Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
وإذْ نجّينٰكم مِّنْ ءال فرعون يسومُونكم سوٓءَ ٱلعذابِ يذبّحُون أبنآءَكم ويستحيُون نسآءَكم ۚ وفى ذٰلكم بلآءٌ مّن رّبّكم عظيمٌ (QS 2:49)
وإذْ فرقنَا بكمُ ٱلبحرَ فأنجينٰكمْ وأغرقنَآ ءالَ فرعون وأنتمْ تنظرون (QS 2:50)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-50 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Dan (ingatlah), ketika = وإذْ
- Kami belah = فرقنَا
- laut untukmu, = بكمُ ٱلبحرَ
- lalu Kami selamatkan kamu = فأنجينٰكمْ
- dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya = وأغرقنَآ ءالَ فرعون
- sedang kamu sendiri menyaksikan. = وأنتمْ تنظرون
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-2 pada ayat ke-50 surat Al-Baqarah, yaitu kata faraqnaa (فَرَقْنَا) = Kami (jama’ mudzakkar dan/atau muannats) membelah.
Untuk mengingatkan kembali bahwa sebelumnya sudah kita bahas wazan dari kata kerja fi'il bentuk ke-1 (dari 14) yaitu fi'il mujarrad shahih (AS1-AS8) sebagai berikut:
- AS1 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
- AS2 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
- AS3 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
- AS4 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ)
- AS5 = fa'ula (َفَعُل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
- AS6 = fa'ila (َفَعِل) - yaf'ilu (يَفْعِلُ) - if'il (اِفْعِلْ)
- AS7 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ) atau yaf'ilu (ُيَفْعِل) - if'il (اِفْعِلْ)
- AS8 = fa'ala (َفَعَل) - yaf'alu (ُيَفْعَل) - if'al (اِفْعَلْ) atau yaf'ulu (ُيَفْعُل) - uf'ul (اُفْعُلْ)
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:
- Dhamir Munfashshil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashshil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashshil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashshil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.
Dhamir Munfashshil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
- Dia seorang (tunggal) laki-laki هُوَ - huwa
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna
C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal atau seorang laki-laki atau perempuan اَنَا - ana
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu
- Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.
Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna
B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna
C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na
- Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam:
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).
Juga telah kita bahas sebelumnya bahwa struktur kalimat dalam bahasa Arab minimal harus tersusun dari dua kata atau lebih atau disebut jumlah atau nomina atau frasa atau kata majemuk yang mempunyai makna. Berdasarkan komponen penyusunnya, ada dua jumlah atau kata majemuk bermakna, sebagai berikut:
- Jumlah Fi'liyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan fi'il, dengan struktur: fi'il + isim.
- Jumlah ismiyyah, yaitu kalimat yang diawali dengan isim, dengan struktur: isim + fi'il dan isim + isim
Pada frasa atau jumlah fi'liyah (جُمْلَة فِعْلِيَّة) atau kalimat verbal atau kalimat sempurna yang mengandung kata kerja, letak faa'il (pelaku) sebagai subjek bisa di depan dan bisa pula di belakang fi'il (kata kerja) sebagai prediket.
- Untuk dhamir ghaib atau "orang ketiga" (هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ).
- Bila faa'il mendahului fi'il maka perubahan bentuk dari fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan mudzakkar/muannats dan mufrad/mutsanna/jamak.
- Sedangkan bila fi'il mendahului faa'il, maka bentuk fi'il tersebut selalu mufrad, (meskipun faa'il-nya mutsanna atau jamak). Tetapi untuk bentuk mudzakkar dan muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf ta ta'nits (ت تَأْنِيْث) atau "ta penanda muannats" pada fi'il yang faa'il-nya adalah muannats.
- Untuk faa'il lainnya (أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا) tetap mengikuti pola perubahan bentuk fi'il sebagaimana mestinya.
Pada frasa atau jumlah ismiyah, isim yang pertama sebagai Mubtada dan isim yang kedua sebagai khabar. Mubtada adalah kata atau objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan (diterangkan) sedangkan khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan (menerangkan) dari kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).
Ada 3 Kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah:
- Baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa' (i'rab rafa') dengan ciri utama dhammah. Isim dengan i'rab rafa' disebut isim marfu'.
- Mubtada harus isim ma'rifah, yaitu kata khusus atau tertentu dengan ciri utama atau diawali alif lam ma'rifah. Sedangkan khabar hukum asalnya adalah nakirah, kecuali untuk isim-isim yang dari asalnya ma'rifah (Isim 'Alam, Isim Isyarah, dan Dhamir)
- Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah/banyaknya. Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad dan mudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnya harus muannats dan tatsniyah, dan seterusnya.
Kata faraqnaa (فَرَقْنَا) = Kami (jama’ mudzakar dan/atau muannats telah) membelah atau membagi, adalah kata kerja fi’il madhi dengan pelaku atau faa’il dhamir muttashil pihak kesatu atau yang berbicara (mutakalim) nahnu (نَهْنُ) = kami (jama’ mudzakkar dan/atau muannats). Kata faraqnaa (فَرَقْنَا) berasal atau merupakan perubahan (tahsrif lughawiyyah) dari kata kerja faraqa (فَرَقَ) = dia (laki2 tunggal telah) membelah. Kata faraqa (فَرَقَ) - yafruqu (يَفْرُقُ) adalah kata kerja fi’il taulatsi mujarrad bentuk ke-1 dari 14 dengan wazan fa'ala (َفَعَل) - yaf'ulu (ُيَفْعُل) atau indeks AS1.
Berikut adalah semua tashrif lughawiyah dari kata kerja faraqa (فَرَقَ) untuk semua dhamir berdasrakan wazan AS1:
- Huwa (هو): faraqa (فَرَقَ)
- Humaa (هما): faraqaa (فَرَقَا) untuk 2-laki2 orang ke-3
- Hum (هم): faraquu (فَرَقُوْا)
- Hiya (هي): faraqat (فَرَقَتْ)
- Humaa (هما): faraqataa (فَرَقَتَا) untuk 2-perempuan orang ke-3
- Huna (هن): an’amna (فَرَقْنَ)
- Anta (أنتَ): faraqta (فَرَقْتَ)
- Antumaa (أنتما): faraqtuma (فَرَقْتُمَا) untuk 2-laki2 orang ke-2
- Antum (أنتم): faraqtum (فَرَقْتُمْ)
- Anti (أنتِ): faraqti (فَرَقْتِ)
- Antumaa (أنتما): faraqtuma (فَرَقْتُمَا) untuk 2-perempuan orang ke-2
- Antuna (أنتن): faraqtunna (فَرَقْتُنَّ)
- Anaa (أنا): faraqtu (فَرَقْتُ)
- Nahnu (نحن): faraqnaa (فَرَقْنَا)
Jadi kata faraqnaa (فَرَقْنَا) pada ayat ke-50 dari surat Al-Baqarah ini adalah jumlah fi’liyyah dengan fi’il mendahului faa’il. Kata faraq (فَرَقْ) adalah kata kerja fi’il madhi mabni dengan ciri sukun. Kata dhamir muttashil naa (نَا) mabni dengan ciri sukun sebagai mutakalim menempati posisi faa’il rafa. Kata faraqnaa (فَرَقْنَا) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak kali, sedangkan asal kata faraq (فَرَق) dengan segala kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab atau akar kata faraqa (فَرَقَ) terdapat sebanyak kali.
1.0. Indek = Q002050002
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 50
1.3. No kalimat = 2
2.0. Qur'anic = فَرَقْنَا
2.1. Tarjamah = Kami (jama’ mudzakar dan/atau muannats telah) membelah atau membagi
2.2. Jenis kalimat = فعل
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 = نَا
5.1. Tarjamah = Kami (jama’ mudzakar dan/atau muannats)
5.2. Jenis kalimat = إسم
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = فَرَقْ
6.1. Tarjamah = dia (laki2 tunggal telah) membelah
6.2. Jenis kalimat = فعل
7.0. Akar kalimat = فَرَقَ
7.1. Tarjamah = dia (laki2 tunggal telah) membelah
7.2. Jenis kalimat = فعل
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalamu
References:
- http://www.kitabuallah.com/موسوعة-لسان-القرآن/معجم-لسان-القرآن/66-الفاء/1291-فَرَقَ-–-يَفْرُقُ-فَرْق-فِرَاق-فَارِق-–-فَارِقة-فَارِقَات-فِرْق-فِرْقَة-فَرِيْق-–-فُرْقَان-فَارَقَ-–-يُفَارِق-فَرَّقَ-–-يُفَرِّقُ-تَفْريْق-تَفَرَّق-–-يَتَفَرَّق-مُتََفَرَّق-مُتَفَرِّقة-مُتَفَرِّقُوْن
- http://www.almaany.com/quran/2/50/2/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=50&token=1
- http://tanzil.net/#search/quran/فرقنا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar