Jumat, 15 Juni 2018

Q002060005 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-60, Kata “faqulnaa”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ


فبدّلَ الّذين ظلموا قولًا غيرَ الّذي قيلَ لهمْ فأنزلْنَا على الّذين ظلموا رجزًا مّنَ السّماءِ بما كانوا يفسقونَ (QS 2:59)

وإذِ استسقَىٰ موسىٰ لقومهِ فقلنا اضرِب بّعصاكَ الحجرَ ۖ فانفجرتْ منهُ اثنتَا عشرةَ عينًا ۖ قدْ علمَ كلُّ أناسٍ مّشربَهمْ ۖ كلوا واشربوا مِن رّزقِ اللّهِ ولا تعثَوْا في الأرضِ مفسدينَ (QS 2:60)


Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-60 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Dan (ingatlah) ketika memohon air = وإذِ استسقَىٰ
  • Musa untuk kaumnya, = موسىٰ لقومهِ
  • lalu Kami berfirman: = فقلنا
  • "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". = اضرِب بّعصاكَ الحجرَ ۖ 
  • Lalu memancarlah daripadanya = فانفجرتْ منهُ
  • dua belas mata air. = اثنتَا عشرةَ عينًا 
  • Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui = قدْ علمَ كلُّ أناسٍ 
  • tempat minumnya (masing-masing). = مّشربَهمْ
  • Makan = كلوا
  • dan minumlah rezeki (yang diberikan) = واشربوا مِن رّزقِ
  • Allah, dan janganlah = اللّهِ ولا 
  • kamu berkeliaran di muka bumi = تعثَوْا في الأرضِ 
  • dengan berbuat kerusakan. = مفسدينَ

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-5 pada ayat ke-60 surat Al-Baqarah, yaitu kata faqulnaa (فَقُلْنَا) = lalu Kami (jama' mudzakkar dan/atau muannats telah) berfirman.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
  1. Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
  2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
  3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).

Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
  1. Isim ( إسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.
  2. Fi’il ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
  3. Huruf ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf fa (فَ) di dalam tata bahasa Arab atau ilmu nahwu bisa berperan sebagai berikut:
  1. Huruf 'athaf fa (فَ) = kemudian, yaitu huruf penghubung yang berurutan tanpa tenggang waktu dan bisa masuk ke isim atau fi'il.
  2. Huruf nashab atau sababiyah fa (فَ) = sehingga atau mengakibatkan, yaitu huruf yang masuk pada fi'il mudhari' kemudian menashabkan fi'il tersebut. Memberi faidah bahwa yang sebelumnya merupakan sebab bagi yang setelahnya dan harus didahului oleh thalab atau nafi. 
  3. Huruf ibtida' atau isti'naafiyah fa (فَ) = maka, yaitu yang terletak pada jawab syarat. 

Perlu diketahui sebelumnya bahwa kalimat baik fi’il ataupun isim dalam bahasa arab paling sedikit terdiri dari 3 huruf dan paling banyak adalah 7/9 huruf. Umumnya atau mayoritas akar kata dari kata kerja dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf dan mengikuti acuan atau timbangan atau rumus tertentu yang dalam bahasa Arab disebut wazan. 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il tsulatsi mujarrad untuk Mitsaal (M), Ajwaf (A) dan Naaqish (N) adalah sebagai berikut:
  1. AM1 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  2. AM2 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  3. AM3 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  4. AM4 = wa'ila (وَعِلَ) - yau'alu (يَوْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  5. AM5 = wa'ula (وَعُلَ) - yau'ulu (يَوْعُلُ) - uu'ul (اُوْعُلْ)
  6. AM6 = ya'ila (يَعِلَ) - yai'alu (يَيْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  7. AM7 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  8. AA1 = faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ) - ful (فُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  9. AA2 = aala (آلَ) atau (ءَالَ) - yauulu (يَؤُوْلُ) - ul (أُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  10. AA3 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  11. AA4 = faala (فَالَ) - yafiilu (يَفِيْلُ) - fil (فِلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  12. AA5 = laisa (لَيْسَ), tidak ada tashrifnya
  13. AA6 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  14. AN1 = fa'aa (فَعَا) - yaf'uu (يَفْعُوْ) - uf'u (اُفْعُ), naaqish waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  15. AN2 = fa'iya (فَعِيَ) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)
  16. AN3 = fa'aa (فَعَى) - yaf'ii (يَفْعِيْ) - if'i (اِفْعِ)
  17. AN4 = Fa'aa (فَعَى) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:

  1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
    a. Dhamir rafa’ munfashil, kedudukannya rafa’ sebagai mubtada’, khabar, fa’il atau naibul fa’il. 
b. Dhamir nashab munfashil, dii’rab pada posisi nashab maf’ul bih.

  1. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
    a. Dhamir rafa’ muttashil, selalu bersambung dengan fi’il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi’il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

  1. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
    Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: 
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi’il madhi dan fi’il mudhari’ yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad). 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa tanda asal-asal i’rab adalah harakat dan sukun. Maka tanda asal Rafa’ adalah Dhammah/tain (ــُــٌـ), tanda asal Nashab adalah Fathah/tain (ــَــًـ), tanda asal Jar adalah Kasrah/tain (ــِــٍــ) dan tanda asal Jazm adalah Sukun (ــْــ). Dengan demikian apabila ada kalimah yang tidak kebagian tanda i’rab asal (Harakth atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda i’rab Pengganti Asal (Bisa juga Harakat, Huruf atau membuang Huruf).

Tanda pengganti i'rab asal adalah sebagai berikut:
  • Untuk rafa': Wau (و), Alif (ا) dan Nun (ن)
  • Untuk Nashab: Alif (ا), Ya (ي), Kasrah (ــِــ) dan membuang Nun (حذف النون)
  • Untuk Jar: Ya (ي) dan Fathah (ــَــ)
  • Untuk Jazm: membuang huruf (حذف).

Kata faqulnaa (فَقُلْنَا) terdiri dari dua bagian kata dan/atau huruf berikut:
  • Kata qulnaa (قُلْنَا) = Kami (jama' mudzakkar dan/atau muannats telah) mengatakan atau berfirman, adalah kata kerja fi'il madhi untuk faa'il atau pelaku nahnu (نَحْنُ) = Kami (jama' mudzakkar dan/atau muannats). Kata qulnaa (قُلْنَا) adalah tashrif lughawiyyah dari kata kerja fi'il madhi qaala (قَالَ) = dia (laki2 tunggal telah) mengatakan atau berfirman. Kata kerja qaala (قَالَ) - yaquulu (يَقُولُ) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad ajwaf waw (yang kemusukan huruf 'illat waw dan berubah menjadi alif) bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ) atau indeks AA1. 

Jadi kata qulnaa (قُلْنَا) pada kata faqulnaa (فَقُلْنَا) pada ayat ke-60 surat Al-Baqarah ini adalah kata kerja fi'il madhi mabni dengan ciri sukun yang dikaitkan dengan faa'il atau pelaku dhamir muttashil rafa'. Kata dhamir muttashil naa (نَا) adalah mabni dengan ciri sukun yang menempati posisi rafa'. Kata faqulnaa (فَقُلْنَا) ini di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 6 kali, sedangkan asal kata qaal (قال) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i'rab terdapat sebanyak 932 kali dan akar kata qaf waw lam (قول) terdapat sebanyak 1722 kali.

1.0. Indek = Q002060005
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 60
1.3. No kalimat = 5
2.0. Qur'anic = فَقُلْنَا
2.1. Tarjamah = lalu Kami (jama' mudzakkar dan/atau muannats telah) berkata atau berfirman
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = فَ
3.1. Tarjamah = lalu atau sehingga
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
3.6. Awalan3 = 
4.0. Sisipan1 = 
4.3. Sisipan2 = 
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = قَال
6.1. Tarjamah = (dia laki2 tinggal telah) berkata atau mengatakan
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = قول
7.1. Tarjamah = (dia laki2 tunggal telah) berkata atau mengatakan
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/67-القاف/1332-قَالَ-–-يَقِِيلُ-قَائِل-مَقِيْل
  2. http://www.almaany.com/quran/2/60/5/
  3. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=60&token=5
  4. http://tanzil.net/#search/quran/فقلنا

Tidak ada komentar:

Posting Komentar