Selasa, 22 Agustus 2017

Q002037006 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-37, Kata “fataaba”)

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

فأزلَّهما الشّيطٰنُ عنها فأخرجَهما ممّا كانا فيهِ ۖ وقلنَا اهبطُوْا بعضُكم لبعضٍ عدوٌّ ۖ ولكم فى الأرضِ مستقرٌّ ومتٰعٌ إلىٰ حينٍ (QS 2:36)

فتلقَّىٰٓ ءادمُ مِن رّبّهِۦ كلمٰتٍ فتابَ عليهِ ۚ إنّهُۥ هوَ التّوّابُ الرّحيمُ (QS 2:37)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-37 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
  • Kemudian Adam menerima = فتلقَّىٰٓ ءادمُ
  • beberapa kalimat dari Tuhannya, = مِن رّبّهِۦ كلمٰتٍ 
  • maka Allah menerima taubatnya. = فتابَ عليهِ ۚ
  • Sesungguhnya Allah = إنّهُۥ هوَ 
  • Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. = التّوّابُ الرّحيمُ 

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 dari ayat ke-37 surat Al-Baqarah, yaitu kata fataaba (فَتَابَ) = maka Dia (mufrad mudzakkar telah) menerima taubat.

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf fa (فَ) di dalam tata bahasa Arab atau ilmu nahwu bisa berperan sebagai berikut:
  1. Huruf 'athaf fa (فَ) = kemudian, yaitu huruf penghubung yang berurutan tanpa tenggang waktu dan bisa masuk ke isim atau fi'il.
  2. Huruf nashab atau sababiyah fa (فَ) = sehingga atau mengakibatkan, yaitu huruf yang masuk pada fi'il mudhari' kemudian menashabkan fi'il tersebut. Memberi faidah bahwa yang sebelumnya merupakan sebab bagi yang setelahnya dan harus didahului oleh thalab atau nafi. 
  3. Huruf ibtida' atau isti'naafiyah fa (فَ) = maka, yaitu yang terletak pada jawab syarat. 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il tsulatsi mujarrad untuk Mitsaal (M), Ajwaf (A) dan Naaqish (N) adalah sebagai berikut:
  1. AM1 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  2. AM2 = wa'ala (وَعَلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  3. AM3 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'ilu (يَعِلُ) - 'il (عِلْ)
  4. AM4 = wa'ila (وَعِلَ) - yau'alu (يَوْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  5. AM5 = wa'ula (وَعُلَ) - yau'ulu (يَوْعُلُ) - uu'ul (اُوْعُلْ)
  6. AM6 = ya'ila (يَعِلَ) - yai'alu (يَيْعَلُ) - ii'al (اِيْعَلْ)
  7. AM7 = wa'ila (وَعِلَ) - ya'alu (يَعَلُ) - 'al (عَلْ)
  8. AA1 = faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ) - ful (فُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  9. AA2 = aala (آلَ) atau (ءَالَ) - yauulu (يَؤُوْلُ) - ul (أُلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  10. AA3 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  11. AA4 = faala (فَالَ) - yafiilu (يَفِيْلُ) - fil (فِلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  12. AA5 = laisa (لَيْسَ), tidak ada tashrifnya
  13. AA6 = faala (فَالَ) - yafaalu (يَفَالُ) - fal (فَلْ), ajwaf yaa (ي) dimana huruf 'illat yaa (ي) menjadi alif (ا)
  14. AN1 = fa'aa (فَعَا) - yaf'uu (يَفْعُوْ) - uf'u (اُفْعُ), naaqish waw (و) dimana huruf 'illat waw (و) menjadi alif (ا)
  15. AN2 = fa'iya (فَعِيَ) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)
  16. AN3 = fa'aa (فَعَى) - yaf'ii (يَفْعِيْ) - if'i (اِفْعِ)
  17. AN4 = Fa'aa (فَعَى) - yaf'aa (يَفْعَى) - if'a (اِفْعَ)

Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa dhamir adalah Isim mabni yang menunjukkan kepada pihak yang berbicara atau yang diajak bicara atau pihak ke tiga. Berdasarkan penulisannya, dhamir ada tiga macam:

  1. Dhamir Munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Dhamir munfashil ada dua:
    a. Dhamir rafa’ munfashil, kedudukannya rafa’ sebagai mubtada’, khabar, fa’il atau naibul fa’il. 
b. Dhamir nashab munfashil, dii’rab pada posisi nashab maf’ul bih.

  1. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Dhamir muttashil ada tiga macam:
    a. Dhamir rafa’ muttashil, selalu bersambung dengan fi’il atau kana dan saudaranya.
b. Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi’il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
c. Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

  1. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan.
    Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: 
a. Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
b. Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir. Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi’il madhi dan fi’il mudhari’ yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad). 

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa tanda asal-asal i’rab adalah harakat dan sukun. Maka tanda asal Rafa’ adalah Dhammah/tain (ــُــٌـ), tanda asal Nashab adalah Fathah/tain (ــَــًـ), tanda asal Jar adalah Kasrah/tain (ــِــٍــ) dan tanda asal Jazm adalah Sukun (ــْــ). Dengan demikian apabila ada kalimah yang tidak kebagian tanda i’rab asal (Harakth atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda i’rab Pengganti Asal (Bisa juga Harakat, Huruf atau membuang Huruf).

Tanda pengganti i'rab asal adalah sebagai berikut:
  • Untuk rafa': Wau (و), Alif (ا) dan Nun (ن)
  • Untuk Nashab: Alif (ا), Ya (ي), Kasrah (ــِــ) dan membuang Nun (حذف النون)
  • Untuk Jar: Ya (ي) dan Fathah (ــَــ)
  • Untuk Jazm: membuang huruf (حذف).

تَابَيَتُوْبُ + الكائن: يتراجع عن فعل أو أمر: يتوقف ثم يرجع ويعود عن فعل كان قد بدأه

Kata fataaba (فَتَابَ) terdiri dari dua kata dan/atau huruf berikut:
  • Huruf fa (فَ) = maka, adalah huruf athaf atau penghubung yang berurutan tanpa tenggang waktu dan bisa masuk ke isim atau fi'il.
  • Kata taaba (تَابَ) = Dia (mufrad mudzakkar telah) menerima taubat, adalah kata kerja fi’il madhi atau bentuk lampau oleh  pihak ketiga atau ghaib Huwa (هُوَ) = Dia (mufrad mudzakkar). Kata taaba (تَابَ) - yatuubu (يَتُوْبُ) adalah kata kerja fi’il tsulatsi mujarrad bentuk ke-1 dari 14 yang kemasukan huruf ‘illat waaw pada posisi huruf ‘ain atau ajwaf dengan wazan faala (فَالَ) - yafuulu (يَفُوْلُ)  atau indeks AA1.

Jadi kata taaba (تَابَ) pada kata fataaba (فَتَابَ) di dalam ayat ke-37 surat Al-Baqarah ini, adalah kata kerja fi'il madhi mabni dengan ciri utama fathah. Kata fataaba (فَتَابَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 5 kali, sedangkan asal kata taaba (تَابَ) dengan semua kemungkinan awalan terdapat sebanyak 10 kali dan akar kata taaba (تَابَ) terdapat sebanyak 87 kali. 

1.0. Indek = Q002037006
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 37
1.3. No kalimat = 6
2.0. Qur'anic = فَتَابَ
2.1. Tarjamah = maka Dia (mufrad mudzakkar telah) menerima taubat
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 = فَ
3.1. Tarjamah = maka
3.2. Jenis kalimat = حرف
3.3. Awalan2 = 
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = 
5.1. Tarjamah = 
5.2. Jenis kalimat = 
5.3. Akhiran2 = 
5.6. Akhiran3 = 
6.0. Asal kalimat = تَابَ
6.1. Tarjamah = dia (mufrad mudzakkar telah) menerima taubat
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = تَابَ
7.1. Tarjamah = dia (mufrad mudzakkar telah) bertobat atau minta ampun atau menerima taubat
7.2. Jenis kalimat = فعل

الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Wassalam


References:

  1. http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/49-التاء/216-تَابَ-يَتُوبُ-تَوْب-تَوْبَة-مَتَاب-تَائِب-تَائِبُوْن-تَائِبَة-تَائِبات-تَوَّا
  2. http://www.almaany.com/quran/2/37/6/
  3. http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=37&token=6
  4. http://tanzil.net/#search/quran/فتابَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar