Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
ألآ إنّهُم همُ الْمفسدُون ولٰكن لّا يشعرُون (QS 2:12)
وإذَا قيلَ لهُم ءامِنُون كمآ ءامنَ النّسُ قالُوا أنؤمِنُ كمآ ءامنَ السّفهآءُ ألآ إنّهُم همُ السّفهآءُ ولٰكن لّا يعلمُون (QS 2:13)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-13 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- وإذَا قيل لهُم ءامنُوا
- كمآ ءامنَ النّاسُ
- قالُوا
- أنؤمنُ
- كمآ ءامنَ السّفهآءُ
- ألآ إنّهُم
- همُ السّفهآءُ
- ولٰكن لّا يعلمُون
Insyaa' Allah pada hari ini kita akan membahas kata ke-7 dari ayat ke-13 surat Al-Baqarah, yaitu kata an-naasu (النَّاسُ) = manusia.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa kata naasun (نَاس) atau an-naasu (النّاس) adalah jamak dari anaasii (أَناسي). Sedangkan kata anaasii (أناسي) merupakan jamak dari unaasun (أُنَاس). Sementara kata unaasun (أُناس) merupakan isim fa'il mubalaghah dengan wazan فُعال berdasarkan kaidah sama'i dari kata kerja fi'il madhi anisa (أَنِسَ) dan fi'il mudhari' ya'nasu (يَأْنَيُ). Kata kerja anisa (أنس) adalah kata kerja fi'il mujarad shahih dengan wazan AS4 fa'ila (فعل) - yaf'ala (يفعل).
Jadi unaasun (أُنَاس) berarti sekelompok kecil orang yang mempunyai kesamaan psikologis dan pribadi. Anaasii (أَنَاسِي) berarti sejumlah kelompok yang masing-masing kelompok ditandai oleh individu yang berbeda pikiran, kualitas psikologis dan personalitis. Naasun (نَاس) atau an-naasu (النَّس) berarti genus yang menunjukkan umat manusia sebagai makhluk, sehingga mencakup semua termasuk segi kualitas pribadinya, psikologis, sosial, perilaku dan kepribadian, termasuk apa yang diperoleh dari kualitasnya dan karakternya.
Jadi kata an-naasu (النَّاسُ) terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Huruf ma'rifat atau huruf adat atau alat ta'rif alif lam (ال) = yang, yaitu huruf yang menentukan atau memaklumkan atau menjelaskan atau mengenalkan kata setelahnya menjadi tertentu dibandingkan kata lainnya.
- Kata atau isim naasun (ناس) = manusia, yaitu isim alam jamak mudzakkar dari kata kerja fi'il madhi anisa (أَنِسَ) dan fi'il mudhari' ya'nasu (يَأْنَيُ).
Sudah kita bahas sebelumnya bahwa dalam bahasa Arab, sebuah jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket. Bila fi'il mendahului faa'il maka kata kerja fi'il tetap dalam dalam bentuk mufrad (tunggal) mudzakkar atau muannats meskipun faa'ilnya mutsanna (dual) ataupun jamak.
Jadi kata an-naasu (ُالنّاس) adalah isim jamak rafa' dengan i'rab dhammah sebagai khabar dari jumlah fi'liyah dengan mubtada aamana (آمنَ). Kata an-naasu (النّاس) merupakan faa'il (pelaku) dari kata kerja fi'il mujarrad mufrad aamana (آمنَ).
Sebelumnya sudah kita sebutkan bahwa huruf mashdariyah maa (ما) adalah huruf yang bisa mentakwilkan kata fi'il sesudahnya menjadi mashdar dan sekaligus menghalangi fungsi huruf jar terhadap kata isim setelahnya dari majrur menjadi nashab.
Jadi kalimat jumlah fi'liyah yang terdiri dari kata aamana (آمنَ) dan an-naasu (النّس) atau aamanan naasu (آمنَ النّاسُ) = telah berimannya manusia, bisa ditakwil atau diartikan dengan mashdar muawwal berikut: aamanuu iimaanan kaiimaanan naasi (آمنُوا إيماناً كإيمنَ النّاس) = mereka beriman sebenar-benar beriman sebagaimana berimannya manusia.
Kalimat ke-3 yaitu jumlah fi'liyah amanan naasu (آمنَ النّاسُ) = telah berimannya manusia, merupakan silah dari kata huruf maa (ما) sebelumnya, juga merupakan naibul faa'il terakhir kata kerja majhul (pasif) qiila (قيل) sebelumnya, dan juga merupakan syarat dari hurut adat (alat) syarat idzaa (إذَا)
di awal ayat ke-13 surat Al-Baqarah ini.
Kata an-naasu (ُالنّاس) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 42 kali, sedangkan asal kata naasun (ناس) terdapat senanyak 251 kali dan akar kata anisa (أَنِسَ) terdapat sebanyak 388 kali.
1.0. indek = Q002013007
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 13
1.3. no kalimat = 7
2.0. Qur'anic = ُالنَّاس
2.1. Tarjamah = manusia
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 = ال
3.1. Tarjamah = yang
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = نَاسِ
6.1. Tarjamah = manusia
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = أَنِسَ
7.1. Tarjamah = dia laki2 telah memujudkan, menjinakkan atau mempersonifikasikan
7.2. Jenis kalimat = فعل
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar