Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
وإذْ وٰعدْنَا موسَىٰٓ أربعينَ ليلةً ثمّ ٱتّخذْتمُ ٱلعجلَ منۢ بعدِهِۦ وأنتمْ ظٰلمونَ (QS 2:51)
ثمّ عفوْنا عنكُم مّنۢ بعدِ ذٰلك لعلّكمْ تشكرون (QS 2:52)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-52 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Kemudian Kami maafkan = ثمّ عفوْنا
- dari kamu sesudah itu kesalahanmu, = عنكُم مّنۢ بعدِ ذٰلك
- agar kamu bersyukur. = لعلّكمْ تشكرون
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-6 pada ayat ke-52 surat Al-Baqarah, yaitu kata dzaalika (ذٰلِكَ) = yang itu (wahai kamu mufrad mudzakkar).
Alhamdulillah sebelumnya telah kita bahas tentang kata majemuk yang tidak sempurna (idhafah) yang terdiri dari isim-isim. Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
Sebelumnya juga sudah kita bahas bahwa dhamir atau kata ganti ada 14 jenis orang. Dhamir (Kata Ganti) berdasarkan penulisannya terbagi menjadi tiga:
1. Dhamir Munfashshil adalah dhamir yang terpisah ketika dituliskan. Fungsi dhamir munfashshil ada dua:
- Dhamir rafa' munfashshil, kedudukannya rafa' sebagai mubtada', khabar, fa'il atau naibul fa'il.
- Dhamir nashab munfashshil, dii'rab pada posisi nashab maf'ul bih.
Dhamir Munfashshil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau disebut Ghaib, yaitu:
- Dia seorang (tunggal) laki-laki هُوَ - huwa
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هِيَ - hiya
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih). هُنَّ - hunna
B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) اَنْتَ – anta
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (jamak 3 orang laki-laki atau lebih) اَنْتُمْ - antum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) اَنْتِ - hiya
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan) اَنْتُمَاَ – antuma
- Kalian (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) اَنْتُنَّ - antunna
C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal atau seorang laki-laki atau perempuan اَنَا - ana
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَحْنُ – nahnu
2. Dhamir muttashil adalah dhamir yang tersambung ketika dituliskan. Fungsi dhamir muttashil ada tiga macam:
- Dhamir rafa' muttashil, selalu bersambung dengan fi'il atau kana dan saudaranya.
- Dhamir nashab muttashil, bersambung dengan fi'il atau huruf nashab inna dan saudaranya.
- Dhamir jar muttashil, bersambung dengan isim atau huruf jar.
Dhamir Muttashil berdasarkan pihak yang berbicara terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
A. Pihak Ketiga (yang dibicarakan) atau Ghaib, yaitu:
- Dia tunggal atau seorang laki-laki هُ - hu
- Mereka (dual atau 2 orang laki-laki) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) هُمْ - hum
- Dia (tunggal atau seorang perempuan) هَا - ha
- Mereka (dual atau 2 orang perempuan) هُمَا – humaa
- Mereka (jamak atau 3 orang perempuan atau lebih) هُنَّ - hunna
B. Pihak Kedua (yang diajak bicara) atau Mukhatab, yaitu:
- Kamu (tunggal atau seorang laki-laki) كَ – ka
- Kalian (dual atau 2 orang laki-laki) كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak atau 3 orang laki-laki atau lebih) كٌمْ - kum
- Kamu (tunggal atau seorang perempuan) كِ – ki
- Kalian (dual atau 2 orang perempuan كُمَا – kumaa
- Kalian (jamak 3 orang perempuan atau lebih) كٌنَّ -kunna
C. Pihak Kesatu (yang berbicara) atau Mutakalim, yaitu:
- Saya tunggal seorang laki-laki atau perempuan نِى - ni
- Kami dua atau lebih laki-laki dan/atau perempuan نَا – na
3. Dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan tapi tidak dituliskan. Fungsi dhamir mustatir ada dua macam:
- Dhamir mustatir wujuban, adalah dhamir yang tidak bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir mustatir jawazan, adalah dhamir yang bisa ditempati oleh isim zhahir.
- Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi'il madhi dan fi'il mudhari' yang disandarkan kepada orang ke tiga laki-laki atau perempuan tunggal (mufrad).
Alhamdulillah, sebelumnya sudah kita bahas bahwa menurut kaidah-kaidah nahwu, isim dari sisi i'rab (berubahnya harakat akhir) dan bina (tetapnya harakat akhir) dibagi menjadi dua:
- Mu'rab, yaitu isim yang harakat akhirnya berubah sesuai dengan posisi dalam kalmat.
- Mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tetap meskipun posisinya berubah-ubah.
Isim mu'rab terbagi menjadi:
- Marfu', yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya dhammah.
- Manshub, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya fathah.
- Majrur, yaitu isim dengan tanda i'rab utamanya kasrah.
Isim marfu' berada pada 6 posisi, yaitu:
- Mubtada,
- Khabar,
- Isim Kana atau salah satu saudaranya (Termasuk juga isim af'al muqarabah, raja' dan syuru')
- Khabar inna atau salah satu saudaranya.
- Fail, dan
- Naibul Fail.
Catatan bahwa setiap isim akan menjadi marfu' apabila mengikuti posisi isim marfu'.
Isim mansub adalah isim yang terkena i'rab nashab yang berfungsi sebagai objek. Tanda-tanda isim manshub adalah sebagai berikut:
- Fathah (ــَــًــ), pada isim mufrad dan jama’ taksir. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda-tanda berikut dinamakan tanda nashab yang cabang.
- Al-yaa (ين), pada mutsanna dan jama’ mudzakkar salim. Huruf al-yaa sebelum mutsanna difathahkan dan sebelum jama’ dikasrahkan.
- Kasrah (ــِــ) atau ta muannats (تِ), pada jama’ muannats salim.
- Alif (ا), pada asmaul khamsah (isim mansub yang lima), yaitu أَبَاكَ – أَخَاكَ – حَمَاكَ – فَاكَ – ذَامَال
Isim menjadi manshub pada 11 posisi, yaitu:
- Khabar kana,
- Isim Inna,
- Maf’ul Bih,
- Maf’ul Muthlaq,
- Maf’ul li Ajlih,
- Maf’ul Ma’ah,
- Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan)
- Hal,
- Mustatsna,
- Munada, dan
- Tamyiz.
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang manshub.
Isim manjadi majrur pada dua posisi:
- Apabila didahului huruf jar.
- Apabila sebagai mudhaf ilaih.
Demikian juga isim menjadi majrur apabila mengikuti isim yang majrur.
Untuk mengingatkan kembali , kita telah membahas bahwa kata benda isim isyaarah atau kata tunjuk terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
- Isim isyaarah jarak dekat (ini)
- Hadzaa (هَذَا) = untuk jenis kata laki2 (mudzakkar) tunggal (mufrad)
- Hadzaani (هَذَانِ) = untuk jenis kata laki2 dual (mutsanna)
- Haulaai (هَؤُلَاءِ) = untuk jenis kata laki2 jamak (jama')
- Hadzahi (هَذِهِ) = untuk jenis kata perempuan (muannats) tunggal
- Jenis kata perempuan dual: هَاتَانِ
- Haulaai (هَؤُلَاءِ) = untuk jenis kata perempuan jamak
- Isim isyaarah jarak jauh (itu)
- Dzaalika (ذَالِكَ) = untuk jenis kata laki2 tunggal
- Dzaanika (ذَانِكَ) = untuk jenis kata laki2 dual
- Uulaika (أُولَئِكَ) = untuk jenis kata laki2 jamak
- Tilka (تِلْكَ) = untuk jenis kata perempuan tunggal
- Taanika (تَانِكَ) = untuk jenis kata perempuan dual
- Uulaika (أُولَئِكَ) = untuk jenis kata perempuan jamak:
Catatan bahwa kata uulaaika (َأُولٓئِك) sering ditulis uulaika (أُولَئِكَ) = itu (mereka jamak) dan kata haulaai (هَؤُلَاءِ) = ini (mereka jamak) hanya dipakai untuk kata jamak yang berakal (jarang sekali dipakai untuk kata jamak tidak berakal). Untuk kata jamak tidak berakal baik mudzakkar maupun muannats biasanya dipakai kata isim isyaarah jarak dekat hadzihi (هَذِهِ) = ini, dan untuk isim isyaarah jarak jauh tilka (تِلْكَ) = itu. Jadi kata hadzihi (هَذِهِ) = ini (kata jenis perempuan tunggal atau jamak baik perempuan maupun laki2 tapi tidak berakal), sedangkan kata tilka (تِلكَ) = itu (kata jenis perempuan tunggal atau jamak baik perempuan maupun laki2 tapi tidak berakal).
Catatan bahwa isim isyarah di atas menunjukan jauh dekatnya dan jenisnya objek, sementara kata kaaf (ك) pada isim isyarah menunjukkan banyaknya atau keadaan yang diajak bicara atau mukhatab. Sebagai contoh dzaalika (ذٰلِكَ), tilka (تِلْكَ), dzaalikuma (ذٰلِكُمَا), tilkumaa (تلكما), dzaalikum (ذالكم), tilkum (تلكم), dzaaliki (ذالكِ), tilki (تلكِ) dan seterusnya.
Jadi kata dzaalika (ذٰلِكَ) pada ayat ke-52 surat Al-Baqarah ini adalah isim isyarat atau kata tunjuk jarak jauh untuk jenis mufrad mudzakkar (laki2 tunggal) dengan mukhattab atau diajak bicara adalah kamu laki2 tunggal atau mufrad mudzakkar. Kata dzaalika (ذٰلِكَ) menempati posisi isim majrur karena merupakan mudhaf ilaihi dalam rangkaian kata majemuk tidak sempurna (idhafah) dengan kata ba’di (بَعْدِ) sebelumnya sebagai mudhaf. Kata dzaalika (ذٰلِكَ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 280 kali, sedangkan asal kata dzaalik (ذٰلِك) dengan semua kemungkinan awalan, akhiran dan/atau i’rab terdapat sebanyak 480 kali.
1.0. Indek = Q002052006
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 52
1.3. No kalimat = 6
2.0. Qur'anic = ذٰلِكَ
2.1. Tarjamah = demikian itu
2.2. Jenis kalimat = إسم
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ذٰلِك
6.1. Tarjamah = itu
6.2. Jenis kalimat = إسم
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalamu
References:
- http://www.almaany.com/quran/2/52/6/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=52&token=1
- http://tanzil.net/#search/quran/ذلك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar