Jumat, 27 Januari 2017

Q002026019 (Surat Al-Baqarah, Ayat ke-26, Kata "rabbihim")

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ

‎وبشّرِ الّذينَ ءامنُوا۟ وعملُوا۟ الصّٰلحٰتِ أنّ لهُم جنّٰتٍ تجرِى مِن تحتهَا الأنهٰرُ ۖ كلّمَا رزقُوا۟ منهَا مِن ثمرةٍ رّزقًا ۙ قالُوا۟ هٰذا الّذى رزقْنَا مِن قبلُ ۖ وأتُوا۟ بهِۦ متشٰبِهًا ۖ ولهُم فيهَآ أزوٰجٌ مّطهّرَةٌ ۖ وهُم فيهَا خٰلدُون (QS 2:25)

‎۞ إنّ اللهَ لا يستحىِۦٓ أن يضربَ مثلًا مّا بعوضةً فما فوقهَا ۚ فأمَّا الّذين ءامنُوا۟ فيعلمُون أنّهُ الحقُّ من رّبّهِمْ ۖ وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون ماذآ أرادَ اللهُ بهٰذا مثلًا ۘ يضلُّ بهِۦ كثيرًا ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ وما يضلُّ بهِۦٓ إلَّا الفٰسقِين (QS 2:26)

Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senatiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.

Ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Sesungguhnya Allah = إنّ اللهَ
- tiada segan = لا يستحىِۦٓ
- untuk membuat = أن يضربَ
- perumpamaan berupa nyamuk = مثلًا مّا بعوضةً
- atau yang lebih rendah dari itu. = فما فوقهَا ۚ
- Adapun orang-orang yang = فأمَّا الّذين
- beriman, = ءامنُوا۟
- maka mereka yakin = فيعلمُون
- bahwa perumpamaan itu benar = أنّهُ الحقُّ
- dari Tuhan mereka, = من رّبّهِمْ ۖ
- tetapi mereka yang kafir mengatakan: = وأمَّا الّذين كفرُوا۟ فيقولُون
- "Apakah = ماذآ
- maksud Allah = أرادَ اللهُ
- menjadikan ini untuk perumpamaan?" = بهٰذا مثلًا
- Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, = يضلُّ بهِۦ كثيرًا
- dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. = ويهْدِى بهِۦ كثيرًا ۚ
- Dan tidak ada yang disesatkan Allah = وما يضلُّ بهِۦٓ
- kecuali orang-orang yang fasik, = إلَّا الفٰسقِين

Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-19 dari ayat ke-26 surat Al-Baqarah, yaitu kata Rabbihim (رَبِّهِمْ) = Tuhan mereka (jamak laki2).

Sebelumnya sudah bahas wazan kata kerja atau fi'il tsulatsi mujarrad dengan indek A atau bentuk ke-1 dari 14 yang shahih, yang kemasukan huruf illat, hamzah dan mudha'af. Berikut wazan kata kerja atau fi'il tsulatsi mujarrad yang huruf ke-2 dan ke-3 nya sama atau disebut mudha'af:
1. AD1 = fa'a'a (فَعَّ) - yafu'u'u (يَفُعُّ) - fu'a'a (فُعَّ) atau uf'u' (اُفْعُعْ)
2. AD2 = fa'a'a (فَعَّ) - yafa'u'u (يَفَعُّ) - fa'a'a (فَعَّ) atau if'a' (اِفْعَعْ)
3. AD3 = fa'a'a (فَعَّ) - yafi'u'u (يَفِعُّ) - fi'a'a (فِعَّ) atau if'i' (اِفْعِعْ)
4. AD4 = wa'a'a (فَعَّ) - yawa'u'u (يَوَعُّ) - wa'a'a (فُعَّ) atau iw'a' (اِوْعَعْ)

Sebelumnya sudah kita bahas bahwa fungsi kata isim dhamir atau kata ganti orang muttashil ada tiga macam, sebagai berikut:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.

Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَ - ha
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna

B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna

C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na

Untuk mengingatkan kembali bahwa kata isim dhamir muttashil him (هِم) adalah mabni, yaitu tidak berubah harakat huruf terakhirnya pada posisi manapun dalam kalimat. Kata dhamir him (هِم) atau kata dhamir humu (هُمُ) berasal dari dhamir hum (هُمْ) dengan arti yang sama untuk orang ketiga jamak laki2 (mereka).

Juga sebelumnya sudah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.

Kata rabbihim (رَّبِّهِمْ) terdiri dari dua bagian kata sebagai berikut:
- Kata atau lafazh Al-Jalaalah Rabb (رَبِّ) = Tuhan atau Pemilik, aslinya dari kata atau lafazh Al-Jalaalah raabb (رابّ) = Tuhan atau Pemilik, adalah isim faa'il (pelaku) dari kata kerja rabba (رَبَّ) atau rababa (رَبَبَ) = (dia laki2 tunggal telah) mengasuh, memimpin, mengatur, memerintah, mendidik, memelihara. Tanda tasydid atau syaddah pada huruf ra (ر) karena kaidah tajwid. Kata kerja rabba (رَبَّ) adalah fi'il tsulatsi mudha'af mujarrad bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'a'a (فَعَّ) - yafu'u'u (يَفُعُّ) atau indek AD1.
- Kata benda atau isim dhamir muttashil him (هِمْ) = mereka (laki2 jamak), adalah pihak ketiga yang dibicarakan atau ghaib. Kata isim dhamir muttashil him (هِم) adalah mabni, yaitu tidak berubah harakat huruf terakhirnya pada posisi manapun dalam kalimat. Kata dhamir him (هِم) atau kata dhamir humu (هُمُ) berasal dari dhamir hum (هُمْ) dengan arti yang sama untuk orang ketiga jamak laki2 (mereka).

Jadi lafazh Al-Jalaalah Rabbi (رَبِّ) dari kata rabbihim (رَّبِّهِمْ) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini adalah isim majrur dari kata jarr min (مِن) sebelumnya. Sedangkan kata dhamir muttashil him (هِم) dari kata rabbihim (رَّبِّهِمْ) pada ayat ke-26 surat Al-Baqarah ini adalah dhamir jarr bil-idhafah yaitu dhamir yang menerangkan (mudhaf ilahi) lafazh Al-Jalaalah Rabbi (ربِّ). Kata Rabbihim (ربِّهِم) dengan kata min (مِنْ) sebelumnya adalah mutta'aliq atau dikaitkan kepada kata shifat mahdzufah (yang telah dihapus) dari kata al-haqqu (الحَقُّ) sebelumnya. Kata Rabbihim (ربِّهِم) juga merupakan objek atau maf'ul bih dari kata faya'lamuuna (فيهلمُون) sebelumnya. Kata Rabbihim (ربِّهِم) juga merupakan  jawab syarat dari kata isim syarat alladziina (الّذين) yang merupakan tafshil (penjelasan) dari  huruf syarat ammaa (أمّا) sebelumnya. Kata Rabbihim (رَبِّهِم) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 96 kali, sedangkan akar kata rabba (رَبَّ) terdapat sebanyak 980 kali.

1.0. Indek = Q002026019
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 26
1.3. No kalimat = 19
2.0. Qur'anic = رَّبِّهِمْ
2.1. Tarjamah = tuhan mereka
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = هِمْ
5.1. Tarjamah = mereka (jamak laki2)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = رَبّ
6.1. Tarjamah = tuhan atau pemelihara
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat = رَبَّ
7.1. Tarjamah = dia laki2 tunggal telah mengasuh, memimpin, mengatur, memerintah, mendidik dan/atau memelihara.
7.2. Jenis kalimat = فعل

‎الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ

Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.

Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar