- Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِفتلقَّىٰٓ ءادمُ مِن رّبّهِۦ كلمٰتٍ فتابَ عليهِ ۚ إنّهُۥ هوَ التّوّابُ الرّحيمُ (QS 2:37)قلنَا اهبطُوا۟ منهَا جميعًا ۖ فإمَّا يأتينَّكُم مّنِّى هدًى فمَن تبعَ هداىَ فلا خوفٌ عليهِمْ ولا همْ يحزنُونَ(QS 2:38)Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.Ayat ke-38 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Kami berfirman: = قلنَا
- "Turunlah kamu = اهبطُوا۟
- semuanya dari surga itu! = منهَا جميعًا
- Kemudian jika = فإمَّا
- datang kepadamu, = يأتينَّكُم
- petunjuk-Ku = مّنِّى هدًى
- maka barang siapa = فمَن
- yang mengikuti = تبعَ
- petunjuk-Ku, = هداىَ
- niscaya tidak ada kekhawatiran = فلا خوفٌ
- atas mereka, = عليهِمْ
- dan tidak (pula) mereka = ولا همْ
- bersedih hati". = يحزنُونَ
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-38 surat Al-Baqarah, yaitu kata ya-tiyannakum (يَأْتِيَنَّكُمْ) = sungguh atau pasti (dia mufrad mudzakkar akan, sedang dan/atau senantiasa) datang kepadamu (jama' mudzakkar).Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il tsulatsi mujarrad yang kemasukan dua huruf 'illat atau satu huruf 'illat dan hamzah atau disebut lafif (L) adalah sebagai berikut:- AL1 = wa'iya (وَعِيَ) - ya'ii (يَعِيْ) - 'i (عِ)
- AL2 = wa'aa (وَعَى) - ya'ii (يَعِيْ) - 'i (عِ)
- AL3 = fawaa (فَوَى) - yafwii (يَفْوِيْ) - ifwi (اِفْوِ)
- AL4 = fawiya (فَوِيَ) - yafwaa (يَفْوَى) - ifwa (اِفْوَ)
- AL5 = fayya (فَيَّ) - yafyaa (يَفْيَا) - ifya (اِفْيَ) atau fayiya (فَيِيَ)
- AL6 = faa-a (فَاءَ) - yafii-u (يَفِيْءُ) - fi- (فِئْ)
- AL7 = faa-a (فَاءَ) - yafaa-u (يَفَاءُ) - fa- (فَأْ)
- AL8 = faa-a (فَاءَ) - yafu-u (يَفُوْءُ) - fu- (فُؤْ)
- AL9 = fa-aa (فَأَى) - yafaa (يَفَى) - fa (فَ)
- ALA = a'aa (أَعَى) - ya-'ii (يَأْعِيْ) - i-'i (اِئْعِ)
- ALB = a'aa (أَعَى) - ya-'aa (يَأْعَى) - i-'a (اِئْعَ)
Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:- Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
a. Dhamir rafa’ munfashil, kedudukannya rafa’ sebagai mubtada’, khabar, fa’il atau naibul fa’il.
b. Dhamir nashab munfashil, dii’rab pada posisi nashab maf’ul bih.- Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
a. Dhamir rafa’ muttashil, selalu bersambung dengan fi’il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi’il atau huruf nashab inna dan saudaranya.c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.- Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam:
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi’il madhi dan fi’il mudhari’ yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).Berikut kita bahas tentang huruf Nun taukid. Taukid adalah menguatkan atau memastikan makna dari satu kata/kalimat (bisa juga diartikan taukid menolak sangkaan dari pendengar atas makna lain yang mungkin terkandung dalam kalimat tersebut). Huruf Nun taukid berfungsi berfungsi menaukidkan kalimah Fi’il. Huruf Nun taukid itu ada dua bentuk :- Nun Taukid Tsaqiliyah (berat karena bertasydid) mabni Fathah.
- Nun Taukid Khafifah (ringan karena sukun) mabni Sukun.
Kedua Nun Taukid tersebut boleh digunakan untuk menaukidkan Fi’il Amar dengan tanpa syarat, tidak boleh dugunakan untuk menaukidkan Fi’il Madhi. Sedangkan untuk Fi’il Mudhari’ harus ditafsil dengan beberapa persyaratan.Penaukidan dengan Nun Taukid menimbulkan dua konsekuensi: Secara Makna dan Secara Lafazh.- Secara Makna : Mengkususkan Fi’il Mudhari’ pada zaman Mustaqbal (akan datang), dan menguatkan mustaqbal untuk Fi’il Amar. Sedangkan makna Faidah Taukid, bahwa Nun Taukid Tsaqilah lebih kuat penaukidannya dari pada Nun Taukid Khafifah, sesuai kaidah : “penambahan bentuk umumnya menunjukkan penambahan pada makna”.
- Secara Lafazh : Menjadikan Fi’il Amar dan Fi’il Mudhari’ mabni Fathah, dengan ketentuan bersambung langsung tanpa ada pemisah.
Hukum penaukidan Nun Taukid pada Fiil Mudhari’ sebagai berikut:- Wajib Taukid, jika menjadi jawab qosam serta mencukupi tiga syarat :
- harus bersambung dengan Lam Qosam
- harus Mustaqbal
- harus Mutsbat
- Mamnu’/dicegah Taukid, ada pada dua tempat :
- Menjadi jawab qosam tapi tidak mencukupi tiga syarat diatas, demikian apabila ada pemisah antara Lam Qosam dengan Fiil Mudhari‘, atau Fi’ilnya digunakan untuk zaman Haal bukan Istiqbal, atau Fi’ilnya digunakan Manfi bukan Mutsbat, atau dengan membuang huruf nafi.
- Apabila tidak diawali dengan sesuatu yg menyebabkan penaukidannnya berhukum Jaiz.
- Jaiz Taukid dan sering, demikian apabila diawali dengan IMMAA (IN syarthiyah yg diidghamkan pada MAA zaidah untuk taukid), atau diawali dengan adat Tolab yg berfaidah amar, nahi atau istifham dsb.
- Jaiz Taukid namun jarang adanya, demikian apabila Fi’il Mudhari’ jatuh sesudah MAA zaidah yg tidak diidghamkan pada IN syarthiyyah, sebagaimana orang arab mengatakan.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil ada tiga macam, sebagai berikut:- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.
Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - haa
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna
B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna
C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa tanda asal-asal i’rab adalah harakat dan sukun. Maka tanda asal Rafa’ adalah Dhammah/tain (ــُــٌـ), tanda asal Nashab adalah Fathah/tain (ــَــًـ), tanda asal Jar adalah Kasrah/tain (ــِــٍــ) dan tanda asal Jazm adalah Sukun (ــْــ). Dengan demikian apabila ada kalimah yang tidak kebagian tanda i’rab asal (Harakth atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda i’rab Pengganti Asal (Bisa juga Harakat, Huruf atau membuang Huruf).Tanda pengganti i'rab asal adalah sebagai berikut:- Untuk rafa': Wau (و), Alif (ا) dan Nun (ن)
- Untuk Nashab: Alif (ا), Ya (ي), Kasrah (ــِــ) dan membuang Nun (حذف النون)
- Untuk Jar: Ya (ي) dan Fathah (ــَــ)
- Untuk Jazm: membuang huruf (حذف).
Kata ya-tiyannakum (يَأْتِيَنَّكُمْ) terdiri dari tiga bagian kata dan/atau huruf sebagai berikut:- Kata ya-tiya (يَأْتِيَ) aslinya ya-tii (يَأْتِي) = dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa datang, adalah kata kerja fi'il mudhari' atau tasrif istilahiyyah dari kata ataa (أَتَى) = dia mufrad mudzakkar telah datang. Kata ataa (أَتَى) - ya-tii (يَأْتِي) adalah kata kerja fi'il tsulatsi mujarrad bentuk ke-1 dari 14 yang kemasukan huruf hamzah dan 'illat di posisi awal dan akhir atau lafif dengan wazan a'aa (أَعَى) - ya-'ii (يَأْعِيْ) atau indek ALA (atau AL10).
- Huruf na (نَّ) = sungguh, adalah huruf Nun taukid tsaqiliyah (berat karena bertasydid) mabni Fathah.
- Kata kum (كُمْ) = kamu (jamak laki2), adalah kata ganti orang pihak kedua (yang diajak bicara) nyambung atau dhamir muttashil mukhatab.
Jadi kata ya-tiya (يَأْتِيَ) pada kata ya-tiyannakum (يَأْتِيَنَّكُمْ) dari ayat ke-38 surat Al-Baqarah ini adalah kata fi'il mudhari' mabni dengan ciri fathah karena disambung dengan huruf Nun taulid tsaqiliyah (نَّ) mabni fathah. Pelaku atau faa'il dari kata ya-tiya (يَأْتِيَ) adalah dhamir mustatir jawazan (yg bisa ditempati oleh isim zhahir) tuqadirah (yang diperkirakan) huwa (هو). Kata kum (كُمْ) adalah dhamir muttashil mabni yang menempati posisi nashab sebagai objek atau maf'ul bih dari kata ya-tiya (يأتيَ) sebelumnya. Jumlah fi'iliyyah ya-tiyannakum (يَأْتِيَنَّكُمْ) merupakan syarat dari huruf syarat in (إن) sebelumnya. Kata ya-tiyannakum (يَأْتِيَنَّكُمْ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 3 kali, sedangkan asal kata ya-tii (يأتي) dengan segala kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i'tab terdapat sebanyak 90 kali dan akar kata ataa (أَتَى ) terdapat sebanyak 553 kali.1.0. Indek = Q0020380061.1. No surat = 21.2. No ayat = 381.3. No kalimat = 62.0. Qur'anic = يَأْتِيَنَّكُمْ2.1. Tarjamah = sungguh (dia mufrad mudzakkar sedang, akan dan/atau senantiasa) datang kepadamu (jams' mudzakkar)2.2. Jenis kalimat = فعل3.0. Awalan1 =3.1. Tarjamah =3.2. Jenis kalimat =3.3. Awalan2 =3.6. Awalan3 =4.0. Sisipan1 =4.3. Sisipan2 =5.0. Akhiran1 = نَّ5.1. Tarjamah = sungguh5.2. Jenis kalimat = حرف5.3. Akhiran2 = كُمْ5.4. Tarjamah = kamu (jama' mudzakkar)5.5. Jenis kalimat = إسم5.6. Akhiran3 =6.0. Asal kalimat = يَأْتِي6.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal sedang, akan dan/atau memberi, mendatangi (datang) atau menunjukkan6.2. Jenis kalimat = فعل7.0. Akar kalimat = أَتَى7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah memberi, menunjukkan atau mendatangi (datang)7.2. Jenis kalimat = فعلالحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَMaha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.WassalamReferences:- https://ar.m.wiktionary.org/wiki/أَتَى
- http://arabicverb.com/conjugate/أتي/AWA
- http://www.almaany.com/quran/2/38/6/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=38&token=5
- http://tanzil.net/#search/quran/يأتينّكم
Sabtu, 02 September 2017
Q002038006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-38, Kata "ya-tiyannakum")
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar