Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
بسمِ اللهِ الرّحمٰنِ الرّحيمِ
وإذْ قلتمْ يٰموسَىٰ لن نّؤمنَ لكَ حتَّىٰ نرَى ٱللّهَ جهرةً فأخذتْكمُ ٱلصّٰعقةُ وأنتمْ تنظرونَ (QS 2:55)
ثمّ بعثنَاكم مّن بعدِ موتِكمْ لعلّكمْ تشكرونَ
(QS 2:56)
Alhamdulillahi wasyukurillahi 'alaa ni'matillahi. Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala nikhmat, baik nikhmat iman, nikhmat Islam dan nikhmat kelezatan dunia yang Allah berikan pada kita. Salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad SAW dan keluarga Beliau, kepada para Sahabat RA, para Tabi'in, Tabiut Tabiahum dan kepada semua ummat Islam dimanapun berada sepanjang zaman. Semoga kita semua dapat senantiasa istiqamah menegakkan ajaran Islam sampai akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabb al'aalamiin.
Ayat ke-56 surat Al-Baqarah ini terdiri dari beberapa bagian kalimat sebagai berikut:
- Setelah itu Kami bangkitkan kamu = ثمّ بعثنَاكم
- sesudah kamu mati, = مّن بعدِ موتِكمْ
- supaya kamu bersyukur. = لعلّكمْ تشكرونَ
Jika Allah menghendaki atau insya Allah (إن شاء الله atau kalau dilatenkan "in syaa-a Allaah"), pada hari ini kita akan membahas kata ke-1 atau kata pertama pada ayat ke-56 surat Al-Baqarah, yaitu kata tsumma (ثُمَّ) = kemudian atau setelah itu.
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
- Satuan bunyi yang disebut huruf atau abjad.
- Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat = الْكَلِمَة)
- Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut kalimat (dalam bahasa Arab disebut kalam = الْكَلَامْ atau jumlah = الْجُمْلَة).
Dalam tata bahasa Arab, kalimat atau kata dibagi ke dalam tiga golongan besar:
- ISIM ( اِسْم ) atau atau kata benda, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikat dengan waktu.
- FI'IL ( فِعْل ) atau kata kerja, yaitu kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
- HARF ( حَرْف ) atau kata tugas, yaitu kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma'any (tergantung kebiasaan orang Arab).
Huruf adalah semua kata yang tidak mempunyai makna kecuali ketika bersama yang lainnya. Huruf dalam bahasa arab jumlahnya sedikit, tidak lebih dari 80 dan semuanya mabni.
Huruf bisa juga dibagi atau dikelompokan berdasarkan letaknya dalam kalimat dan pengaruhnya kepada kata-kata setelahnya dengan pembagian sebagai berikut:
- Huruf yang masuk ke isim
- Huruf jarr, yaitu huruf yang memajrurkan isim setelahnya dan isim setelahnya majrur dengan tanda jar.
- Huruf inna dan saudaranya, yaitu huruf yang masuk ke mubtada’ dan khabar kemudian menashabkan mubtada’ dan dinamakan isimnya (contoh: isim inna) dan merafa’kan khabar dan dinamakan khabarnya (khabar inna).
- Huruf nida’, yaitu huruf yang datang sebelum munada. Isim setelahnya manshub apabila mudhaf atau menyerupai mudhaf atau nakirah ghairu maqshudah.
- Huruf istitsna illaa (إِلَّا). Isim setelah illaa (إِلَّا) manshub. Boleh mengikuti mustatsna minhu atau manshub apabila kalimatnya tam manfi. Dii’rab sesuai kedudukannya apabila kalimatnya manfi dan mustatsna minhu tidak disebutkan.
- Waau ma’iyah, yaitu waau yang bermakna (مع) yang menunjukkan kepada kebersamaan. Isim setelahnya manshub sebagai maf’ul ma’ah.
- Laam ibtida’. Lam ibtida’ berada di awal kalimat dan tidak ada pengaruhnya kepada i’rab isim setelahnya.
- Huruf yang masuk ke fi’il
- Huruf nashab, yaitu huruf yang menashabkan fi’il mudhari’, fi’il mudhari’ setelahnya manshub dengan fathah atau manshub dengan hadzfun nun apabila termasuk af’al khamsah.
- Huruf jazm, yaitu huruf yang menjazmkan fi’il mudhari’. Fi’il mudhari’ setelahnya majzum dengan sukun atau dengan hadzfun nun (apabila termasuk af’al khamsah) atau dengan menghilangkan huruf ‘illah (apabila fi’il mu’tal akhir). Catatan, perlu diketahui bahwa huruf in (إِنْ) menjazmkan dua fi’il.
- Huruf maa (مَا) dan laa (لَا). Keduanya adalah huruf nafi. Biasanya maa (مَا) masuk ke fi’il madhi dan laa (لَا) masuk ke fi’il mudhari’ tanpa adanya pengaruh kepada i’rab fi’il setelahnya.
- Huruf qad (قَدْ), yaitu huruf yang memberi faidah taukid apabila masuk ke fi’il madhi dan taqlil apabila masuk ke fi’il mudhari’ tanpa ada pengaruh kepada i’rab fi’il setelahnya.
- Huruf Siin (س) dan saufa (سَوْفَ). Kedua huruf ini masuk kepada fi’il mudhari’. Siin (س) memberi faidah mustaqbal qarib (masa yang akan datang dalam waktu dekat) dan saufa (سَوْفَ) memberi faidah mustaqbal ba’id (masa yang akan datang dalam waktu jauh). Keduanya tidak mempunyai pengaruh kepada i’rab fi’il setelahnya.
- Huruf yang masuk ke isim dan fi’il.
- Huruf ‘athaf, yaitu huruf yang menjadi perantara antara dua isim atau dua fi’il 9 dan hukum i’rab isim atau fi’il setelahnya sama dengan i’rab isim atau fi’il sebelumnya.
- Huruf Hamzah (ء) dan hal (هَل). Dua huruf ini termasuk perangkat istifham. Keduanya berada pada awal kalimat sebelum isim atau sebelum fi’il dan tidak ada pengaruhnya pada i’rab isim dan fi’il setelahnya.
- Huruf haal waau (و), adalah huruf yang mengikat antara shahibul haal dengan kalimat haal, sama saja apakah kalimatnya ismiyah atau fi’liyah (kecuali jumlah fi’liyah yang diawali oleh fi’il mudhari’ mutsbat, maka waau haal (و) tidak masuk ke kalimat tersebut). Kalimat yang setelah waau haal (و) pada posisi nashab, haal.
- Huruf laam qasam (ل). Huruf yang masuk ke jawab qasam, sama saja apakah jumlah ismiyah atau fi’liyah (kecuali jawab qasam yang manfi).
Sebelumnya sudah kita bahas bahwa huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:
- Wa (وَ) = dan, yang digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (مُطْلَقُ الْجَمْعِ).
- Fa (فَ) = maka, yang digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda (اَلتَّرْتِيْبُ مَعَ التَّعْقِيْبِ).
- Tsumma (ثُمَّ) = kemudian, yang digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan disertai adanya jeda (اَلتَّرْتَيْبُ مَعَ التَّرَاخِي).
- Au (أَوْ) = atau, yang digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk menunjukkan sebuah pilihan atau untuk mengungkapkan keragu-raguan.
- Am (أَمْ) = ataukah, yang digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut suatu kejelasan. Huruf ini biasanya terletak setelah huruf istifham “a” (ا).
Jadi huruf tsumma (ثُمَّ) pada ayat ke-56 surat Al-Baqarah ini adalah huruf athaf yang digunakan untuk menggabungkan dua kata/kalimat atau lebih secara berurutan dengan disertai adanya jeda. Huruf tsumma (ثُمَّ) di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 338 kali.
1.0. Indek = Q002056001
1.1. No surat = 2
1.2. No ayat = 56
1.3. No kalimat = 1
2.0. Qur'anic = ثُمَّ
2.1. Tarjamah = kemudian
2.2. Jenis kalimat = حرف
3.0. Awalan1 =
3.1. Tarjamah =
3.2. Jenis kalimat =
3.3. Awalan2 =
3.6. Awalan3 =
4.0. Sisipan1 =
4.3. Sisipan2 =
5.0. Akhiran1 =
5.1. Tarjamah =
5.2. Jenis kalimat =
5.3. Akhiran2 =
5.6. Akhiran3 =
6.0. Asal kalimat = ثُمَّ
6.1. Tarjamah = kemudian
6.2. Jenis kalimat = هرف
7.0. Akar kalimat =
7.1. Tarjamah =
7.2. Jenis kalimat =
الحمدُ للّـهِ ربِّ العٰلمِينَ
Maha suci Engkau yaa Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. Saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu yaa Allah.
Semoga bermamfa'at, wallahu a'lamu bish-shawaabi.
Wassalamu
References:
- http://www.almaany.com/quran/2/56/1/
- http://corpus.quran.com/treebank.jsp?chapter=2&verse=56&token=1
- http://tanzil.net/#search/quran/ثمَّ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar