Selasa, 19 Juni 2018

Q002060009 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-60, Kata “faanjarat”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


فبدّلَ الّذين ظلموا قولًا غيرَ الّذي قيلَ لهمْ فأنزلْنَا على الّذين ظلموا رجزًا مّنَ السّماءِ بما كانوا يفسقونَ (QS 2:59)

وإذِ استسقَىٰ موسىٰ لقومهِ فقلنا اضرِب بّعصاكَ الحجرَ ۖ فانفجرتْ منهُ اثنتَا عشرةَ عينًا ۖ قدْ علمَ كلُّ أناسٍ مّشربَهمْ ۖ كلوا واشربوا مِن رّزقِ اللّهِ ولا تعثَوْا في الأرضِ مفسدينَ (QS 2:60)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-60 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan (ingatlah) ketika memohon air = وإذِ استسقَىٰ
  • Musa untuk kaumnya, = موسىٰ لقومهِ
  • lalu Kami berfirman: = فقلنا
  • "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". = اضرِب بّعصاكَ الحجرَ ۖ 
  • Lalu memancarlah daripadanya = فانفجرتْ منهُ
  • dua belas mata air. = اثنتَا عشرةَ عينًا 
  • Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui = قدْ علمَ كلُّ أناسٍ 
  • tempat minumnya (masing-masing). = مّشربَهمْ
  • Makan = كلوا
  • dan minumlah rezeki (yang diberikan) = واشربوا مِن رّزقِ
  • Allah, dan janganlah = اللّهِ ولا 
  • kamu berkeliaran di muka bumi = تعثَوْا في الأرضِ 
  • dengan berbuat kerusakan. = مفسدينَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-9 pada ayat ke-60 surat Al-Baqarah, yaitu kata faanfajarat (فَانْفَجَرَتْ) = maka (dia mufrad muannats telah) memancarkan atau menyemburkan.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
  1. Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
  2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
  3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).

Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
  1. Isim ( إسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
  2. Fi’il ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
  3. Huruf ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).

Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf fa (فَ) di dalam tata bahasa Arab atau ilmu nahwu bisa berperan sebagai berikut:
  1. Huruf 'athaf fa (فَ) = kemudian, yaitu huruf penghubung yang berurutan tanpa tenggang waktu dan bisa masuk ke isim atau fi'il.
  2. Huruf nashab atau sababiyah fa (فَ) = sehingga atau mengakibatkan, yaitu huruf yang masuk pada fi'il mudhari' kemudian menashabkan fi'il tersebut. Memberi faidah bahwa yang sebelumnya merupakan sebab bagi yang setelahnya dan harus didahului oleh thalab atau nafi. 
  3. Huruf ibtida' atau isti'naafiyah fa (فَ) = maka, yaitu yang terletak pada jawab syarat. 

Perlu diketahui sebelumnya bahwa kalimat baik fi’il ataupun isim dalam bahasa arab paling sedikit terdiri dari 3 huruf dan paling banyak adalah 7/9 huruf. Umumnya atau mayoritas akar kata dari kata kerja dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf dan mengikuti acuan atau timbangan atau rumus tertentu yang dalam bahasa Arab disebut wazan. 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
  1. AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  2. AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  3. AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  4. AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
  5. AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
  6. AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
  7. AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
  8. AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)

Berikut kita bahas wazan dari kata kerja fi'il tsultasi mazid bentuk ke-7 (dari 14) yaitu dengan penambahan kata in (انْ) atau indek (G):
  1. GN01 = infa’aa (اِنْفَعَى) - yanfa’ii (يَنْفَعِيْ) - infa’i (اِنْفَعِ)
  2. GM01 = infa’a’a (اِنْفَعَّ) - yanfa’a’a (يَنْفَعُّ) - infa’a’a (اِنْفَعَّ) atau infa’i’ (اِنْفَعِعْ)
  3. GA01 = infaala (اِنْفَالَ) - yanfaalu (يَنْفَالُ) - infal (اِنْفَلْ), ajwaf waaw (و) pada posisi huruf ‘ain (ع)
  4. GA02 = infaala (اِنْفَالَ) - yanfaalu (يَنْفَالُ) - infal (اِنْفَلْ), ajwaf yaa (ى) pada posisi huruf ‘ain (ع)
  5. GS01 = infa’ala (اِنْفَعَلَ) - yanfa’ilu (يَنْفَعِلُ) - infa’il (اِنْفَعِلْ)
  6. GL01 = infawaa (اِنْفَوَى) - yanfawii (يَنْفَوِيْ) - infawi (اِنْفَوِ)
  7. GH01 = infa’a-a (اِنْفَعَأَ) - yanfa’i-u (يَنْفَعِئُ) infa’i’ (اِنْفَعِئْ)

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.

Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
  1. DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
  2. DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf. 

Semua Dhamir Rafa' dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib (غَائِب), yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُوَ - huwa
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab (مُخَاطَب), yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) أَنْتَ – anta
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) أَنْتُمَا – antumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) أَنْتُمْ - antum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) أَنْتِ – anti
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan أَنْتُمَا – antumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) أَنْتُـنَّ -antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakallim (مُتَكَلِّم), yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan أَنَا - ni
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu.

Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib (غَائِب), yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab (مُخَاطَب), yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakallim (مُتَكَلِّم), yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan ي - yaa
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na.

Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.

Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:
1. Dhamir Munfashshil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashshil ada dua:
  • Dhamir rafa' munfashshil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
  • Dhamir nashab munfashshil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.

Dhamir Munfashshil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
  • Dia seorang (tunggal) laki-laki هُوَ - huwa
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
  • Kalian (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal atau seorang laki-laki atau perempuan اَنَا - anaa
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu

2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
  • Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
  • Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
  • Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
  • Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
  • Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
  • Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
  • Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
  • Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
  • Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
  • Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
  • Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
  • Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
  • Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
  • Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - nii
  • Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – naa

3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam: 
  • Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
  • Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).


انْفَجَرَيَنْفَجِرُ: على وزن " انفعل " من " فَجَرَيَفْجُرُ ":  فعلفَجَرَيَفْجُرُ " عندما يقع بشكل ذاتي من غير وضوح السبب ومن غير عامل خارجي

Kata faanfajarat (فَانْفَجَرَتْ) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
  • Huruf fa (فَ) = maka, yaitu huruf faa’ ibtida' atau isti'naafiyah yang terletak pada jawab syarat.
  • Kata infajarat (انْفَجَرَتْ) = dia (mufrad muannats telah) memancarkan atau menyemburkan, adalah kata kerja fi'il madhi dengan faa’il atau pelaku pihak ketiga al-taa (ت) yang dibicarakan atau ghaib. Kata infajarat (انْفَجَرَتْ) merupakan perubahan atau tashrif lughawiyyah dari kata infajara (انْفَجَرَ) =  dia (mufrad mudzakkar telah) memancarkan atau menyemburkan. Kata infajara (انْفَجَرَ) - yanfajiru (يَنْفَجِرُ) adalah kata kerja fi’il tsulatsi mazid bentuk ke-7 dari 14 dengan wazan infa’ala (اِنْفَعَلَ) - yanfa’ilu (يَنْفَعِلُ) atau indeks GS01. Akar kata dari kata infajara (انْفَجَرَ) adalah kata kerja fajara (فَجَرَ) = dia (mufrad mudzakkar) telah berbuat dosa atau menjadi boros (become profligate). Kata fajara (فَجَرَ) - yafjuru (يَفْجُرُ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad asli bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) atau indeks AS01.

Berikut adalah semua tashrif lughawiyah dari kata kerja fi’il madhi infajara (اِنْفَجَرَ) untuk semua dhamir berdasarkan wazan infa’ala (اِنْفَعَلَ) - yanfa’ilu (يَنْفَعِلُ) atau indeks GS01:
  1. Huwa (هو): infajara (اِنْفَجَرَ)  
  2. Humaa (هما): infajaraa (اِنْفَجَرَا untuk 2-laki2 orang ke-3
  3. Hum (هم): infajaruu (اِنْفَجَرُوْا
  4. Hiya (هي): infajarat (اِنْفَجَرَتْ
  5. Humaa (هما): infajarataa (اِنْفَجَرَتَا) untuk 2-perempuan orang ke-3
  6. Huna (هن): infajarna (اِنْفَجَرْنَ
  7. Anta (أنتَ): infajarta (اِنْفَجَرْتَ
  8. Antumaa (أنتما): infajartuma (اِنْفَجَرْتُمَا) untuk 2-laki2 orang ke-2
  9. Antum (أنتم): infajartum (اِنْفَجَرْتُمْ)
  10. Anti (أنتِ): zhalamti (اِنْفَجَرْتِ)
  11. Antumaa (أنتما): infajartuma (اِنْفَجَرْتُمَا) untuk 2-perempuan orang ke-2
  12. Antuna (أنتن): infajartunna (اِنْفَجَرْتُنَّ)
  13. Anaa (أنا): infajartu (اِنْفَجَرْتُ
  14. Nahnu (نحن): infajarnaa (اِنْفَجَرْنَا)

Jadi kata infajarat (انْفَجَرَتْ) pada kata faanfajarat (فَانْفَجَرَتْ) pada ayat ke-60 surat Al-Baqarah ini adalah kata kerja fi’il madhi mabni dengan ciri fathah dan faa’il atau pelaku pihak ketiga yang dibicarakan atau ghaib al-taa (تْ). Kata faanfajarat (فَانْفَجَرَتْ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak satu kali, sedangkan asal kata infajar (انْفَجَر) dengan segala kemungkinan awalan dan/atau akhiran atau i'rab terdapat senanyak satu kali dan akar kata fajara (فَجَرَ) terdapat sebanyak 24 kali.

1.0. indek = Q002060009
1.1. no surat = 2
1.2. no ayat = 60
1.3. no kalimat = 9
2.0. Qur'anic = فَانْفَجَرَتْ
2.1. Tarjamah = maka dia (mufrad muannats telah) memancarkan atau menyemburkan
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = فَ
3.1. Tarjamah = maka
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = انْفَجَرَ
6.1. Tarjamah = dia (mufrad mudzakkar telah) memancarkan atau menyemburkan
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = فَجَرَ
7.1. Tarjamah = dia (mufrad mudzakkar) telah berbuat dosa atau menjadi boros (become profligate)
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/66-الفاء/1273-فَجَرَ-–-يَفْجُرُ-فَجْر-فُجُوْر-فَاجِر-فُجَّار-فَجَرَة-فَجَّرَ-–-يُفَجِرُ،-فُجِرَ-–-يُفَجَّرُ-انْفَجَرَ-–-يَنْفَجِرُ-تَفَجَّرَ-–-يَتَفَجَّرُ
  2. http://www.almaany.com/quran/2/60/9/
  3. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=60&token=9
  4. http://tanzil.net/#search/quran/فانفجرت

Tidak ada komentar:

Posting Komentar