus atau tertentu dengan ciri utama atau diawali alif lam ma'rifah. Sedangkan khabar hukum asalnya adalah nakirah, kecuali untuk isim-isim yang dari asalnya ma'rifah (Isim 'Alam, Isim Isyarah, dan Dhamir)
3. Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad dan mudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnya harus muannats dan tatsniyah, dan seterusnya.
Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
1. Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur.
2. Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur.
3. Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.
Kata al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) = orang-orang (laki2 jama') yang merugi, terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
- Huruf alif lam (ال) = ini atau itu atau yang tertentu, adalah huruf ma'rifat yang menjadikan kata setelahnya tertentu atau dikenal, di dalam bahasa Inggris sepadan dengan kata the.
- Kata benda atau isim khaasiruuna (خٰسِرُوْنَ) = orang-orang (laki2 jama') yang merugi, adalah isim jamak mudzakkar salim dari kata isim khaasir (خَاسِر) = orang (mufrad mudzakkar) yang merugi. Kata khaasir (خَاسِر) adalah isim faa'il (pelaku) sifat mushabihah dari kata kerja fi'il madhi khasira (خَسِرَ) = dia laki2 tunggal telah gagal untuk menemukan atau kehilangan atau rugi. Kata kerja fi'il madhi khasira (خَسِرَ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad salih bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) atau indek AS4.
Jadi kata al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) pada ayat ke-27 surat Al-Baqarah ini adalah isim rafa' dengan ciri tambahan waw nun (ون). Kata isim marfu' al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) merupakan khabar dari isim dhamir munfashil humu (هُمُ) sebelumnya yang menempati posisi rafa' atau sebagai mubtada (subjek) dari jumlah ismiyah isim-isim. Kata Kata isim marfu' al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) ini juga merupakan bagian khabar dari isim isyarat uulaaika (أولٓئك) sebelumnya. Kata al-khaasiruuna (الْخٰسِرُوْنَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 11 kali, sedangkan asal kata khaasir (خَاسِر) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 33 kali dan akar kata khasira (خَسِرَ) terdapat sebanyak 65 kali.
1.0. Indek = Q002027020
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 27
1.3. No kalimat = 20
2.0. Qur'anic = الْخٰسِرُوْنَ
2.1. Tarjamah = orang-orang (laki2 jama') yang merugi
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = الْ
3.1. Tarjamah = ini atau itu atau yang tertentu
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = خَاسِر
6.1. Tarjamah = orang (mufrad mudzakkar) yang merugi
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = خَسِرَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah gagal untuk menemukan atau kehilangan atau rugi
7.2. Jenis kalimat = فعل
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar