Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
وإذْ ءاتينا موسى ٱلكتٰبَ وٱلفرْقان لعلّكم تهتدون (QS 2:53)
وإذْ قالَ موسَىٰ لقومهِ يٰقومِ إنّكمْ ظلمْتمْ أنفسكُم بٱتّخاذِكمُ ٱلعجلَ فتوبوٓا۟ إلىٰ بارئِكمْ فٱقتلوٓا۟ أنفسكمْ ذٰلكمْ خيرٌ لّكمْ عندَ بارئِكمْ فتابَ عليكمْ ۚ إنّهُۥ هو ٱلتّوّابُ ٱلرّحيمُ (QS 2:54)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-54 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Dan (ingatlah), ketika Musa berkata = وإذْ قالَ موسَىٰ
- kepada kaumnya: "Hai kaumku, = لقومهِ يٰقومِ
- sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri = إنّكمْ ظلمْتمْ أنفسكُم
- karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), = بٱتّخاذِكمُ ٱلعجلَ
- maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu = فتوبوٓا۟ إلىٰ بارئِكمْ
- dan bunuhlah dirimu. = فٱقتلوٓا۟ أنفسكمْ
- Hal itu adalah lebih baik bagimu = ذٰلكمْ خيرٌ لّكمْ
- pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; = عندَ بارئِكمْ
- maka Allah akan menerima taubatmu. = فتابَ عليكمْ ۚ
- Sesungguhnya Dialah = إنّهُۥ هو
- Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". = ٱلتّوّابُ ٱلرّحيمُ
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-19 pada ayat ke-54 surat Al-Baqarah, yaitu kata ‘inda (عِنْدَ) = di atau pada sisi.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
- Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
- Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
- Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).
Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
- ISIM ( اِسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikat dengan waktu.
- FI'IL ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
- HARF ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian.
Pembagian Isim:
- Isim 'Alam (Kata benda Nama). Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu.
- Isim mudzakkar (laki2) dan muannats (perempuan. Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Dari segi bentuknya, isim muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
- Ta marbuthah ( ة ): Al-Baqarah (البقرة) = sapi betina, atau Al-Faatihah (الفَاتِحَة) = Pembukaan atau opening
- Alif maqshurah ( ى ): Salma (سَلْمَى) atau Mushalla (مُصَلَّى) = tempat shalat
- Alif mamdudah ( اء ): Asma (أَسْمَاء) atau Al-Isra' (الإِسْرَاء) = Perjalanan malam.
Namun adapula isim muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas. Misalnya bahrun (بَحْرٌ) = lautan, nafsun (نَفْسٌ) = jiwa atau diri) dan syamsun (شَمْسٌ) = matahari.
Sebaliknya ada pula beberapa isim mudzakkar yang menggunakan Ta marbuthah, seperti Hamzah (حَمْزَة), Thalhah (طَلْحَة) dan Muawiyah (مُعَاوِيَة).
Pengenalan jenis kelamin isim ini diperlukan untuk kita menyusun kalimat atau percakapan. Seperti kita tidak bisa mengatakan dzaalika al-baqarah (itu sapi betina), meskipun secara makna benar tetapi secara tata bahasa salah, tapi harus tilka al-baqarah (تلك البقرة) = itu sapi betina. Karena, al-baqarah sebagai subjek percakapan adalah dari kata isim jenis perempuan maka kita harus menggunakan kata tunjuk dari jenis perempuan juga yaitu tilka (itu).
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
- ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
- ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
- ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Sebelumnya juga sudah kita bahas tentang definisi jama' dan macam-macam jama'. Jama’ adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun mudzakkar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga sebagai berikut:
- Jama’ Mudzakkar Salim. Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan waw dan nun (ون) ketika rafa’ atau huruf ya’ dan nun (ين) ketika nashab maupun jer atau majrur.
- Jama’ Muannats. Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang lebih dari dua. Lafadz yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ (ات) yang ditambahkan diakhirnya. Dan irabnya Dhammah ketika rafa’ dan kasrah ketika nashab maupun jer atau majrur.
- Jama’ Taksir. Jamak Taksir adalah lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. Atau kalimat isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufradnya, baik itu tampak atau perkiraan. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakkar maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sama'i artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang arab.
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
- ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu).
- ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:
1. Dhamir Munfashshil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashshil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashshil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashshil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.
2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jarr muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.
3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam:
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).
Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua:
- Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
- Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah.
Isim mu'rab terbagi menjadi:
- Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
- Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
- Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.
Isim marfu' berada pada 6 posisi, yaitu:
- Mubtada,
- Khabar,
- Isim Kana atau salah satu saudaranya (Termasuk juga isim af'al muqarabah, raja' dan syuru')
- Khabar inna atau salah satu saudaranya.
- Fail, dan
- Naibul Fail.
Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'.
Isim mansub adalah isim yang terkena i'rab nashab yang berfungsi sebagai objek. Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
- Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang.
- Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan.
- Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim.
- Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَ – أَخَاكَ – حَمَاكَ – فَاكَ – ذَامَال
Isim menjadi manshub pada 11 posisi, yaitu:
- Khabar kana,
- Isim Inna,
- Maf’ul Bih,
- Maf’ul Muthlaq,
- Maf’ul li Ajlih,
- Maf’ul Ma’ah,
- Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan)
- Hal,
- Mustatsna,
- Munada, dan
- Tamyiz.
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang manshub.
Isim majrur adalah isim yang terkena i'rab jar. Tanda-tanda isim majrur adalah sebagai berikut:
- Kasrah (ــِــ) pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim.
- Ya’ (ي) pada mutsanna, jama’ mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim yang lima).
- Fathah (ــَــًــ), Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad dan jama’ taksir.
Isim manjadi majrur pada dua posisi:
- Apabila didahului huruf jar.
- Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur.
Sebelumnya kita sudah sampaikan bahwa kata benda atau isim zaman dan makan juga disebut sebagai maf'ul fih atau zharaf. Zharaf adalah keterangan waktu dan tempat. Zharaf terbagi menjadi dua yaitu isim waktu dan isim tempat yang menashabkan kata setelahnya. Menurut kalangan orang Arab, semua zharaf (dari isim waktu atau tempat itu) dengan memperkirakan makna fii (فى) = pada (tempat) atau dalam (waktu). Jadi;
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan waktu maka itu adalah zharaf zaman.
- Setiap lafazh yang mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan tempat maka itu adalah zharaf makan.
Zharaf zaman dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni sebagai berikut:
- Zharaf zaman mubham, yaitu lafazh yang menunjukkan zaman (waktu) yang tidak ditentukan atau waktunya yang tidak jelas atau belum spesifik.
- Zharaf zaman muhtaz, yaitu lafazh yang menunjukkan zaman (waktu) yang ditentukan atau waktunya jelas.
- Zharaf zaman ma’dud (bilangan), yaitu lafazh yang digunakan sebagai jawaban bagi lafazh kam (berapa lama?).
Zharaf makan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
- Lafazh yang mubham, yaitu lafazh yang menunjukkan arti tempat atau isim yang menunjukkan arah.
- Lafazh asma’ul maqodir, yaitu isim-isim yang menunjukkan makna ukuran.
- Lafazh isim makan yang musytaq (berakar) dari masdar amilnya.
Kata ‘inda (عِنْدَ) aslinya adalah ‘ind (عِنْد) = di atau pada sisi, adalah kata benda atau isim zharaf makan atau tempat karena mengandung makna fii (في) = pada/dalam, dan menunjukan keterangan tempat. Kata benda isim zharaf makan ‘inda (عِنْدَ) menashabkan kata benda setelahnya.
Jadi kata ‘inda (عِنْدَ) pada ayat ke-54 surat Al-Baqarah ini adalah kata benda isim zharaf manshub dengan ciri utama fathah. Kata benda isim zharaf makan atau keterangan tempat ‘inda (عِنْدَ) berhubungan atau muta'alaq dengan kata khairun (خَيْرٌ) sebelumnya. Kata ‘inda (عِنْدَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 98 kali, sedangkan asal kata ‘ind (عِنْد) dengan segala kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab terdapat sebanyak 197 kali.
1.0. Indek = Q002054019
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 54
1.3. No kalimat = 19
2.0. Qur'anic = عِنْدَ
2.1. Tarjamah = di atau pada sisi
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = عِنْد
6.1. Tarjamah = di atau pada sisi
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabui Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalam
References:
- http://www.almaany.com/quran/2/54/19/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=54&token=16
- http://tanzil.net/#search/quran/عند
Tidak ada komentar:
Posting Komentar